Chapter 22

195 25 0
                                    

Kalau ada yang typo kasih tahu ygy.

Biar nanti gue koreksi Kalau ada kata atau kalimat yang typo.

HAPPY READING

🍁🍁🍁🍁🍁

"Javier?"

Seorang remaja lengkap dengan seragam sekolahnya yang sedari tadi duduk di sebuah ruangan menoleh ke asal suara. Dengan tatapan datarnya ia menatap si pemanggil dan sedetik kemudian ia fokus pada ponsel ditangannya. Asap rokok memenuhi isi ruangan membuat seseorang yang yang memanggil Javier membuka jendela agar asapnya keluar.

"Jangan merokok di ruangan Om, Javier! Merokok tidak baik, jagalah kesehatan kamu," ucap laki-laki berjas putih khas seorang dokter duduk di depan Javier.

Masih ingat Javier? Temannya si kembar Elang/ Elvano. Kalau lupa baca chapter 5, namanya pernah muncul satu kali.

"Halah, tai! Ngapain jaga kesehatan kalau nanti mati juga!" sinis remaja itu.

Si pria berjas putih itu hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah sang keponakannya, nama Om dari Javier adalah Rivaldo biasa di panggil Rival. Laki-laki berusia 32 tahun itu adalah seorang dokter psikologi dan Rival -lah yang sudah merawat Javier dari kecil sampai sekarang.

"Gimana hari-hari kamu?" tanya Rival.

"Gado-gado," jawab Javier singkat.

"Enak dong?" celetuk Rival.

"Rasanya kayak tai, Om!" ucap Javier

Rival hanya terkekeh mendengar ucapan Javier. Keponakannya ini memang suka ceplas-ceplos kalau berbicara. Ia mengusap kepala Javier dengan sayang.

"Kapan kamu mau berubah? Ga capek hidup kayak gini terus? Kamu masih muda Javier. Masa depan kamu masih panjang, berbahagia-lah, Nak!" ucap Rival menepuk-nepuk bahu Javier.

"Kayak hidup Lo udah bahagia aja! Urusi aja burung Lo yang ga pernah disangkarin selama 32 tahun, kayak gue dong! Hidup gue udah bahagia karena tidur sana-sini sama banyak perempuan!" ucap Javier.

Rival mendelik tak suka." Ga apa-apa kalau Om masih jomblo, yang penting ga kayak kamu yang hobi celap-celup. Bukannya sehat malah bawa penyakit!"

"Gue curiga Lo homo, Om," ceplos Javier mendapatkan geplakkan mesra dari Rival.

"Ndasmu! Om normal ya! Cuma belum nemuin yang pas aja untuk diajak berumah tangga," ucap Rival.

"Alah! Alibi Lo aja tuh, Om! Bilang aja Lo ga doyan cewek, Lo doyan sama cowok kan?"

"Kamu emang keponakan biadab ya! Udah di bilang kalau Om itu straight, nanti Om lamar cewek deh biar kamu punya Tante," ucap Rival menatap malas keponakannya itu.

Keheningan terjadi sesaat.

"Kamu ga mau ninggalin kebiasaan buruk kamu itu, Vier? Pikirin tentang kesehatan kamu, ngelakuin sex bebas itu bukan perbuatan baik! Kamu bisa kapan aja kenapa penyakit kelamin," ucap Rival.

Javier menatap Om -nya." Sekarang gue sehat kok, Om. Punya gue juga sehat-sehat aja, malah makin hari makin kuat buat cewek-cewek ngedesah penuh kenikmatan di bawah gue."

"Sekarang kamu memang terlihat sehat, tapi nanti?" tanya Rival.

Javier mengibas-ngibas tangannya tak peduli," itu bisa di pikiran!"

"Keras kepala, sama seperti Papa kamu!"

"Ga usah samain gue sama bajingan itu! Gue kayak gini juga karena dia kan? Gen brengsek dia mengalir kuat dalam diri gue. Untung aja sekarang dia udah gila di RSJ," ucap Javier.

MY BELOVED GIRL [transmigrasi] (Sakuel: Tentang Rasa)Where stories live. Discover now