28 Name & Soul

3.4K 411 135
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Author bener-bener gak nyangka kalian bisa sesemangat ini buat vote guys. Baru 2 hari aja udah 315 votes. Kemajuan yg pesat banget ini. Makasih yaa 😊🤗

Oh iya kemaren author udah buat kuis di instagram buat jadwal up TOOTP dan banyak dari kalian mau updatenya hari sabtu, biar bisa buat malam mingguan gitu ya.

Jadi mulai besok TOOTP bakal update setiap hari sabtu ya Guys.... Semoga sabtu besok bisa 500 votes ya, kalo iya Author kasih double up deh.

Sekarang langsung aja kita baca, hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Krystal mengelus pipi Dom. Menangkup wajah tampan itu dengan sebelah tangannya. Karena sebelah tangannya lagi masih dipeluk Dom.

"Apa itu ibumu Dom?" tanya Krystal lembut.

Dom menatapnya dengan tatapan yang memperlihatkan ketidaktahuan.

"Aku.." bingung Dom.

Krystal membawa tubuh besar Dom dalam pelukannya. Mengelus punggung lebar itu dengan sayang. Ya, kalian tidak salah. Krystal menyayangi pria ini. Sejak ia memutuskan untuk mengklaim Dom sebagai miliknya, ia sudah memberikan kasih dan cinta yang ia miliki. Hanya saja kemisteriusan Dom membuatnya sebisa mungkin menahan perasaan itu, atau dirinya yang akan terombang-ambing. Bahkan dengan impulsifnya dia juga sudah akan mengorbankan dirinya tempo hari.

"Tidak usah dijelaskan. Aku memahaminya." ucap Krystal lembut.

Dom tampak termenung dalam pelukan Krystal. Sebelah tangannya ia gunakan untuk membalas pelukan gadis itu. Sedangkan tangan yang lain masih menggenggam tangan Krystal yang tadi ia lukai.

"Kau tidak akan meninggalkanku sepertinya kan?" tanya Dom lirih.

Krystal mengecup leher Dom kecil. Berusaha memberikan ketenangan batin untuk pria itu.

"Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia pergi meninggalkanmu?" tanya Krystal lembut.

"Dia menelan cairan pembersih lantai." jawab Dom pelan.

Krystal tampak menghentikan elusannya sejenak. Kenapa ibu Dom memilih untuk bunuh diri?

"Apa kau tau alasannya Dom?" tanya Krystal lagi.

"Dia tidak pernah memberitauku. Dia hanya mengatakan padaku untuk menemukan bunga yang harumnya selalu kurindukan. Saat aku sudah menemukannya, itu artinya aku sudah menemukan rumahku." jawab Dom lagi.

"Dan kau sudah menemukannya?" tanya Krystal. Ia sudah paham situasinya.

Krystal merasakan Dom yang mengangguk di bahunya. Ya, pria itu sudah menganggap Krystal sebagai rumahnya. Itulah kenapa pria itu tidak mau pergi darinya.

Krystal melepaskan pelukannya dan menatap wajah Dom yang tampak merah dan semakin berkeringat. Pria itu memandanginya dengan dalam. Sebelum memperhatikan tangan Krystal yang masih ia genggam sejak tadi.

"Tidak ada masalah dengan tulangnya. Hanya saja cengkeramanku terlalu kencang. Tanganmu akan memar nantinya." ucap Dom masih mengelus pergelangan tangan Krystal.

"Aku akan mengobatinya nanti." ucap Krystal.

"Tidak. Kita ke rumah sakit saja ya, memarnya akan menyakitkan untukmu." bantah Dom.

"Lihat siapa yang sebenarnya butuh ke rumah sakit Dom. Tubuhmu sangat panas sekarang. Sebenarnya apa yang kau lakukan sampai jadi seperti ini?" ujar Krystal yang berbalik menyentuh dahi Dom.

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now