02. Teman kakak

10.6K 627 21
                                    

.................................................................

2 tahun kemudian

"Mama, kakak boleh ajak adek jalan-jalan gak?" Izin Aaron pada sang ibu.

Ayra yang sedang menyiram tanaman kesayangannya pun seketika berhenti.

"Kakak mau ajak jalan-jalan adek kemana emang?" Tanya Ayra seraya mematikan keran air.

"Ke pos satpam dipersimpangan, depannya kan ada lapangan yang biasa dipakai buat main sama anak komplek sini. Boleh ya ma?" Izinnya lagi. Jika kalian mengira ini murni keinginan Aaron tentu salah besar.

"Boleh, tapi ditemenin sama om penjaga ya disana. Biar kalian ada yang jagain." Ucap Ayra memberi izin.

"Oke ma!" Balas Aaron semangat. Ia kira tidak akan mendapat izin dari ibunya. Syukur lah akhirnya diizinkan, jika tidak adik manisnya akan mendiami dirinya selama 3 hari.
Aaron mana sanggup diacuhkan adiknya itu.

Dengan langkah yang semangat, Aaron segera berlari menuju ruang tamu untuk memberi tahu adiknya yang memang menunggunya sedari tadi.

"ADEK!"

Zaya yang sedang membaringkan badannya di sofa ruang tamu pun segera menoleh mendengar panggilan sang kakak.

"Di olehin cama mama ga ban?" Tanpa basa basi ia langsung bertanya pada Aaron.

"Dibolehin dong, tapi harus sama om penjaga biar ada yang jagain kata mama" Jawab Aaron memberitahu Zaya.

"Yok ita belankat cekalan aja ban" Ajak Zaya pada Aaron.

Sebelum pergi kedua kakak beradik itu menghampiri sang ibu untuk berpamitan. Tentunya ditemani oleh bodyguard yang diperintahkan Ayra agar menjaga kedua anaknya.

'Para cogan, i'm coming!'

........................................

Kini Zaya beserta kakak dan bodyguardnya sedang menelusuri jalan menuju pos satpam yang menjadi tujuan mereka.

Zaya dengan langkah semangat menarik tangan sang kakak agar berjalan cepat mengikutinya. Ia sudah tidak sabar untuk pergi kesana.

'Pasti banyak cogan disana' Batin Zaya.

Sedangkan bodyguard mereka hanya mengikuti kedua anak majikannya. Tidak sulit mengejar langkah kaki nonanya itu. Ia seperti mengikuti langkah semut, jadi tenang saja ia tidak akan kehilangan pengawasan.

Sesampainya disana, terlihat banyak sekali anak-anak dan orang dewasa yang juga mengunjungi tempat itu. Tentunya banyak pemuda tampan dari yang muda hingga dewasa seperti yang diharapkan Zaya.

"AARON!!" Panggil salah satu anak yang sedang bermain sepak bola.

Kakak beradik itu pun lantas menolehkan kepala mereka kearah suara itu berada.

The end of everything | Transmigration AzaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora