04 || Pemakaman

48 8 0
                                    

"Welcome to the dark story!"

"Papa, Mama kenapa?" tanya Edwin setelah melepas pelukannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Papa, Mama kenapa?" tanya Edwin setelah melepas pelukannya.

"Sayang, kamu yang tabah ya, Nak." Edwin menatap Elias, apa maksud dari papanya mengatakan hal tersebut.

"Maksud Papa?"

"Mama kamu ... meninggal," ungkap Elias, tepat di hadapan Edwin.

Edwin langsung terdiam, anak itu menggelengkan kepala dengan cepat, air matanya mengalir deras membasahi pipi.

"Meninggal? Papa bohong kan? BOHONG KAN? NGGAK MUNGKIN MAMA MENINGGAL! NGGAK MUNGKIN! ENGGAK! NGGAK MAU! AKU MAU MAMA, PA! MAU MAMA!" pecah sudah semua emosi Edwin, anak itu meraung-raung bersama dengan rasa sedih yang sangat dalam.

Elias kembali memeluk Edwin, pria tersebut ikut menangis melihat anaknya. Gara, Mora dan Bagas memalingkan wajah, berusaha menahan rasa sedih yang mereka rasakan.

Tak lama, seorang perawat laki-laki datang menghampiri mereka. "Permisi, dengan keluarga Nyonya Aney?" tanya perawat.

"Benar," jawab Gara.

"Kapan Nyonya akan dimakamkan?"

"Tuan, bagaimana?" Gara menoleh ke arah Elias.

Elias mengusap air matanya dan berkata, "Makamkan besok, jangan ada media yang datang. Cukup undang beberapa orang sebagai saksi di pemakaman Aney."

"Sudah dengar?" Perawat menganggukkan kepala setelah mendengar penjelasan Elias.

"Baik, jenazah akan dibawa besok pagi oleh pihak rumah sakit. Saat ini sudah bisa ditinggal dulu, karena, kami akan melakukan beberapa tindakan sebelum jenazah dipulangkan. Terima kasih," jelas perawat.

"Baik," sahut Elias. Perawat pun meninggalkan mereka berlima. Benar-benar rasa syok yang berat saat mengetahui istrinya pergi karena dirinya.

Kalau saja dia dapat menelepon bawahan lebih awal, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini. Namun, situasi juga tidak mendukung untuk melakukan hal itu.

Keesokan harinya, tepat pukul 09:00 pagi, jenazah Aney datang. Belasan mobil pengawal mengikuti ambulance dari belakang untuk memastikan keamanan jenazah.

Beberapa perwakilan cabang Sandra Mafia hadir untuk melayat. Pemakaman dipenuhi oleh ratusan orang dengan pakaian serba hitam.

Setelah siap, pemakaman pun dimulai. Semua menyaksikan bagaimana tangis pilu Edwin terdengar, wajah datar nan dingin Elias tunjukkan untuk menutupi kesedihannya di depan para bawahan.

Setelah selesai memakamkan Aney, mereka semua mulai berdoa yang dipimpin oleh Elias. "Baik, terima kasih atas kehadiran kalian hari ini tepatnya di pemakaman istri saya. Dengan ini, saya pimpin doa bersama, tolong doakan istri saya mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan, sebagai seorang istri atau seorang ibu. Menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai!"

Mereka yang ada disana mulai memejamkan mata dan menundukkan kepala, mendoakan Aney dengan segala hal baik yang diucapkan.

Setelah doa selesai, mereka satu per satu mulai berbelasungkawa pada Elias dan Edwin. Selesai itu, mereka bubar dan meninggalkan pemakaman.

"Ayo Edwin, kita pulang," ujar Elias, meraih tangan kecil Edwin untuk digenggam. Namun, anak itu menolak dan memilih berdiri di samping makam mamanya.

Tatapannya lagi dan lagi kosong, tangannya mengepal, napasnya memburu. Seakan sebuah dendam mulai terbentuk akibat kepergian mamanya.

"Mama, ingat janji aku ini. Aku akan berlatih dengan keras, kalau aku sudah kuat melebihi Papa, aku akan balas dendam atas kematian Mama. Siapa pun dia, mau sekuat apa pun dia, dendam tetaplah dendam. Tunggu aku, Ma, aku akan berusaha sekuat tenaga demi Mama. Aku izin pergi, setiap bulan aku bakal jenguk Mama," lirih Edwin dengan tatapan dingin.

"Edwin, are you okey?" tanya Elias.

"I'm not fine, but, it's okey. Lebih baik kita pulang, udah mulai mendung." Ajak Edwin, mulai menggandeng tangan papanya lalu berjalan menuju mobil.

" Ajak Edwin, mulai menggandeng tangan papanya lalu berjalan menuju mobil

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Two Face About Me [Slow Up]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora