"Baiklah. Kutunggu hasilnya." ucap Zac sebelum menutup teleponnya. Lalu menghampiri istrinya.

"Apa maksudnya Mommy?" tanya Zac.

"Krystal. Kita tidak bisa membiarkannya seperti itu terus. Dia bisa gila jika terus dibiarkan." jawab Annelish frustasi.

"Dia masih sedih? Bukankah ada Bryan? Dimana dia? Mommy panggil dia untuk menghibur Krystal sekarang?" tanya Zac berpikir.

"Semua sudah kulakukan Zac! Aku sudah mencoba membuatnya fokus akan sesuatu, menghiburnya, mengalihkan pikirannya untuk bersantai. Tapi itu semua tidak berjalan dengan benar. Krystal hanya akan teralihkan selama beberapa jam dan kembali lagi seperti itu." jawab Annelish menjelaskan semua yang ia lakukan.

Zac menghela napas. Ia tampak berpikir. Semua menjadi rumit sekarang.

"Mom, saat ini ada pergerakan serius dari luar. Aku tidak bisa membiarkan siapapun dari keluarga kita keluar sekarang." ucap Zac dengan serius.

"Pergerakan serius apa maksudmu?" tanya Annelish mengerutkan alisnya.

"Ini ada hubungannya dengan masalah Mogilevich dulu. Pergerakannya sudah terjalin di beberapa negara saat ini." jawab Zac menatap Annelish dalam.

"Apa? Bukankah itu sudah sangat lama? Apa masih ada lagi yang tertinggal?" tanya Annelish dengan wajah syok.

"Mereka bukanlah organisasi kecil sayang. Mereka adalah mafia besar. Ada banyak kepala di dalamnya. Kita tidak pernah tau isi kepala seseorang." jawab Zac.

"Lalu apa maksudmu mereka sedang mengincar keluarga kita? Begitu?" panik Annelish. Ia tidak pernah suka pembahasan mengenai mafia.

"Shh. Aku akan memastikan mereka tidak sampai menyentuh keluarga kita." ucap Zac menenangkan sambil membawa Annelish ke dalam pelukannya.

"Zac. Apa kau yakin?" tanya Annelish dalam.

"Aku pastikan semua aman sayang. Hanya saja aku tidak bisa memberikan kebebasan untuk saat ini. Tolong ikuti semua aturanku sayang." jawab Zac serius.

"Untuk sementara, lakukanlah apapun yang bisa menghibur Krystal tanpa membuatnya keluar dari sini Mommy." lanjut Zac.

"Kau selalu membuatku takut." ucap Annelish dengan mata berkaca-kaca sambil mendongak menatap suaminya.

Zac mengecup kedua mata Annelish dengan lembut.

"Maafkan Baby Nona." lirih Zac sebelum memeluk Annelish erat.

"Tolong percaya pada Baby apapun yang terjadi." ucap Zac lembut.

Annelish memejamkan matanya. Ia harap semua akan baik-baik saja baik sekarang ataupun nanti.

***

Sementara Krystal saat ini tengah menatap kolam renang di depannya tanpa semangat sama sekali. Gadis itu berulang kali mendesah lelah mengingat tidak ada yang bisa ia lakukan untuk keluar dari rumahnya.

Entah kenapa rumah yang biasanya tampak damai dan nyaman kini terasa begitu menegangkan. Bagaimana tidak? Krystal juga tidak tahu kenapa tiba-tiba ada penjagaan di setiap sudut rumahnya. Memang ia tahu ada penjagaan di rumahnya di hari-hari biasa, tapi tidak seketat ini.

Bahkan Krystal tidak pernah melihat gerbang rumahnya terbuka setelah seminggu ia hanya berdiam di sini. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Karena sungguh tidak ada satupun orang yang memberitahunya mengenai hal yang sedang terjadi sekarang.

Aldrich tidak lagi terlihat setelah seminggu yang lalu mencoba menemuinya. Entah kemana kakaknya itu pergi. Sementara Bryan juga semakin sibuk sekarang. Aldrich memberikan lebih banyak tanggung jawab untuk Bryan sehingga adiknya itu hanya terlihat saat di malam hari saja.

Selain tidak adanya kehadiran saudara-saudaranya, Krystal juga merasakan ayahnya sedang mengurung mereka semua, entah melakukannya dengan tujuan apa. Sudah pasti ini bukan hal yang sederhana.

"Kalau kau ada di sini, kau pasti akan membawaku ke kamar dan menyerangku." gumam Krystal membayangkan jika ada Dom di rumahnya sekarang.

"Yah, meskipun setelahnya kau akan ditangkap oleh ayahku karena mencoba menyentuh putrinya tepat di rumahnya." lanjut Krystal lagi masih menggumam.

"Sebenarnya aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi sepertinya ayahku sudah mengetahui siapa dirimu Dom." gumam Krystal lagi.

"Aku takut, dia tidak bisa menerimamu karena jati dirimu. Aku takut itu Dom." lirih Krystal lagi sambil mengusap setitik air yang jatuh di sudut matanya.

***

Seorang pria dengan balutan setelan rapi berjalan dengan santai di depan sebuah gerbang rumah. Sebuah ear monitor terpasang di telinganya, lengkap dengan kaca mata hitam yang menghias wajah tampannya.

Pria tinggi itu berpapasan dengan pria yang juga menggunakan pakaian sama dengannya, hanya saja tidak menggunakan kaca mata.

"Bagaimana keadaan di samping?" tanya pria itu.

"Semua baik." jawab pria tinggi tadi.

"Hm. Aku akan terus menjaga gerbang ini. Kau pantau keadaan di dalam." ujar pria satunya.

Pria tinggi tadi mengangguk dan melangkah masuk ke dalam gerbang. Membuatnya langsung menemui halaman depan sebuah rumah yang sangat luas. Terdapat air mancur di depan teras rumah tersebut.

Pria itu melangkah masuk dengan langkah pasti mengitari rumah untuk mulai berpatroli. Memindai segala celah dan beberapa sudut yang dinilai memiliki potensi sebagai tempat menyusup para penyusup.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now