5.0

201 144 107
                                    

Musim gugur bulan Oktober pastinya identik dengan perayaan Halloween

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Musim gugur bulan Oktober pastinya identik dengan perayaan Halloween. Orang-orang mulai mendekorasi rumah mereka. Bahkan suasana kota terasa lebih mencekam saat mendekati perayaan Halloween, mungkin karena dekorasi di sepanjang jalanan kota.

Banyak orang yang begitu antusias menunggu perayaan Halloween, termasuk Asher. Laki-laki itu yang paling bersemangat daripada Shane.

"Shane, Halloween nanti kita cosplay yuk!!" Asher sedang mencoba membujuk Shane. Dari wajah Shane saja sudah tampak kalau dia menolak untuk mengikuti ajakan Asher. "Kapan lagi Halloween kan—"

"Kamu masih ada kesempatan tiga kali lagi untuk ikut perayaan Halloween, Asher."

"Maksudku, kita harus cosplay."

Shane menghela nafas panjang.

"Kamu lupa kalau kita dapat undangan pesta Halloween dari Universitas."

Shane membulatkan matanya saat mendengar ucapan Asher barusan. Benar yang dikatakan oleh Asher, Shane lupa. Padahal setiap mahasiswa mendapatkan brosur atau semacam kertas undangan. Bodohnya, milik Shane tertinggal di kelas. Padahal belum sempat ia baca.

Asher mengerutkan keningnya. "Padahal kamu sudah hampir dua tahun disini, tapi kenapa kaget begitu? Tidak seperti biasanya, padahal katanya ini pesta tahunan."

"Sialan, aku lupa. Tahun lalu aku tidak ikut karena sakit."

Asher menjentikkan jarinya. "Berarti, tahun ini kamu harus ikut!"

"Aku mau cosplay Michael Jackson," Pekik Asher.

"Yang benar saja, Asher."

"Apa yang salah? Namanya juga cosplay."

Shane berdecak malas. "Aku malas mencari kostum, aku akan beralasan sakit saja seperti tahun lalu."

Asher beranjak dari duduknya. "Tidak, kau harus ikut!" Asher menarik tangan Shane untuk bangkit dari duduknya. "Ayo, kita mencari kostum untukmu!!"

"Tidak, lepaskan aku!!"

Setelah sekian lama saling tarik menarik, Shane memilih pasrah. Lengannya juga sudah cukup sakit karena ditarik-tarik. Lebih baik mengikuti yang dikatakan Asher. Lagipula, ia memang tidak ada kostum untuk Halloween. Shane sebenarnya ingin mengikuti cosplay seperti yang lainnya. Ia hanya malas. Karena kebanyakan toko pastinya ramai orang yang sedang mencari baju yang akan dikenakan Halloween nanti. Tapi ya sudah lah. Kalau tidak dibujuk oleh Asher, ia tidak akan mencari kostum hingga Halloween tiba.

"Kamu cocoknya apa, ya..." Asher berpikir keras kostum yang cocok untuk Shane nantinya. Lift sudah sampai di lantai utama, tetapi Asher belum menemukan kostum yang cocok untuk Shane.

"Sepertinya smurf cocok untukmu," Asher hanya asal menebak, walaupun ujung-ujungnya mendapatkan tatapan tajam dari Shane.

"Tidak, aku tidak mau wajahku diwarnai dengan warna biru. Seperti stabilo."

Asher frustasi. Shane terlalu banyak maunya. Tapi kalau Asher jujur, dia juga tidak mau menggunakan kostum smurf. Sama saja.

"Kalau begitu, pikirkan saja sendiri. Aku malas memberikanmu rekomendasi lagi," Asher bersedekah dada. Bola matanya terus berputar-putar. Dia juga masih memikirkan kostum yang cocok untuk Shane, banyak yang terpikirkan olehnya. Tetapi Asher malas memberikan idenya kepada Shane, karena ujung-ujungnya tetap akan ditolak mentah-mentah.

Sedangkan Shane. Dia sedang sibuk berkirim pesan dengan teman se kampusnya. "Temanku menawari ku untuk menggunakan kostum Harry Potter."

"Nice idea!"

"Siapa yang mengajakmu? Temanmu sungguh mengerti kalau kamu sedang bingung mau menggunakan kostum apa," Asher girang bukan main, beban pikirannya berkurang. Berlebihan, padahal terkadang dia lebih membebankan Shane.

"Connor, siapa lagi?"

"Aku pikir temanmu yang mana, rupanya Connor lagi Connor lagi. Tidak ada teman lain?"

"Gabriel juga menawari ku, tapi rupanya yang ia tawarkan sama dengan yang ditawarkan oleh Connor."

"Apa?"

"Kostum Harry Potter."

Benar juga. Padahal Shane sudah mengatakan kalau kostum yang ditawarkan sama, masih saja bertanya.

"Lalu, kalian akan menjadi trio Hogwarts?"

"Pastinya, apa lagi?"

Asher maju selangkah dan berhenti tepat di hadapan Shane. Ia memutar balik badannya. Asher mengedip ngedip kan matanya. Seperti anak kecil yang selalu saja ada maunya. "Aku juga mau...."

"Tidak," Singkat, padat, dan jelas. Shane menolak permintaan Asher. "Bukannya kamu ingin menggunakan kostum seperti Michael Jackson, bukan? Itu saja, kami tidak butuh kamu untuk ini," Shane menepuk-nepuk pundak Asher dan berlalu meninggalkan Asher yang masih terdiam kecewa, seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan membeli mainan.

Asher menghela nafas. Ia segera berjalan menyusul Shane. "Kurangi omongan pedasmu itu, bagaimana kamu bisa mendapatkan Anselma."

"Lantas, jika aku tetap tidak melakukannya....apa tidak bisa?"

Asher mengedikkan bahunya.

"Ya sudah lah, lagi pula aku tidak peduli dengan cinta."

Asher tandai itu. Ucapan Shane barusan akan terus Asher ingat sampai kapan pun. Mungkin untuk bahan ejekan di suatu hari.

So Far AwayWhere stories live. Discover now