1.0

328 222 146
                                    

Jakarta, 2018

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Jakarta, 2018

"Take-off jam berapa?"

"Sekitar jam 11an malam," Anselma melirik arloji yang melingkar di lengan kirinya. Hari ini, ia akan berangkat ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya. "Kamu mau ikut ke bandara?"

Perempuan yang bersama Anselma itu tersenyum tipis. "Maaf banget, Sel. Nanti sore aku mau ke Bandung, perkiraan 3 hari di sana."

Kecewa. Namun, Anselma mengerti. Sahabatnya itu juga punya kesibukan sendiri. Karena, tak hanya dirinya yang punya kesibukan. Orang lain juga tentu punya. "Tidak apa-apa, tidak ada yang perlu kamu sesali. Nanti kalau sempat aku bakal pulang setahun sekali."

Sandara-sahabat Anselma-dengan cepat memeluk tubuh Anselma. Menangis di dalam pelukan sahabatnya. "Kamu hati-hati, ya. Belajar yang serius, jangan bercanda terus."

Siapa yang tidak sedih saat berpisah dengan sahabatnya? Anselma jelas sedih. Sebab, ia akan memulai hidupnya di negara orang. Suasana yang berbeda, orang-orang yang berbeda, bahkan ia harus menyesuaikan diri dengan pola hidup masyarakat di negara itu nantinya. Sangat sedih bagi Anselma untuk hidup sendiri. Tapi apa mau buat? Itulah resiko dari cita-citanya.

Anselma menepuk-nepuk punggung Sandara. "Kamu juga baik-baik ya, jangan kebanyakan gaya. Jangan galak-galak juga, nanti kamu gak punya teman loh."

"Ya kan teman aku cuma kamu," tangisan Sandara malah semakin nyaring. Sandara anak anti-sosial. Maka semakin jelas kalau hanya Anselma lah yang menjadi temannya. "Nanti sering-sering ngabarin aku, ya."

"Siap, pasti aku kabarin terus kok," Anselma meyakinkan sahabatnya. Walaupun mungkin nantinya Anselma tak akan bisa selalu memberi kabar. Anselma yakin, ia akan jauh lebih sibuk di kemudian hari.

•••

London, 2018

Setelah hampir 14 jam, akhirnya pesawat yang Anselma tumpangi tiba di kota London. Baru menghirup udaranya saja, Anselma sudah merasakan betapa indahnya kota London. Perjalanannya tentu belum tuntas. Ia harus naik kereta lagi untuk menuju kota tempat ia menempuh pendidikan.

Sebagai seorang pendatang, Anselma jelas bingung dengan arah jalan yang harus ia lalui. Anselma membuka map yang ada di handphonenya, tetapi itu tetap membuat Anselma bingung.

Namun, sebuah percakapan terlintas di telinga Anselma. Percakapan dua lelaki yang sedang membahas tentang Oxford. Kota tujuannya. Dengan langkah cepat, Anselma menghampiri kedua lelaki itu.

"Excuse me."

Kedua lelaki itu sontak menoleh ke arah sosok yang lebih pendek dari mereka. Jujur, Anselma merasa sangat pendek saat berada di sebelah kedua lelaki itu.

So Far AwayWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu