07. Niat dan Takwa

7.8K 559 6
                                    

...................................................................

"Ciee, si bocil udah lulus TK nih ye~" Goda Oky pada Zaya.

"Iya dong! Ayaa nanti bakal masuk SD, telus mau ikut kelas akselelasi bial cepat nyusul kakak." Antusiasnya.

"Hah!?" Kaget mereka (-Aaron) mendengar ucapan Zaya.

Aaron sendiri sudah mengetahui niat adiknya itu dan di dukung oleh kedua orang tuanya juga. Dirinya pun juga bisa mengikuti kelas akselerasi agar cepat lulus.

Tapi dirinya mengurungkan niatnya demi sang adik, ia ingin satu sekolah dengan adiknya walaupun hanya satu tahun.

"Bener kok, Ayaa juga udah bilang sama ayah, mama. Mereka juga ngedukung niat Zaya, ya walaupun sempat kaget juga waktu dia bilang gitu." Jelas Aaron pada teman-temannya.

Mereka yang mendengar ucapan Aaron pun mengangguk mengerti. Zaya memang ada saja yang membuat mereka terkejut.

"Adek tau dari mana tentang kelas akselerasi, hm?" Tanya Kelvin seraya mengelus lembut kepala Zaya.

"Dari kak Ian! Kakak celita banyak ke Aaya tentang sekolah, telmasuk kelas akselelasi itu. Ayaa teltalik buat ikut kelasnya, bial Ayaa bisa nyusul kak Ian." Cerita Zaya.

"Adek pintar banget ya." Ucap Eldra mencubit pelan hidung kecil Zaya.

"Eh?! H-hehehe, makasih kak El."

'Omg?!!! Gak kuat dede tuh diginiin sama babang El yang ganteng paripurna.' Lanjut Zaya menjerit kesenangan dalam hati.

Padahal Eldra termasuk teman kakaknya yang sering sekali mengajaknya bermain, tak jarang pria itu memangku dan mengusak kepalanya setiap kali merasa gemas padanya.

Zaya tetap akan merasa malu atau salah tingkah sendiri diperlakukan seperti itu oleh Eldra. Teman Aaron yang menjadi favoritnya, hehehe.

"Adek salting ya?" Jendra mendekatkan wajahnya pada Zaya.

"Huh?" Bingung Zaya yang dengan polosnya memiringkan kepalanya.

Lebih tepatnya pura-pura tidak tahu.

Jendra terkekeh pelan melihatnya. Haah, adik temannya ini selalu saja menggemaskan dengan semua tingkahnya.

"Bukan apa-apa, udah nih lanjut nonton Upin Ipin nya." Ucap Jendra mengalihkan pembicaraan.

Langsung saja ia bawa tubuh kecil Zaya duduk di pangkuannya. Bara yang memang sedari tadi melihat interaksi antara Zaya dan Jendra langsung mendengus kesal akan yang dilakukan oleh Jendra.

'Dasar modus!' Batin Bara Kesal. Sial, ia ketinggalan star dari temannya sendiri.

Aaron hanya pasrah akan yang dilakukan temannya itu pada Zaya. Sudah biasa, lagipula adiknya nyaman-nyaman saja dengan kelima temannya itu.

"Kuy lanjut main PS lagi!" Ajak Oky.

Setelahnya mereka pun sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Lama keheningan menghinggapi ruang tamu itu, hingga suara Bara yang bertanya pada Zaya membuat semua pasang mata mengarah ke arah gadis kecil itu.

"Adek masih temenan sama siapa itu? Yang bilangnya Aaron kalau temen kamu itu sering ke sini." Tanya Bara.

"Zaviel?" Siapa lagi memang jika bukan Zavier yang menjadi teman satu-satunya sekarang.

The end of everything | Transmigration AzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang