XVI. GION, THE MYSTERIOUS MAN

797 56 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

|_______________________________|

• • •

Tanpa membuang-buang waktu lebih lama, Karamel menendang Athalia dengan kasar hingga menabrak meja di belakangnya. Athalia yang tidak tahu dan tidak siap pun spontan berteriak keras merasakan sakit ditubuh bagian belakangnya.

Athalia meringis pelan menahan perih di bagian kepalanya akibat terantuk pinggiran meja, serta siku yang tergores akibat bergesekan dengan lantai.

"Sial! Apa-apaan ini?" batin Athalia murka. Tidak menyangka jika Karamel akan berbuat seperti itu.

"Kenapa? Gak suka? Sakit gak?" tanya Karamel dengan seringai di bibirnya. Bahkan ia menatap Athalia dengan remeh.

"Ya sakit lah bego!" pekik Athalia dalam hati.

Kata-kata kasar dan umpatan keras yang sedari tadi ingin Athalia lontarkan harus ia tahan demi kelancaran drama yang sedang dijalankannya ini. Athalia melirik siswa itu di sela-sela kursi kemudian melanjutkan dramanya.

"Ampun! Aku mohon jangan sakiti aku lagi. Aku janji, aku janji bakalan tinggalin Iden. Aku janji!" ucap Athalia sambil menangis hebat. Tangannya juga ikut bermain, menjambak rambutnya sendiri sampai kusut.

"Ish, ish, ish." Karamel menggeleng tidak menyangka bahwa Athalia benar-benar melakukan hal yang bodoh seperti ini.

Hanya karena satu orang, Athalia rela mengorbankan harga dirinya demi mendapatkan rasa simpati. Karamel sempat berpikir, untuk apa Athalia melakukan hal-hal konyol seperti ini? Apa setiap harinya Athalia selalu melakukan hal yang sama? Demi perhatian orang lain?

"Kalau sampai gue masih liat lo dekat sama Iden lagi, gue gak akan segan-segan buat lo menderita. Camkan itu!" balas Karamel sangat mendalami peran. Lalu, Karamel meraih sisa kopi yang ada di atas meja dan langsung menyiram Athalia tanpa aba-aba. Karamel tersenyum puas merasa bangga melihat hasil karyanya.

"Makan tu kopi," ucap Karamel dengan kejam. Setelah mengatakan itu, Karamel pun pergi dari hadapan Athalia yang sudah sangat mengenaskan. Bisa dikatakan, Athalia kini benar-benar persis seperti gembel yang ada di pinggir jalan.

Karamel tidak benar-benar pergi dari sana. Karamel bersembunyi di luar kantin dan mengintip di balik jendela. Penasaran dengan reaksi pemuda itu yang berhasil menonton drama konyol ini.

Namun, reaksi pemuda itu ternyata di luar dugaan. Karamel pikir, pemuda itu akan menolongnya. Tapi ternyata, pemuda itu hanya lewat di samping Athalia tanpa menoleh sedikitpun. Melihat itu, tawa Karamel seketika pecah tanpa beban. Menertawai nasib Athalia yang sangat menyedihkan.

Di dalam sana, Karamel melihat jika wajah Athalia sangat jelek untuk di lihat. Athalia berdiri dengan kasar sambil membenarkan penampilannya. Akibat kopi yang mengenai rambutnya, Athalia berdecak kesal dan menyumpahi Karamel dengan keras.

"Awas lo, bitch!"

Karamel cekikikan mendengar itu.

Athalia benar-benar pandai bersandiwara. Jadi orang yang memiliki otak setengah pasti akan termakan oleh sandiwara itu. Namun, pemuda itu tidak. Buktinya, dia hanya cuek seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Itu tandanya, pemuda itu tahu apa yang sedang Athalia lakukan. Dan, mungkin saja pemuda itu sudah paham tingkah laku Athalia yang menjijikkan itu.

Ngomong-ngomong soal pemuda itu, Karamel sepertinya tidak asing. Siapa ya pemuda itu? Apa mereka pernah bertemu? Tapi dimana?

Tidak mau ambil pusing, Karamel memilih pergi saja dari sana.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Where stories live. Discover now