Special Chapter 2 [END]

30.7K 883 42
                                        

Suara alunan melodi dari permainan biola yang indah terdengar dari taman belakang rumah.

Juna yang semenjak pagi berada di ruang kerjanya pun menghentikan kegiatannya. Dia pergi ke tempat di mana suara itu berasal.

Pintu halaman yang terbuka lebar dengan gorden tipis yang tidak diam karna terpaan angin, membuat suasana sejuk dan menenangkan hati siapapun yang berada di sana.

Saat melihat istrinya yang sedang mengayunkan bow dan menggesekannya pada biola kesayangannya, Juna tersenyum sembari menyilangkan tangan di bawah dadanya.

Juna mencintai alunan melodi itu setiap saat dia mendengarnya, dan juga wanita yang membuat melodinya.

Cantik.

Semua tampak cantik di matanya, baik wanitanya ataupun suara yang keluar dari permainannya.

Perpaduan yang sangat indah.

"Ngapain diam di situ?" Entah sejak kapan, Ishana ternyata telah berhenti memainkan biolanya.

Ishana menatap heran pada Juna yang tersenyum berdiri di depan pintu.

"Sedang melihat pertunjukkan gratis" Juna perlahan melangkah mendekat pada Ishana.

Ishana tersenyum dan mengulurkan satu tangannya.

Juna menyambut uluran tangan Ishana.

Ishana pun membawa Juna untuk duduk di kursi.

"Sudah selesai kerjanya?" Ishana menyimpan biola di sampingnya.

"Sudah" bohong. Pekerjaan Juna sangat menumpuk. Tapi untuk sekarang, dia hanya ingin berdekatan dengan istrinya.

"Kita mau jemput anak-anak kapan?" Tanya Ishana.

"Baru juga tadi pagi. Nanti sore saja ya?"

Ishana mengangguk. Meskipun sedih karna anak-anaknya ada bersama kakek-neneknya, tapi Ishana jadi bisa beristirahat penuh seharian ini.

"Aku dengar Yuwan mau melamar Jia secara resmi sama keluarganya nanti" kata Ishana.

Kini senyum di wajah Juna hilang. Dia menghela nafasnya.

"Kalaupun Jia mau ke Jerman juga katanya Yuwan akan ikut. Kalau kaya gitu, lebih baik mereka menikah dulu. Takut ada apa-apa kan" ucap Ishana lagi.

"Saya belum rela Jia menikah. Dia masih muda"

Ishana memicingkan matanya.
"Umur Jia sudah lewat 25. Mas gak ingat aku nikah umur berapa?"

Juna terkekeh.
"Saya lupa. Seumur Jia sekarang ya? Berarti kamu sudah tua ya?"

"Loh ngaca dong, yang lebih tua siapa di sini? Sudah lewat kepala 3 juga, bentar lagi kepala 4" ketus Ishana.

"Masih lama tuh. Orang-orang lihat saya kaya umur 20an"

Ishana tertawa.
"Masa sih?"

Juna kembali memasang senyumnya, tangannya kini memainkan rambut Ishana.

"Jadi gimana? Ayah sama ibu sudah mengiyakan. Yuwan tuh malah lebih susah dapat ijin dari kamu loh mas" ucap Ishana.

"Kenapa kamu lebih berpihak sama Yuwan?"

"Bukan, aku berpihak sama Jia. Dia punya niat baik mau sekolah lagi. Akan lebih aman kalau Yuwan juga ikut. Jadi ibu gak khawatir" jelas Ishana.

Juna tampak berpikir dengan tangan yang tak lepas dari helaian rambut Ishana.

Ishana terus mengoceh di depannya.

Tapi mata Juna tak lepas meneliti seluruh bagian wajah Ishana.

Setiap hari, Juna selalu bersyukur karna Ishana adalah istrinya.

With Or Without You ( WOWY )Where stories live. Discover now