Kalung mereka memang terhubung antara satu dan lainnya. Kalung pemberian seorang nenek tua saat awal awal mereka jadian dulu, tepatnya lima tahun lalu. Nenek tua itu pernah berpesan agar tidak coba coba membuka gembok dengan kunci jika tidak ada hal...
“Nyonya berpesan kepada saya agar membawakan makan malam untuk Non Keyla.” tutur Mbak Titin, berjalan memasuki kamar Keyla lalu meletakkan nampan diatas nakas setelahnya bergegas berpamitan dengan Keyla tanpa basa basi. “Saya pamit Non, permisi.”
Keyla hanya menganggukkan kepalanya, ia menutup pintu kamarnya kembali.
Sedangkan Mbak Titin, tersenyum miring melihat pintu kamar Keyla tertutup. “Selamat menikmati, Nona Keyla Zanitha Arabella.” gumam Mbak Titin, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuruni tangga.
Disisi lain Keyla menatap curiga pada mangkok sup dan satu cangkir susu vanilla. Aroma sup daging tersebut sangat menggoda, hingga membuat perutnya keroncongan saking laparnya. Tangan kanannya terulur mengambil sendok di atas nampan, tetapi suara dering handphone membuat Keyla langsung teralihkan pada handphonenya.
“Nomor siapa? Gua kaya pernah lihat nih nomor sebelumnya.” gumam Keyla menggeser tombol hijau pada layar handphone.
“S—” belum selesai Keyla mengatakan siapa? Sudah terpotong oleh orang di seberang sana.
“Halo Kakak ipar! Katanya lo mau naik gunung?” potong Ziko di seberang sana.
Keyla menjauhkan handphonenya saat suara sapaan Ziko begitu nyaring. Tunggu sebentar... jika ini adalah nomor Ziko berarti dulu yang mengirimkannya sebuah video adalah Ziko. Kedua bola mata Keyla melebar, ia mencoba mengingat kapan dan mengapa Ziko mengirimkannya video? Sayang sekali ia tidak mengingat akan hal tersebut.
“Kakak Ipar! Lo denger gua engga?” tanya Ziko
Keyla menghela napasnya kasar. “Kenapa nelfon gua?” tanya Keyla, ia baru mengetahui bahwa Ziko adalah adik tiri Samudera. Keyla memang sempat merasa sedih saat Samudera merahasiakan semuanya darinya tapi ia tau alasan dibalik mengapa Samudera menyembunyikan semuanya darinya.
“Gua cuma mau bilang, cemburu.” sebal Ziko, suaranya sangat ketara sekali.
“Udah kan? Gua tutup ya?” balas Keyla, ia tidak ingin membuang waktu untuk berbicara dengan Ziko yang selalu menyebalkan.
“Ehh... jangan Kak, jahat benar sama adik ipar sendiri. Gua mau ngomong nih penting.” cegah Ziko, lalu terdengar suara lemparan barang di sebrang sana dan teriakan Ragas dan Oli yang heboh.
Keyla hanya menggelengkan kepalanya saja. “To the point, Zik.”
Ziko terkekeh kecil. “Gua cuma mau bilang hati hati dalam mengambil barang barang atau makanan dari orang yang lo curigai. Ikuti kata hati lo. Itu aja yang mau gua bilang.”
Keyla mengelus dagunya sendiri. Ia melirik ke arah sup dan susu diatas nakas. “Lo mengetahui sesuatu?” tanya Keyla.
Ziko tampak bergumam tidak jelas lalu menjawab. “Gua cuma mau jaga orang yang gua suka, oke gua tutup panggilannya ya Kak. Good night, Kak Key.” Setelahnya Ziko langsung mematikan panggilan tersebut tanpa menunggu balasan dari Keyla.
Keyla menatap sebal ke arah handphonenya. Saat ia akan meletakkan handphonenya diatas kasur tiba-tiba notifikasi pesan muncul membuat Keyla langsung membuka pesan whatsapp dari kekasihnya.
Samudera Semuanya udah kamu packing?
Anda Belum selesai semua
Samudera Selesain sekarang jangan mepet Besok aku jemput kamu
Anda Jam berapa emang kumpulnya? Aku engga baca semua chat di grup soalnya tenggelam chatnyaa
Samudera Jam lima kumpul di depan sekolah
Anda Pagi bangett
Samudera Makanya kamu sekarang packing barang barangnyadulu, biar besok bisa bangun pagi, sayangg
Anda SiappSAYANGG
Setelahnya Keyla langsung melemparkan handphonenya di atas kasur. Kedua pipinya memerah, ini pertama kalinya Samudera mengetikan kata sayang dalam chat-nya. Sudah sejak lima tahun mereka berpacaran tidak pernah sama sekali Samudera membalas chat-nya dan perhatian seperti sekarang.
“Sayang!” pekik Keyla, ia memeluk erat bantal gulingnya saking salah tingkahnya.
🔑
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.