15| Tawaran untuk Puella

326 78 15
                                    

SELAMAT MEMBACA

Puella berada di hutan tempat awal dirinya berpijak pada Diabolus. Mata berpendar untuk mencari jalan keluar dari dunia ini, tapi tidak ada apapun setelah setengah jam mondar-mandir sampai akhirnya Puella tampak putus asa dan mendekap erat bandul kalung pemberian mendiang Vitary, berharap malaikat yang waktu itu membawanya ke Diabolus menjemput.

Tak lama, sebersit cahaya muncul dan perlahan membentuk postur tubuh, menampilkan sosok Mareia yang mengudara di atasnya. Mareia mengulurkan kedua tangan pada Puella yang mendongak, menatapnya penuh keterkejutan.

"Terima kasih," Puella lantas menyambut uluran tangan tersebut kemudian tubuhnya perlahan memudar dari sana, lenyap bagai ditelan bumi.

Sementara itu, Lucifer tampak kewalahan mencari Puella di seluruh sudut kastel sampai-sampai mengintrogasi setiap penghuni yang dilewati.

"Kokitas!"

Kokitas yang menjaga lantai tiga terkejut sampai menjatuhkan buku bertajuk 'Menjadi Idaman Para Wanita Dalam Sekejap' yang dihadiahkan Areil untuknya karena merasa kasihan pada sosok Kokitas yang tak kunjung dilirik wanita.

"Y-Ya, Satan?!" Kokitas berdiri tegap sambil menendang buku tersebut sampai ke bawah ranjang.

"Cari Puella," perintah Lucifer kemudian hilang dalam sekejap.

Kokitas mengangguk kemudian membuka lebar jendela besar di kamar, melompat bersamaan tubuh beralih menjadi naga, membentangkan sayap untuk mencari dimana Puella berada.

Kokitas mendengus karena tak kunjung menangkap Puella melalui pandangan sampai akhirnya aura aneh terasa di hutan, tempat dimana setahu Kokitas adalah pertemuan Lucifer dan Puella.

"Malaikat?" Dahi Kokitas mengerut sesaat mendarat, mendapati aura dari partikel cahaya Mareia yang sengaja ditinggalkan.

Tanpa buang waktu Kokitas lantas kembali ke Kastel dan memberi tahu Lucifer tentang aura malaikat yang tertinggal di hutan kemudian mengaitkannya dengan Puella yang hilang. Dalam sekejap, Diabolus ditelan kegelapan, cahaya matahari raib.

"Padahal baru sebentar kubuka, tapi mereka sudah berulah." Lucifer menggebrak lengan singgasana dengan murka.

"Aku akan ke dunia manusia, jadi jaga Diabolus, Lucear." Lucifer memerintah.

"Ya, Satan."

***
Naitle, Sluin

Malam telah merayap, menelan Naitle dalam sedikit kegelapan terselimut dingin. Jika di Diabolus pagi maka, di dunia manusia adalah malam dan sekarang, Puella telah berdiri di depan pintu rumah.

Sambil meraih kenop pintu, Puella memberi sedikit gerakan, mendorong pintu perlahan. Hal pertama yang Puella dapatkan adalah Saires duduk di sofa sambil menunduk dalam di bawah cahaya remang.

"Saires ..." Puella memanggil pelan.

Saires angkat kepala, menoleh pada bibir pintu. Untuk sesaat napas Saires tercekat, mata pun berkaca-kaca. Saires berlari lalu mendekap Puella erat-erat.

"Kemana saja? Aku sangat mengkhawatirkanmu," lirih Saires.

Puella jadi merasa bersalah, hatinya kian berat sampai akhirnya membalas dekapan Saires. Puella berpikir seharusnya ia tidak egois dengan hanya memikirkan Lucifer padahal keberadaannya membuat Saires begitu bergantung, bisa dibilang, jika Puella menghilang di dunia ini, Saires adalah orang paling terpukul.

"Kemana? Kau pergi kemana?" Saires melepas pelukan, mendesak pertanyaan.

Puella menghindari tatapan Saires lalu menjawab pelan, "Nkrink."

Luciel: Blooms Repeatedly✔️Where stories live. Discover now