29I Cinta Puella

249 28 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ugh.

Sinar mata Puella perlahan sirna, ia tidak bisa menarik oksigen baik dari mulut maupun hidung, yang bisa ia nikmati adalah rasa sakit dari dada kiri yang ditembus oleh tangan Lucifer walau begitu yang ia tangisi bukanlah kematiannya melainkan perbuatannya pada Lucifer.

Puella memuntahkan darah dari mulut, bersikeras menggerakkan tangan, jemari-jemari Puella bergerak menyentuh wajah Lucifer yang masih menampilkan raut keras, ujung pedang itu jelas mengenai jantung Lucifer namun tidak mampu terbenam lebih dalam sehingga hanya meninggalkan bekas yang seolah membakar jantungnya setiap kali berdetak.

"Manusia sial-" sebelum menyelesaikan makian, sepasang mata Lucifer melebar sempurna seiring kilatan aneh menari-nari di mata ketika telunjuk puella menyentuh dahinya sebelum tubuh gadis itu berubah pucat dan dingin, tergantung lemah di tangannya yang masih bersemayam di dada kiri gadis itu.

Lucifer tergugu, jantungnya seolah tersengat sesuatu ketika menyadari bahwa gadis itu telah tewas lalu tidak lama sebuah cahaya terhampar dari tubuh Puella, menyuguhkan partikel-partikel cahaya sebesar kunang-kunang, partikel itu mengudara bagai salju di sela-sela bulir hujan yang masih berjatuhan.

Lucifer terkesima, lantas salah satu partikel mendekatinya. Partikel itu berbeda dari partikel lainnya.

Akh! Lucifer tersentak sesaat partikel tadi melesak masuk ke dalam tubuhnya.

Cahaya. Dari alam bawah sadar yang gelap gulita Lucifer mendapati cahaya kecil di atas satu-satunya mata yang belum digerogoti energi jahat. Cahaya itu berkelip-kelip lucu, lantas mendarat tepat di dada kiri Lucifer yang terbungkus energi jahat. Perlahan cahaya itu semakin besar, meraup energi jahat di seluruh tubuh Lucifer.

"Semoga keluarga dan saudari-saudariku diberkati lalu Lucifer menjadi seperti bunga aster putih yang sangat indah."

" .... semoga Lucifer lepas dari kegelapan dan hidup di padang bunga aster putih."

"Ya, aku akan mencintai Lucifer."

"Aku sayang Lucifer, iblis yang mengharapkan kedamaian bagi manusia!"

"Iya, ini rumah baruku. Apa Lucifer mau menginap dan merayakan pesta kecil bersamaku?"

"Aku ingin lebih mengenal Diabolus agar tidak terlalu jauh di belakang Lucifer, aku ingin mengetahui segala hal di sekitar Lucifer, apapun itu."

"Aku bisa terbang, Lucifer! Lihat!"

"Aku selalu ingin kau jadi seperti aster, aku ingin menjadi cahaya dalam kegelapan yang mengurungmu, membawamu kembali menjadi bintang fajar. Aku bersungguh-sungguh dengan semua perasaan yang kumiliki untukmu, Lucifer. Aku sungguh mengharapkan cintamu, aku ingin doa-doaku terjawab agar aku bisa melihatmu berdiri di balik cahaya bukan meringkuk dalam kegelapan!"

Ingatan-ingatan tentang gadis manusia dari kecil hingga beranjak dewasa mendesak masuk, mengoyak setiap pikiran buruknya akan rasa lapar yang jahat.

"Aku akan menuntunmu, sudah waktunya kamu keluar dari sini, Lucifer. Ah, tidak, seharusnya Luciel. Benar, kan?

Cahaya kecil berubah jadi seorang gadis, wajahnya diselubungi cahaya. Lucifer pun tidak lagi merasakan energi jahat mengekangnya, itu telah raib entah kemana dan sekarang ia membiarkan gadis itu menggenggam tangannya, membawanya ke sebuah lorong lengang yang mulai memancarkan cahaya di ujungnya.

"Kita sudah sampai. Kuharap kamu tidak kembali lagi ke dalam sana, Luciel."

Gadis tadi hilang bagai tersapu angin dan Lucifer telah menguasai dirinya, kesadarannya kembali namun ketika mata terbuka, air matanya luruh deras, lidahnya terasa kelu dan akhirnya yang bisa keluar dari mulutnya hanya teriakan-teriakan yang terdengar pilu.

Luciel: Blooms Repeatedly✔️Where stories live. Discover now