23| Sosok angkuh yang menyesal

409 60 11
                                    

SELAMAT MEMBACA

"Tidak ada kerakusan atau ketamakan dalam dirimu, tapi aku yakin jiwamu bisa mengenyangkan rasa lapar yang tak ada habisnya ini." Iblis itu menyeringai lebar setelah menampakkan sosok secara jelas di hadapan Puella yang sudah ketakutan setengah mati, Beelzebub.

Tungkai Puella melemas, rasa takut seolah menggerogoti hingga ujung kaki terlebih kala Beelzebub telah meraih kerah kemejanya, ditarik ke atas hingga tak lagi berpijak.

Puella mengeluarkan air mata, seandainya dia memiliki sedikit saja kekuatan maka ini tidak begitu sulit. Saat cengkaman makin tinggi, wajah Lucifer terlintas dalam benaknya.

"Luc—hmph!"

Baru hendak menyebut nama Lucifer, sihir kebisuan sudah dilempar oleh Beelzebub padanya. Pandangan Puella mendadak redup karena mengingat perkataan Lucifer yang mengatakan semua akan lebih baik jika dia mati jadi jika memanggil Lucifer pun, apa dirinya akan diselamatkan? Puella berpikir demikian walau begitu dia tidak mau mati begitu saja di tangan iblis.

"Ukh!"

Puella sulit bernapas dan mulai memberontak dengan menendang wajah Beelzebub hingga cengkaman pada kerah kemeja terlepas.

Beelzebub menyeka pipi yang jadi kotor akibat tendangan Puella. Melihat Puella hendak keluar rumah, Beelzebub bertepuk tangan dua kali dan secara serempak lokasi mereka telah berganti.

Di ujung tebing batu yang sangat curam dengan air laut berdebur lantang di bawahnya. Puella bergidik ngeri, sekujur tubuh merinding mendapati Beelzebub telah meraih kembali kerah kemejanya lantas membawanya ke ujung tebing batu.

"Jika aku memakan jiwamu, mungkin Sang Satan akan tahu lebih cepat. Hmm ... kalau begitu lebih baik kau sekarat perlahan saja."

"Mph! Ukh!" Puella memberontak dan berusaha melepaskan diri walau tahu jika dilepas akan jatuh ke dasar laut.

"Pelindungmu itu tidak akan muncul. Sekarang, bahkan saat kau mati, jasadmu tidak akan ditemukan karena hawa keberadaanmu telah kuhapus. Sekarang ... ucapkan selamat tinggal pada kehidupan ini." Beelzebub terkikik lantas melepaskan cengkaman, membiarkan tubuh Puella jatuh untuk menghantam dingin air laut.

***

"Luc—"

Mata Lucifer segera terbuka. Sepintas walau terdengar lemah, Lucifer menangkap panggilan Puella yang terputus.

Lucifer jadi gelisah, tapi tidak mungkin hal buruk terjadi pada Puella karena mereka baru saja bertemu hanya untuk bertengkar ringan. Selain itu, Lucifer meyakinkan diri bahwa Puella baik-baik saja.

"Tapi ... kenapa aku tidak merasakan keberadaannya sama sekali?"

Lucifer segera duduk dari pembaringannya. Sesaat panggilan tadi terputus, Lucifer tak lagi merasakan hawa keberadaan Puella.

"Maaf menganggu waktu istirahat anda, Sang Satan. Saya dan Veela sudah mengetahui keberadaan Areil." Lucear datang.

Sejak dirinya bertarung untuk kedua kali dengan Saires, perintah untuk mencari keberadaan Areil sudah diturunkan pada Lucear dan Veela dan ternyata hasilnya datang di saat seperti ini.

Luciel: Blooms Repeatedly✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz