BAGIAN DUA PULUH DUA

Start from the beginning
                                    

"Yah... Benar! Kami pikir, mereka hanya akan menganggap anak mu sebagai adik perempuan mereka. Tapi, ini benar-benar diluar dugaan, mereka terobsesi dan hampir membunuh anak mu" ucapnya menanggapi perkataan sahabatnya.

"I will return, finish you off with my own hands." Ucapnya mengepalkan tangan dengan perasaan yang campur aduk.

***

Melamun di kelasnya. Alya dibuat bingung kala ia tak melihat sosok dua sahabatnya, kemana mereka pergi? Apa mereka bolos sekolah? Tapi, mengapa? Bukankah keduanya memiliki tingkat kerajinan yang sama, tidak pernah bolos kecuali hal mendesak.

Usapan pada puncak kepalanya membuat Alya menoleh, mendapati Devan yang tengah menatapnya teduh. "Kenapa sayang?"

Menggeleng pelan, Alya memilih diam. Kembali menatap depan dimana guru tengah menjelaskan.

Kring!

Kring!

Bel yang menandakan jam pulang telah berbunyi, dimana dengan segera semua murid bersiap dan merapikan buku mereka.

"Baik anak-anak, pelajaran kita berakhir sampai sini. Sampai jumpa hari Senin" ucap sang guru sebelum keluar menenteng tasnya.

"Al—"

"Aku ingin ke kosannya Clara" ucap Alya cepat. Sebelum keempat pemuda ini mengajaknya pulang.

Cleo datang dan menghampiri meja Alya dan Devan. Dengan tangan yang berada disaku celana, dan satunya lagi tengah memegang tasnya yang menyamping di pundak sebelah kanan.

"Pulang." Kata Cleo tak terbantahkan. Membuat Alya kembali menggeleng dengan tatapan memohonnya.

"Aku mohon Cleo..." Tatap Alya penuh harap. Ia sungguh khawatir dengan Clara dan Haidar yang tiba-tiba tidak masuk sekolah tanpa kabar.

"Oke, dengan satu syarat" ucap Celvin yang kini berada disamping Cleo dengan Varren disamping kanannya. "Kamu harus mau tidur dengan kami." Lanjut Celvin dengan seringai yang tercetak di bibirnya.

Alya tahu betul maksud dari kata tidur yang diucapkan oleh Celvin. Pemuda ini benar-benar tahu bagaimana cara membungkam Alya. "Gak!" Bentak Alya berjalan dengan kaki yang dihentakkan. Keluar dari kelas, dengan Celvin, Cleo, Varren dan Devan yang mengikutinya dari belakang dengan gaya cool mereka.

"Sialan!" Umpat Alya tanpa sadar.

"Satu umpatan, satu hukuman. Kamu gak lupakan Queen" kata Varren yang mampu membuat Alya merutuki dirinya dalam hati. Apa yang baru saja ia lakukan? Ah sial! Mereka benar-benar telah mengendalikan Alya.

"Diam Varren!" Ketus Alya semakin mempercepat langkah kakinya menuju mobil milik Devan. Kemudian, ia dengan cepat masuk tanpa sepatah kata apapun lagi.

"Mau jalan-jalan dulu?" Tawar Devan setelah memasang sabuk pengaman dengan tatapan yang tak luput memandangi wajah indah gadisnya.

"Gak!"

"Hm, kenapa hari ini terlihat begitu sangat marah? Apa kamu lagi datang bulan?" Tebak Devan mulai melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang, membuat Alya yang memang sedang datang bulan tak menjawab apapun.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now