28I Lucifer dan Puella

207 25 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

Setelahnya, tidak ada jeda lagi. Serangan demi serangan mereka beradu sengit, Lucifer tidak lagi menghindar walau terluka oleh pedang Saires, namun agaknya Saires telah kelelahan. Napas pria itu berat seiring pandangan semakin sayu lalu dalam sekejap pria itu terpelanting dan ambruk di atas setumpuk jasad.

Darah bersimbur dari mulut Saires, ketika pandangan turun ke perut, ia mendapati lubang besar disana, Lucifer berhasil memberikan luka fatal.

"Sial..."

Saires berujar parau, pandangannya kian menipis walau begitu dia bisa melihat Lucifer telah berdiri di sampingnya sambil meletakkan satu kaki di tengah dadanya.

"Haha ... ukh!" Saires tertawa pendek sebelum tersedak oleh darah meski begitu masih sanggup berbicara, "Aku ternyata hampir membunuhmu, ya."

Lucifer mengeraskan rahang, mengikuti arah pandang Saires pada dada kirinya yang menganga lebar, memperlihatkan sedikit daging kemerahan yang berdetak, itu jantungnya. Jika pedang suci itu sedikit lebih dalam terbenam, Lucifer yakin dia akan mati. Kendati demikian, sekujur tubuhnya benar-benar mendapat banyak luka serius meski tidak lebih buruk dari pada Saires.

"Matilah."

Lucifer berujar dingin, matanya seolah menatap jauh ke dalam jiwa Saires, menusuk tulang terdalam  pria itu dan detik berikutnya ia menekan kaki di dada kiri Saires dengan sangat kuat. Meski rasa sakit luar biasa siap melumat seluruh tubuhnya, Saires masih sempat mengulas senyum, ia menyentuh kaki Lucifer dengan kedua tangannya yang masih menyisakan tenaga.

"Jika berhasil membunuhmu, aku akan menjadi yang terkuat di alam semesta ini, tapi aku tahu itu mustahil. Makanya, aku mempelajari teknik terkutuk itu selama belasan tahun hanya untuk saat ini."

"Apa?" Lucifer mengerutkan dahi mendengar ocehan terakhir Saires.

Saires tidak berkata lagi, tapi tiba-tiba sebuah energi gelap menyerupai sulur-sulur menggeliat keluar dari dalam tubuhnya seiring  mulut terus berkomat kamit membaca sesuatu dalam bahasa aneh. Perlahan sulur-sulur itu merayap ke tangan Saires dan menyambung ke kaki Lucifer.

Lucifer merasakan hal berbahaya dari sulur itu, ia berusaha menarik kakinya namun tenaga Saires begitu kuat, seolah itu tenaga yang memang di simpan untuk saat ini.

"Sialan!"

Lucifer berteriak lalu mengalirkan tenaga pada kaki, menginjak Saires hingga tubuh pria itu tercerai berai menjadi gumpalan daging kecil tak berbentuk. Napas Lucifer memburu, dadanya naik turun cepat, berpikir bahwa semuanya sudah usai, tatapan Kokitas dan Lucear padanya membuat Lucifer mematung.

"Sang Satan!"

Teriak Lucear dan Kokitas sesaat sulur-sulur gelap tadi membentuk postur tubuh serupa Saires, memeluk Lucifer dari belakang dan berbisik. "Inilah kekuatanku yang sebenarnya, Sang Satan," desis sosok kegelapan yang terbentuk dari jiwa Saires.

Jiwa gelap Saires langsung merasuki raga Lucifer, membuat pemilik tubuh terhuyung-huyung sebelum jatuh bersimpuh di tanah sambil menyentuh dada, meraung-raung seolah seseorang mengoyak dagingnya dari dalam.

Lucear berkelebat, menyentuh erat sepasang bahu Lucifer yang bergetar hebat. "Satan! Sadarlah!"

Lucifer bergeming, kedua tangan luruh serentak wajah menghadap langit, kedua matanya merah sepenuhnya dan detik berikutnya, tangan yang telah diselimuti energi kegelapan bergerak tegas di depan Lucear, memberi luka garis horizontal di dada. Lucear meringis dan segera menjauh, tuannya telah hilang kendali terhadap diri sendiri.

Raga Lucifer mulai bergerak, membantai siapa pun yang tertangkap oleh pandangan, tidak peduli itu sekutu maupun musuh, ia menerjang semuanya sementara di sisi lain, jiwa Lucifer bertemu dengan jiwa Saires yang menyelinap tanpa izin dalam raganya. Di alam bawah sadar terdalam Lucifer, Saires menemukan dirinya berhasil masuk namun jiwa Lucifer masih ada disana, berhadapan dengannya di dimensi aneh yang sepenuhnya di lingkup kegelapan, mereka beradu pandang dalam kegelapan.

Luciel: Blooms Repeatedly✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang