XXV. THE CAFETERIA

399 23 4
                                    

[TYPO BERTEBARAN - HAPPY READING]
[VOTE - COMMENT - SHARE]

----- Ω Ω Ω -----


Dua hari kemudian...

"Kara."

Karamel menghentikan pergerakannya yang ingin memasukkan sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya. Ia mendongak dan mendapati Alisha tengah berdiri di depannya dengan nampan yang berisi semangkok bakso dan segelas es teh manis diatasnya.

"Gue boleh gabung?" tanya Alisha menatap kursi kosong di seberang Karamel.

Karamel mengangguk pelan. "Boleh," katanya.

Alisha pun duduk di depan Karamel.

Suasana kantin di jam istirahat ini begitu padat dan riuh. Beberapa siswa siswi tampak berebutan tempat makan, saling menerobos antrian, bergosip, pacaran, bahkan ada yang pulang tanpa membayar makanannya. Betapa nakalnya mereka semua.

Alisha berhenti makan dan menatap Karamel. "Lo udah mendingan?" tanya Alisha.

Karamel mengangguk. "Hm, udah."

Kemarin lusa, Karamel membatalkan janjiannya dengan Alisha karena ia tiba-tiba demam. Karamel menebak mungkin ia kecapekan juga banyak pikiran, setelah ia begadang sampai subuh akibat pembicaraan panjang dengan ketiga cowok itu.

"Bagus, deh." Alisha kembali melanjutkan kegiatannya.

Tidak jauh dari tempat Karamel dan Alisha, ada Iden dan Athalia yang duduk saling berhadapan. Mereka berdua tampak lahap memakan nasi goreng yang mereka beli dan sesekali menyeruput minumannya.

Tiba-tiba, Yuna ikut bergabung dan duduk diantara mereka sambil menaruh makanannya di atas meja. Kelakuan gadis itu sukses membuat Iden dan Athalia terkejut dan berhenti mengunyah.

Iden menelan kasar makanannya. "Lo ngapain disini?" ujar Iden sewot.

"Makan," jawab Yuna singkat. Gadis itu mulai memakan makanannya.

Athalia menaruh pelan sendoknya di atas piring. "Aku udah kenyang," sahutnya seraya menatap Iden dengan sendu.

"Makanan Lo masih banyak, Lia," ucap Iden melihat di piring Athalia masih ada setengah nasi goreng di sana.

Yuna menghentikan pergerakannya yang ingin memasukkan sepotong bakso ke dalam mulutnya. Sejak kapan Iden punya panggilan kesayangan ke Athalia? Yuna benar-benar tidak suka panggilan itu.

"Tapi." Athalia menggantung ucapannya sambil melirik ke arah Yuna.

Yuna berdecak kesal dan menaruh garpunya ke dalam mangkuk dengan kasar. "Kenapa? Lo nggak suka gue duduk di sini?" sentak Yuna dengan sinis. Ia semakin benci dengan Athalia.

Alih-alih membalas perkataan Yuna, Athalia menatap Iden dengan wajah melas. "Aku udah kenyang." Ia kembali mengulang perkataannya beberapa detik yang lalu. Berharap Iden tau maksudnya, jika ia tidak suka kehadiran Yuna di sini.

Iden membuang napas gusar kemudian menatap sekelilingnya. Setelah itu, Iden berdiri dan meraih tangan Yuna. "Ikut gue." Iden menarik paksa tangan Yuna untuk mengikutinya.

"Iden, Lo mau bawa gue kemana!?" pekik Yuna dan berusaha melepaskan tangan Iden dari lengannya.

Iden tidak menjawab dan terus menarik Yuna dengan paksa. Yuna hanya bisa meringis pelan menahan sakit karena Iden mencengkram lengannya begitu kuat.

Iden berhenti di salah satu tempat yang kosong lalu melepaskan genggamannya dengan kasar. "Lo duduk di sini. Jangan di tempat gue." Setelah mengatakan itu, Iden berlalu meninggalkan Yuna dengan langkah tergesa-gesa.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Where stories live. Discover now