24| Kekuatan Malaikat

239 38 4
                                    

SELAMAT MEMBACA


Baju basah kuyup, tubuh pucat tak sadarkan diri serta bibir beku tampak kebiruan. Lucifer mengusap wajah frustasi melihat kondisi Puella yang sudah di bawa ke daratan.

Lucifer memeriksa napas Puella. Deru napasnya terdengar lemah jadi buru-buru Lucifer menjepit hidung Puella, merapatkan bibir lalu mendekatkannya di mulut gadis tersebut.

Perlahan Lucifer menarik napas sebelum meniupkan secara perlahan ke dalam rongga mulut Puella selama dua detik, hal itu dilakukannya sebanyak lima kali, tetapi Puella tak menunjukkan reaksi.

Lucifer cukup cemas lalu langkah lainnya adalah melakukan penekanan pada dada tengah Puella namun tak ada reaksi juga.

"Sial, aku harus menggunakannya."

Lucifer lantas merunduk, menyatukan dahi mereka untuk beberapa detik sebelum cahaya kebiruan muncul dari dahi Lucifer dan terkirim untuk merasuki tubuh Puella.

Itu adalah kekuatan penyembuh, kekuatan yang hanya diberkati untuk para malaikat dan Lucifer tidak pernah menggunakannya sejak diusir dari surga.

Tidak lagi menggunakan kekuatan malaikat merupakan bentuk harga diri Lucifer, namun sekarang harga dirinya sudah dipertaruhkan. Sejak diusir, Lucifer mencari kekuatan di dunia manusia serta dunia bawah melalui segala emosi buruk, merebut kekuatan musuh dan sebagainya.

"Rasanya sedikit lebih hangat, air sudah tidak memenuhi otakku." Puella melirik Lucifer yang menggenggam sebelah tangannya.

Kecemasan menguap dan hilang bersama angin sesaat Puella telah membuka mata. Lucifer tersenyum hangat dan membawa Puella dalam dekapan yang erat.

"Kupikir aku sudah terlambat."

Puella sempat berpikir bahwa sebenarnya sedang berhalusinasi namun kehangatan yang terasa nyata membuat Puella langsung membalas pelukan Lucifer. Gadis berambut keemasan tersebut lantas menangis tanpa mempedulikan tangan yang terlalu meremas punggung Lucifer.

"Terima kasih, Luci—"

Puella langsung terjatuh dalam kondisi tak sadarkan diri. Lucifer panik sejenak sebelum tahu bahwa ternyata Puella terlalu lelah untuk mengumpulkan kesadaran jadi ia membawa Puella pergi ke Diabolus, di kastelnya.

Sesaat sampai di kastel, semua perhatian jatuh pada Lucifer yang membopong Puella lalu di sisi lain Lucear telah membawa kembali Areil di sisinya walau tatapan Areil yang semua selalu berbinar seolah meredup.

"Bagaimana kondisinya?" Lucifer yang bertemu Lucear di persimpangan menuju kamar, melirik Areil yang berdiri kaku seperti boneka.

"Sangat buruk, Sang Satan. Kemungkinan Areil disiksa tanpa henti dan keji sehingga mental juga aliran kekuatannya menjadi lumpuh."

Lucear melirik Puella yang tampak lemah dalam gendongan. Sedikit cemas karena Lucifer menghabiskan terlalu banyak waktu, Lucear meminta Lucifer untuk membawa Puella lebih dulu.

Sekarang, Puella telah berganti pakaian dan terbaring di kasur. Lucifer duduk di kursi yang menempel dekat sisi kasur. Jemari besar pria tersebut tidak henti mengusap puncak kepala Puella.

"Lucifer."

Bibir Puella bergerak, Lucifer lantas meninggalkan kursi dan duduk di sisi tubuh Puella, menggenggam tangan kanan Puella yang terasa sangat dingin.

Luciel: Blooms Repeatedly✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя