11

704 71 5
                                    

Bunyi tabrakan yang cukup keras mampu membuat seisi restoran itu menoleh pada jendela, termasuk seokjin. Apalagi teriakan saling bersahutan membuat mereka semua penasaran apa yang sebenarnya terjadi, dan memutuskan untuk melihat keluar.

Seokjin menoleh pada meja si kecil, dan detik itu juga matanya membulat dengan perasaan tak enak merasuki ketika matanya tak mendapati si manis disana.

'Andwae..'

Dengan cepat ia berlari keluar, lalu menerobos pada orang-orang yang menghalangi jalannya dengan mata tajam menoleh kanan kiri untuk mencari si kecil

"Bikyeo! bikyeo!" teriak seokjin, membuat orang-orang didepannya menyingkir dan memberi jalan untuknya.

Tubuhnya menegang saat melihat bando kucing si kecil tergeletak di tengah jalan, dan nafasnya mulai tercekat saat tak jauh dari sana...tubuh mungil si kecil terbaring tak berdaya diatas aspal panas itu.

"Yoongi?!!"

Dengan cepat seokjin berlari, lalu bersimpuh memangku kepala si kecil pada pahanya. Tangan besarnya dengan gemetar menyentuh pipi si manis pelan, meski tak ada darah yang mengalir, tapi wajah putih itu kini dihiasi luka lecet yang cukup parah dan itu membuat seokjin cemas

"B-baby?" panggil seokjin, dan si kecil hanya bisa mengedipkan mata kecilnya sayu...sedikit ringisan terdengar oleh seokjin yang membuat pria dewasa itu semakin cemas.

"Ambulans juseyo! jebal...siapapun tolong hubungi ambulans!"

"D-daddy...cakit..."

Seokjin menoleh ketika lirihan merangkap bisikan si kecil terdengar, dengan pelan ia mengelus pipi berhias luka itu lembut.

"Tahan sebentar hm" lembut seokjin, lalu memeluk si kecil dengan membisikan kalimat penenang agar si mungil tidak merengek sakit.

Dan tak lama, ambulans yang ditunggu pun datang. Seokjin dengan hati-hati memangku si kecil ala bridal lalu membaringkan nya di blangkar perlahan.

Setelah memastikan si manis nyaman, para petugas ambulans itu segera memasukan blangkar ke dalam mobil diikuti seokjin yang setia memegani jemari mungil itu erat.

"Tahan sebentar baby"

"D-daddy, yoongie pucing..." lirih si kecil dengan kerjapan sayu nya

"Pusing? sini biar daddy pijat"

Dengan lembut seokjin memijat kecil kepala yoongi, berharap bisa mengurangi rasa pusing yang dirasa, sedangkan si manis hanya diam...seluruh tubuhnya sakit, apalagi lengan kanan nya mati rasa tidak bisa digerakan.

Pria dewasa itu terus memijat kepala si kecil, dengan tak henti-hentinya mengajak yoongi bicara agar balita itu tetap menahan kesadarannya. ya, meski gagal karena mata kecil itu akhirnya terpejam dengan sempurna sukses membuat jantung seokjin berpacu kencang.

"D-dia tak sadarkan diri, tolong percepat laju mobilnya" titah seokjin dengan cemasnya, yang tentu saja dituruti oleh sang supir.

Seokjin terus memegangi tangan mungil itu erat, merapal doa agar  sang balita tidak apa-apa.

Hingga 15 menit kemudian, ambulans yang mereka tumpangi berhenti di depan pintu masuk rumah sakit tersohor di seoul. Para petugas dan juga perawat rumah sakit segera membawa blangkar yoongi untuk masuk ruang gawat darurat.

"Mohon maaf tuan, anda tidak boleh masuk" ujar salah satu perawat menghalangi pintu ugd, saat seokjin ingin menerobos masuk

"T-tapi saya harus menemaninya, dia...balitaku"

"Saya tahu perasaan anda tuan, tapi ini sudah aturan dari rumah sakit. saya mohon pengertian nya" ucap perawat itu lalu menutup pintu ruangan yoongi

Seokjin mengusap kasar wajahnya, tak pernah terlintas di fikirannya akan menghadapi situasi seperti ini. Dengan langkah gontai ia duduk di kursi tunggu, dengan kepala menengadah keatas.

Seokjin merogoh saku celana nya, lalu mengirim pesan chat pada yang lain nya.

Tak perlu waktu lama, mungkin sekitar 30 menit setelah mengirim pesan...adik dan sepupunya sudah berlarian di koridor unit darurat mendekati dirinya, bahkan namjoon rela membatalkan meeting pentingnya karena khawatir dengan si kecil...begitupun hoseok yang menghentikan pemotretan dan langsung meluncur kerumah sakit saat melihat pesan dari kakak sepupunya itu.

"Hyung! bagaimana ceritanya yoongi bisa seperti ini?" namjoon bertanya sedikitnya agak marah pada kakak nya itu

"Mianhae, a-aku tidak bisa menjaganya karena waktu itu pengunjung sedang ramai. Aku juga tidak tahu kenapa yoongi bisa keluar"

Hoseok mendekat kearah seokjin, lalu menepuk pundak kakak sepupunya itu pelan untuk menenangkannya.

"Gwaenchana hyung, jangan menyalahkan dirimu"

"Benar, aku yakin pasti ada sesuatu yang membuat bocah itu keluar" sahut jungkook yakin, memangnya apa yang bisa membuat si kecil itu berani keluar jika tidak ada yang menarik matanya, bukankah ada sesuatu yang membuatnya keluar?

Seokjin hanya bisa diam, dengan meremat jemari nya resah. Apalagi sang dokter juga belum keluar sedari tadi. Apa si kecil baik-baik saja?

Dan disaat seokjin sedang berfikir, pintu ruang si manis terbuka dan menampilkan wajah seorang dokter pria paruh baya yang kini tengah membuka masker nya.

"Bagaimana keadaan yoongi, uisanim?" tanya taehyung mendekat

"Pasien mengalami patah tulang di bagian lengan kanan, selebihnya hanya luka lecet"

Mereka berenam hanya bisa menghela nafas lega, setidaknya tak ada yang serius dengan keadaan yoongi...meski tangan kecil itu tak akan bisa digerakan untuk beberapa waktu

"Kalau saya boleh tahu, seberapa lama yoongi harus memakai gips?" tanya jimin

"Jika rajin di check up, mungkin akan lebih cepat dilepas. Tapi rata-rata pasien patah tulang akan memakai gips selama 1 bulan atau bahkan lebih"

Jimin mengangguk mengerti, tak lupa mengatakan terima kasih pada dokter itu.

"Yasudah, kalau begitu saya pamit dulu. Jika ada apa-apa, tinggal tekan saja tombol darurat disamping ranjang pasien"

"Nde, kamsahamnida uisanim" ucap seokjin membungkuk sekilas, lalu membiarkan sang dokter pergi dari sana.

Mereka saling pandang sebentar, lalu masuk kedalam ruangan si kecil perlahan. Kaki mereka melangkah dalam diam, mendekati ranjang pesakitan yoongi. Ah... mereka merasa sedih saat melihat tubuh mungil itu terbaring tak berdaya, dengan infus ditangan kiri dan juga tangan kanan yang memakai gips, sedangan wajah itu begitu damai terpejam dengan beberapa plester luka di beberapa tempat.

"Maaf, daddy tak bisa menjagamu baby..." lirih seokjin mengecup sayang kening si kecil.

"Sudah hyung, jangan salahkan dirimu terus, semua ini sudah terjadi"

Seokjin tak menjawab, dan memilih mendudukan dirinya di kursi samping ranjang si kecil. Tangan besarnya mengelus pipi tembam itu penuh perhatian, dengan gumamam minta maaf berkali-kali.

Mereka semua hanya bisa menghela nafas pelan dan diam memperhatikan, terlalu paham dengan perasaan seokjin. pasti pria itu merasa paling bersalah disini, dan jika mereka ada diposisi seokjin sekarang, pasti juga akan merasakan apa yang pria berbahu lebar itu rasakan.












Halloha gengs
Gimana?
Voment ya
Next Chap?
TBC.

Yoongie&6Daddies ( MinyoongiXBtsOt6 )✔Where stories live. Discover now