|| 51 | Aku Sungguh Berusaha Untuk Kali Ini ||

744 43 3
                                    

Kalandra mengetuk pintu kamar beberapa kali barulah pemuda itu membuka pintu kamar dengan perlahan. Senyum nya sama sekali tak bisa di tahan ketika melihat Zendaya yang sedang menggendong Keandra, walaupun wajah wanita itu masih datar tanpa ekspresi apapun.

Zendaya melirik Kalandra yang meletakan tasnya di atas sofa, pemuda itu kemudian melangkah menuju ranjang. Melihat hal itu Zendaya lantas berniat untuk meletakkan Keandra di atas kasur, tapi dengan cepat Kalandra mencegahnya.

"Gue mau bicara, Ay, sekali aja. Kita belum sempet bicarain semuanya," ucap Kalandra sembari menahan tangan Zendaya supaya terus menggendong putra mereka.

Zendaya menatap Kalandra sesaat lalu senyum miris terbit di bibir pucatnya, "Bicara apa? Bicara tentang lo yang selingkuh atau bicara tentang kesalahpahaman yang lo bilang ke semua orang?"

Melihat keterdiaman Kalandra, wanita itu lantas terkekeh miris, "Bicara apa, Kalandra?"

"Maaf gue bohong sama-

"Ini maaf buat kebohongan yang mana?" tanya Zendaya memotong kalimat yang akan Kalandra ucapkan.

Kalandra meremas selimut yang menutupi kaki Zendaya, "Buat semuanya, Aya. Tolong dengerin gue, sekali aja. Gue mohon."

Zendaya diam dengan senyum sinisnya, tetapi tangan wanita itu mencengkram tubuh Keandra yang berada di gendongannya dengan erat. Tak ayal wanita itu berusaha sekuat tenaga menahan rasa sesak yang seakan tak lagi bisa tertampung di dadanya.

"Maaf karena gue ngusir lo malem itu, maaf atas segala kata-kata yang gue bilang waktu itu. Gue yang brengsek, Aya, gue yang ngga berhak dapet cinta dari siapapun. Lo bener, gue cowo murahan," ungkap Kalandra dengan mata yang mulai memerah, matanya sedari tadi tertuju pada wajah tenang Keandra yang masih tertidur, "semua yang lo bilang bener, Ay, gue selingkuh."

Tepat saat Kalandra mengatakan itu, setetes air mata terjatuh membasahi pipi Zendaya. Wanita itu menatap tirai yang sudah tertutup, dirinya menolak untuk menatap Kalandra barang sedetikpun.

"Tapi gue udah akhirin semuanya, Ay, gue udah mutusin untuk perjuangin lo lagi. Please, Aya, gue janji bakal buktiin semuanya. Gue bakal tepatin semua kata-kata yang pernah gue ucapin buat lo," ucap Kalandra dengan mata yang mulai berkaca-kaca, pemuda itu menatap Zendaya yang masih menolak untuk menatap kearahnya.

Zendaya menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air mata, "Emangnya lo siapa sampe berhak buat mutusin apa dan gimana semuanya akan terjadi?"

Wanita itu menoleh kearah Kalandra yang masih setia menatapnya, "Janji, janji, janji! Gue muak, Kal! Gue muak!"

"Please, gue pastiin ini janji terakhir yang gue kasih, gue bakal perbaiki semuanya, Aya. Gue bakal turutin semua yang lo mau, tapi tolong biarin gue perbaiki semuanya," ucap Kalandra sembari mencoba membawa Zendaya kedalam pelukannya.

Tentu saja Zendaya memberontak, tawa miris kembali keluar dari bilah bibirnya, "Gue inget lo pernah bilang ini dulu, tapi lo sendiri yang ngehancurin semuanya."

"Aya ...."

Zendaya meletakan Keandra untuk berbaring di sebelahnya, bayi itu mulai merasa tak nyaman saat kehilangan rasa hangat dari pelukan sang ibu.

Kalandra yang ingin menggapai bayi mungil itu langsung berhenti ketika Zendaya menghadangnya dengan tangan.

"Lo bakal turutin semua permintaan gue, kan?" tanya Zendaya dengan wajah datar.

Kalandra mengangguk tanpa ragu sedikitpun, "Apapun."

Zendaya menarik kembali tangannya, wanita itu kembali menatap tirai, "Gue mau kita ... Cerai."

AMBIVALEN [END]Where stories live. Discover now