XIII. MYSTERIOUS MAN

810 67 5
                                    

(ㆁωㆁ)(ㆁωㆁ)(ㆁωㆁ)

Kalo ada yang typo, segera tandai, ya (ʘᴗʘ✿)

» Happy reading semuanya «

≈ ≈ ≈

Karamel melebarkan langkahnya saat tiba di parkiran. Karamel ingin cepat-cepat pulang dan merebahkan badannya di atas kasur empuk. Karamel melambatkan langkahnya ketika tidak sengaja bertatapan dengan seorang lelaki yang sedang duduk di atas motor. Lelaki itu terus menatap Karamel dengan datar sampai Karamel berhenti di samping motor matic-nya.

"Perasaan gue gak cantik-cantik amat. Kenapa tu cowok merhatiin gue mulu?" benak Karamel sambil bercermin menatap pantulan wajahnya di kaca spion. Merasa aneh dengan lelaki itu yang terus menatapnya tanpa henti.

Karamel kembali menatap lelaki itu yang ternyata masih di posisi yang sama, masih memperhatikannya dari jauh. Karamel menjadi merinding dibuatnya.

"Anjir, ngeri. Mending gue cepat-cepat pergi dari sini," monolog Karamel bergegas menaiki motornya.

Di saat Karamel memasang helm, lelaki itu juga ikut memasang helmnya. Di saat Karamel mengeluarkan motornya dari barisan parkiran, lelaki itu juga ikut mengeluarkan motornya. Ketika melihat Karamel mulai meninggalkan parkiran, lelaki itu pun juga ikut meninggalkan parkiran. Yang paling parahnya lagi, lelaki itu ternyata mengikuti Karamel dari belakang. Sehingga membuat Karamel didepan sana ketar-ketir melirik kaca spion.

"Gue gak mau GeEr tapi....... Cowok itu beneran ngikutin gue, anjir!" pekik Karamel bersamaan dengan ia menggas motornya melaju dengan kencang.

"Fiuh! Untung gue jago bawa motor. Kalo nggak, udah gak tau lagi deh gue mau ngapain," lega Karamel melirik kaca spion yang sudah tidak menampakkan bayangan pemotor misterius itu lagi.

Namun, tampaknya lelaki itu tidak membiarkan Karamel lolos begitu saja, ia juga menambah kecepatan laju motornya sehingga mampu mengejar Karamel dengan muda.

"Lo pikir lo bisa kabur dari gue? Gak segampang itu fergusoh," ujar lelaki itu menyeringai tipis di balik helm fulface-nya.

"Lah buset! Tu cowok masih ngikutin gue?" delik Karamel menatap intens kaca spion yang kembali menampakkan lelaki itu.

"Eh eh eh," panik Karamel ketika melihat lelaki itu malah semakin dekat dengan dirinya. Lima detik berikutnya, lelaki itu berhasil mendahuluinya lalu mencegat Karamel ke pinggir jalan. Sehingga membuat Karamel otomatis mengerem mendadak.

"Aaaakkkhhhh!" pekik Karamel terkejut.

Karamel turun dari atas motor dan membuka helmnya dengan kasar. Berdiri di depan lelaki itu sembari berkacak pinggang. "Mentang-mentang orang cakep, nyusahin orang seenaknya. Ngajak berantem?" omel Karamel dengan raut galak.

Setelah membuka helm, lelaki itu turun dari motor dan berhenti tepat di hadapan Karamel dengan jarak yang terbilang sangat dekat. Sampai-sampai membuat Karamel harus mendongak menatap wajah lelaki itu karena tinggi badan yang kira-kira hampir dua meter.

Karamel menatap penampilan lelaki itu dari atas sampai bawah. Mencoba mencari celah yang bisa digunakannya untuk membalas perbuatan lelaki itu. Namun apa yang didapatkan? Sebuah ketampanan yang berada di atas rata-rata. Bahkan bisa dikatakan mampu menyeimbangi pesona sang tokoh utama.

Alih-alih menggubris perkataan Karamel, lelaki itu malah mengangkat salah satu tangannya seperti meminta sesuatu ke Karamel, dengan muka yang sangat datar. Melihat itu, Karamel tiba-tiba blank. Tidak tahu harus bagaimana. Rasa emosi yang mengerubunginya sedari tadi tiba-tiba lenyap entah kemana.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Where stories live. Discover now