29 Wait

3.2K 410 111
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang udah nungguin kelanjutan Dom dan Krystal??

VOTE dulu sebelum mulai baca ya biar gak lupa.

Jadi karena ini hari Sabtu, author datang bawain kelanjutan kisah mereka untuk nemenin malam minggu kalian ni Guys...

Oh iya karena target belum tercapai jadi double up belum ada ya. Kita lihat sabtu depan kalo target tercapai sampai 500 votes, Author kasih double up buat kalian guys... Karena part depan itu bakal menegangkan 😉

Nah sekarang kita masuk ya, hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Krystal membuka kedua matanya dan menemukan dirinya sudah berada di dalam kamarnya. Tepatnya di rumah ayahnya.

Seketika kedua matanya membulat dengan lebar mengingat Dom yang ia tinggalkan dalam keadaan sakit. Krystal segera beranjak dari ranjang dan berlari menuju pintu keluar.

"Sayang, mau kemana? Kau baru saja bangun." cegah Annelish yang heran melihat putrinya sudah berlarian begitu bangun dari tidurnya.

"Mom, aku harus kembali ke London sekarang, Dom membutuhkanku Mom." ujar Krystal dengan wajah panik.

Annelish mengerutkan keningnya bingung.

"Dom? Dom siapa yang kau maksud? Dan kau baru saja mendarat di sini sayang. Masa sudah mau pergi lagi?" tanya Annelish heran.

Melihat wajah panik Krystal, Annelish menuntunnya untuk duduk di kursi. Ia segera mengambilkan air untuk putrinya.

"Minumlah dulu sayang." ujar Annelish memberikan segelas air.

Krystal menerimanya dan langsung meminumnya dengan cepat.

"Sekarang ceritakan pada Mommy. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Aldrich menjemputmu yang baru saja pergi kemarin? Dia baru saja pulang hari ini dan langsung pergi lagi untuk menjemputmu." tanya Annelish dengan lembut.

"Aku tidak tau Mom. Al tiba-tiba datang dan memaksaku pulang. Dia bilang ini perintah Daddy." jawab Krystal bingung.

Annelish mengerutkan keningnya mendengar nama Zac ikut andil dalam tindakan Aldrich.

"Baiklah. Lalu siapa itu Dom? Kenapa kau berlari begitu panik untuk menemuinya?" tanya Annelish lagi.

"Dia... Dia sedang sakit Mom." jawab Krystal lirih.

Annelish tampak mengangguk.

"Dia berharga untukmu sayang?" tanya Annelish lembut.

Krystal mengangguk. Ia menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. Yang ia khawatirkan sekarang adalah bagaimana keadaan Dom yang sedang sakit.

"Apa Al tau dia berharga untukmu?" tanya Annelish lagi.

"Al bilang dia berbahaya. Mom... Apa Al akan menyakitinya?" lirih Krystal.

Annelish menghela napas. Jadi putrinya berhubungan dengan sesuatu yang berbahaya. Itu sebabnya Zac dan Aldrich sampai bergerak seperti ini.

"Apa Al adalah orang yang suka menyakiti?" tanya Annelish pelan. Ia membawa sebelah tangan Krystal yang pergelangan tangannya masih sedikit membiru. Annelish sudah mengobatinya begitu gadis ini sampai di rumah.

"Tidak. Dia tau Dom membutuhkanku." jawab Krystal lirih.

"Kalau begitu kau harus percaya bahwa Dommu baik-baik saja sayang." ujar Annelish dengan senyuman teduh.

"Dia dalam keadaan sakit saat Al membawaku Mom. Bahkan untuk memanggil namaku saja dia kesusahan." lirih Krystal dengan air mata yang sudah menetes.

"Sayang, look at me." ujar Annelish lembut. Tangannya mengusap air mata sang putri.

"Priamu pastilah orang yang kuat. Kalau tidak Daddy tidak akan sampai menjemputmu pulang. Dia pasti akan baik-baik saja sayang." ujar Annelish menenangkan.

"Aku sangat mengkhawatirkannya Mom." gumam Krystal sedih.

Annelish membawa Krystal masuk ke dalam pelukannya. Mengelus pelan punggung rapuh sang putri.

"Kau harus percaya padanya. Kalau kau memang berharga untuknya, dia pasti akan datang menjemputmu sayang." ujar Annelish lembut.

Krystal memejamkan matanya lembut. Dia sangat berharap ucapan ibunya benar. Semoga Dom baik-baik saja dan bisa datang menjemputnya. Yang paling penting adalah semoga Dom dalam keadaan baik-baik saja sekarang.

***

Annelish memasuki ruang kerja Zac dengan raut wajah tak enak. Wanita itu menemukan suaminya yang tengah sibuk melihat layar komputernya.

"Bisa kau jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi Zac?" tanya Annelish dengan wajah datarnya.

Sontak membuat Zac yang tengah fokus langsung mengalihkan tatapannya pada istrinya yang baru datang dengan wajah datar.

"M-maksud Mommy?" tanya Zac bingung.

"Tidak usah berpura-pura tidak tau apapun. Kenapa kau membuat Aldrich yang baru pulang sudah pergi lagi menjemput Krystal yang baru berangkat. Dan Al bilang kalau laki-laki yang bersama Krystal itu berbahaya? Kau tidak mau menjelaskannya padaku?" cecar Annelish dengan kedua tangan yang sudah melipat di depan tubuhnya.

Zac segera bangun dan menghampiri Annelish.

"Semua sudah aman terkendali sekarang Mommy, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." ujar Zac menenangkan.

"Bagian mananya yang aman? Kau justru membuat putriku menangis dengan panik." bantah Annelish.

"Menangis? Apa Krystal menangis?" tanya Zac dengan kedua mata yang membesar.

Annelish menatap Zac dengan kesal. Pria ini benar-benar tidak peka dengan urusan yang bersifat emosional.

"Ya, karena ulahmu yang memisahkannya dengan kekasihnya." jawab Annelish kesal.

"Kekasih? Krystal punya kekasih?" tanya Zac lagi semakin terkejut.

"Ck. Kau bilang kau mengawasi semua kegiatan putrimu. Lalu kenapa kau tidak tau apapun tentangnya?" tanya Annelish kesal.

Wajah Zac berganti dengan wajah penuh dengan keluhan.

"Ini semua karena pria itu menipuku. Dia memanipulasi semua penjagaanku dan membuat semuanya terlihat baik-baik saja." keluh Zac.

"Pria itu? Pria yang tinggal bersama dengan Krystal?" tanya Annelish.

"Iya Mommy. Dia itu berbahaya. Dia berniat mengelabuiku. Akan membahayakan kalau Krystal tetap tinggal bersamanya." jawab Zac dengan nada mengeluh.

Annelish memijat kepalanya. Wanita itu duduk di atas sofa yang ada di sana. Suaminya sangat protektif terhadap putrinya, sementara pria itu posesif terhadap putrinya.

Zac mengikuti Annelish dan duduk di sebelahnya. Pria itu ikut mengelus kepala Annelish untuk membantu istrinya.

"Dia melakukannya karena tidak ingin diganggu olehmu." ucap Annelish.

"Kenapa?" tanya Zac.

"Tentu saja karena dia butuh privasi. Kau kira dia suka jika kau melihatnya sedang bercinta dengan putrimu?" jawab Annelish frustasi.

Zac langsung melebarkan kedua matanya.

"Bercinta? Dia melakukan itu pada Baby Krystal?" pekik Zac terkejut.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

The Owner of The Psychopath (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora