|| 03 | Hampir Bukan Sudah ||

1.3K 55 3
                                    

Hari kelulusan tinggal dua bulan lagi, beberapa bulan belakangan berlalu dan membawa perubahan yang menyakitkan untuk Zendaya.

Kandungan nya sudah memasuki bulan ke empat, itu membuat bagian perutnya semakin terlihat membesar. Ini menyedihkan, Zendaya bahkan belum pernah merasa bahagia atas kehadiran calon anaknya ini.

"Jaga kesehatan kamu, ya? Liat, janinnya masih kecil banget," jelas dokter perempuan sambil menunjuk layar besar di hadapan mereka.

Zendaya tidak terlalu mendengarkan, dirinya hanya menatap kosong kearah sosok makhluk mungil itu.

Gue ngga tau se-menyedihkan apa hidup lo nanti, gue harap lo ngga pernah lahir karena ngga akan ada bahagia di sini. Lo cuma bakal dapetin luka.

"Jangan stres, ya? Jangan terlalu banyak pikiran. Saya lihat kamu terlalu banyak pikiran, kepala kamu penuh, kamu juga ngga minum vitamin yang saya kasih, kan?" tanya dokter itu selembut mungkin.

Mata Zendaya berkaca-kaca, "Saya ngga mau!"

"Aya," tegur Nava pelan, wanita itu sangat terluka melihat keadaan putri nya ini.

Se-kecewa apapun Nava, Zendaya tetap lah anak kesayangannya. Putri satu-satunya yang selalu Nava bangga-banggakan dulunya. Hanya saja ... Dero tak bisa seperti dirinya.

"Ma, Aya mau pulang, Aya ngga mau. Aya ... Aya ngga mau dia," ungkap Zendaya dengan isakan pilu membuat Nava langsung memeluk putrinya itu.

Hal ini selalu terjadi saat Nava mengajak Zendaya untuk periksa kandungan. Sampai saat ini, Zendaya tidak pernah ingin menerima buah hatinya.

...

Raja menghela nafas lelah melihat Kalandra yang semakin hari semakin terlihat uring-uringan tidak jelas.

"Kal, lo kenapa sih? Makin hari makin kek orang gila," ucap Raja tanpa mengalihkan pandangannya dari pemuda itu.

Sementara Kalandra yang di tanya hanya mementingkan tatapan tajam, sama sekali tidak berniat menjawab apapun.

"Gue liat tadi pagi lo bawa motor, Zendaya ngga masuk?" tanya Romeo sambil menyesap es teh miliknya.

Kalandra menggeleng pelan, "Dia periksa kandungan sama Tante Nava."

Romeo mengangguk paham, tidak lagi berniat memperpanjang percakapan tentang hal yang agak sensitif ini.

"Zendaya baik, kan?" tanya Azran hanya di balas deheman oleh Kalandra.

Azran jelas sadar jika sikap Kalandra kepadanya sudah tidak seperti dulu lagi, tapi Azran sama sekali tidak mempersalahkan hal itu.

Ya ... Mungkin mereka memang butuh ruang untuk merubah hal yang tidak seharusnya terjadi.

"Aya mungkin baik-baik aja secara fisik, tapi hatinya enggak," ucap Raja membuat mereka semua terfokus pada pemuda itu.

"Aya ... kenapa?" tanya Kalandra ragu.

Raja menghela nafas kasar, "Tante Nava bilang, Om Dero ngga pernah peduliin Aya lagi setelah tau tentang kondisi Aya. Mereka udah ngga bisa di satuin di satu tempat yang sama karena Om Dero bakal terus ungkit ungkit tentang kehamilan Aya."

AMBIVALEN [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz