4. Di Bawah Pohon Flamboyan

58 10 1
                                    

Gedung tempat Shakira latihan sudah di depan, mobil Shaka baru saja berhenti di halaman parkir. Cewek itu terlihat buru-buru melepas seat belt-nya seolah gedung itu akan pindah tempat jika ia tidak bergegas.

"Boleh ikut masuk? Mau liatin kamu, pasti keren mainnya." Shaka ikutan melepas seat belt-nya.

"Apaan? Gak! Lo tunggu di sini aja, kalo lo bosen tuh di depan ada cilok langganan gue si mang Umay, mampir aja ke situ. Pokoknya jangan masuk, awas aja!" Setelah mengucapkan itu, Shakira melengos pergi begitu saja.

Baiklah, Shaka akan mengikuti permintaannya.

Sesampai di dalam, sudah ada pak Arya dengan lima teman latihannya. Shakira meletakan barangnya di loker, dan bergabung setelah mengganti seragamnya dengan pakaian latihan.

Sama seperti latihan sebelumnya, setelah melakukan pemanasan Shakira berseluncur di atas gelanggang es. Mencondongkan badannya ke depan, menekukan badannya ke kanan kiri, mengayunkan tangan dengan gemulai untuk menahan keseimbangan sambil mendengar instruksi pak Arya.

"Nice, Ra!" Sona, teman ice skating Shakira bertepuk tangan menyuarakan semangat sambil berdiri di pinggir gelanggang es.

Shakira tersenyum, mengacungkan jempol. Pada teknik flip jump, ia berhasil melakukannya dengan baik dan mendarat dengan tepat. Sebenarnya itu bukanlah teknik yang sulit untuk Shakira lakukan. Sudah jarang bermain di gelanggang es membuat Shakira merasa kebahagiaan yang luar biasa atas keberhasilannya melakukan teknik flip jump.

Senyumnya merekah sempurna, ditambah tepukan tangan dari pelatih dan Sona membuatnya semangatnya terbakar untuk yakin kalau ia kembali bisa.

Pak Arya menginstruksikan untuk Shakira melakukan double flip jump yang ia setujui dengan antusias. Shakira bersiap mengambil lompatan. Tak mulus seperti flip jump pertama, kali ini pada pada putaran kedua di udara Shakira terjatuh.

"Ra!" Sona langsung buru-buru menghampiri Shakira.

"Gak papa, gue bisa." Shakira mencoba untuk berdiri.

"Gue seneng lo bisa balik latihan lagi," kata Sona.

Shakira tersenyum singkat, menepuk pelan dua kali di pundak Sona. "Thanks." Shakira kembali berseluncur. Ia kembali melakukan teknik seperti awal tadi. Setelah dua kali putaran di gelanggang es, Shakira ingin kembali mencoba untuk melakukan double flip jump, namun lagi-lagi ia berakhir pada kegagalan. Shakira kembali jatuh.

Ia menghela napas lelah, Sona kembali membantunya untuk berdiri. Seharusnya teknik itu bisa Shakira lakukan, bahkan yang lebih sulit dari itu pun sudah Shakira lalui. Jujur saja, ada buncahan rasa kesal di benaknya yang bercampur sedikit amarah.

"Ra, lo berdarah." Sona memegang bahu Shakira, mengamati cairan merah yang merembes dari hidungnya.

"Shakira silahkan beristirahat dulu," instruksi pak Arya.

Benar saja, saat Shakira mengusap hidungnya terdapat noda merah segar yang mengotori tangannya.

"Lo gak papa?" Sona bertanya.

Shakira terkekeh singkat. "Kayak baru pertama kali liat aja. Gue istirahat dulu."

Sedangkan di luar sana, Shaka menunggu sambil mengemil cilok langganan Shakira. Benar, rasanya seenaknya itu. Shaka sudah memakan lebih dari 20 biji cilok sambil ditemani es marimas melon. Syukurnya cuaca sore ini tak semuram tadi pagi. Senja sudah mulai menunjukkan jingganya meski malu-malu.

"Pak, kenal Shakira gak?" tanya Shaka ke bapak penjual.

"Lho ya iya toh, langganan saya itu. Kenapa, A?" tanyanya dengan aksen Sunda yang khas.

Rewrite The StarsWhere stories live. Discover now