20. Kembali

2.7K 239 6
                                    

....................................................................

"Pagi semua!" Semangat Zaya menghampiri meja makan.

"Pagi sayang." Balas Abigail dan Ayra bersamaan.

"Pagi adek." Balas Aaron menarik kursi di sampingnya. Isyarat agar sang adik duduk disana.

Zaya yang mengerti, dengan senang hati duduk di samping kakaknya. Ayra dengan cekatan langsung menyiapkan makanan untuk anak bungsunya, lalu Abigail pun menginstruksikan mereka agar berdo'a bersama.

"Adek berangkat bareng Zavier lagi?" Tanya Ayra seraya membereskan meja makan.

"Gak, adek bareng sama kakak hari ini." Jawab Zaya ikut membantu sang ibu.

"Tumben." Sahut Abigail.

"Kakak yang maksa Zavier." Aaron lebih dulu membalas sang ayah sebelum adiknya bersuara.

"Loh? Kenapa gitu? Bukannya udah kesepakatan kalian ya. Kalau adek bakal berangkatnya sama Zavier, terus pulangnya sama kakak." Heran Ayra melihat kearah Aaron.

"Mama gak tau aja itu anak suka nyulik adek kalau pulang sekolah, mana sempat kakak pulang bareng adek. Mana kadang kakak juga sibuk disekolah kalau udah pulang." Gerutu Aaron mengeluarkan isi hatinya pada sang ibu.

Ayra terkekeh geli mendengar gerutuan anak pertamanya. Aaron dengan Zavier memang sangat tidak mungkin untuk akur.

Setelah selesai membereskan meja makan, Ayra pun langsung mendekati kedua anaknya dan berdiri ditengah mereka.

"Kakak 'kan harus ikut pertemuan anggota OSIS." Ujar Ayra mengelus pelan rambut Aaron.

"Ya 'kan bisa nunggu dulu, lagian adek juga gak masalah nunggu kakak. Zavier nya aja yang asal bawa adek pergi duluan." Aaron sangat kesal jika memikirkan tingkah bocah tengik itu.

"Nanti mama bilang ke Zavier kalau adek berangkatnya sama kakak, jadi pulangnya baru sama dia. Gimana?" Tawar Ayra menenangkan sang anak.

"Beneran ya?" Tanya Aaron memastikan.

"Beneran." Jawab Ayra mencubit kecil pipi Aaron.

Disisi lain, Zaya dan Abigail saling berpandangan dengan isi pikiran yang sama. Keduanya dengan serentak menggelengkan kepala mereka tak habis pikir akan tingkah Aaron.

'Anak siapa sih ini.' Batin Abigail malas.

'Emang paling bener gue yang jadi kakaknya.' Batin Zaya terkekeh geli.

"Udah sana berangkat, jam berapa ini. Nanti telat lagi kalian." Ucap Abigail menatap kedua anaknya.

"Ayo berangkat kak." Ajak Zaya beranjak dari kursi makan. Aaron mengangguk ikut beranjak dari sana.

"Hati-hati ya, kakak jangan ngebut bawa mobilnya." Peringat Ayra ketika keduanya beranjak.

"Siap ma, kakak bakal hati-hati kok." Aaron memutar tubuhnya menghadap Ayra lalu mengambil tangan tangan sang ibu untuk ia cium.

"Adek berangkat ya, ma." Kini Zaya ikut menyalimi tangan sang ibu.

Lalu bergantian menyalimi tangan sang ayah diseberang meja makan. Setelah berpamitan, keduanya kini berjalan keluar rumah dan langsung berangkat menggunakan mobil.

The end of everything | Transmigration AzaWhere stories live. Discover now