Dua puluh enam

Mulai dari awal
                                    

“Tiga, dua, satu... ” gumam Vanda, setelahnya bel istirahat pertama berbunyi menandakan jam pelajaran Bu Bia selesai.

“Jam pembelajaran telah selesai, terima kasih untuk kalian yang sudah menjawab pertanyaan dari Ibu. Ibu harap yang belum jawab pertanyaan diusahakan menjawab. Untuk nilai ulangan kalian bisa tanya ke Ibu secara individu, agar Ibu langsung kasih remedial kepada kalian.” jelas Bu Bia, sembari membereskan buku buku tebalnya, kemudian langsung berjalan ke luar kelas.

Semua murid dua belas IPA dua menghela napasnya lega melihat Bu Bia sudah pergi dari kelasnya.

“Alhamdulillah, akhirnya bisa ke kantin.”

“Gua ketar ketir banget pas Ridwan engga jawab jawab.”

“Nilai ulangan? Kayanya banyak yang remed.”

“Gua takut banget nilai ulangan dibawah kkm.”

“Perut gua udah keroncongan butuh energi.”

Dan ocehan lainnya.

“Lo engga ke kantin?” tanya Vanda menghentikan langkahnya saat melihat Keyla sedang sibuk dengan handphonenya.

Jessica yang berada di samping Vanda pun membalikkan badannya. “Key, kamu bawa bekal makan siang?” tanya Jessica mencoba menebak, tumben sekali Keyla tidak ikut ke kantin. Biasanya Keyla sangat semangat jika menyangkut makanan.

Keyla mematikan handphonenya kemudian memasukkannya ke dalam saku. Ia tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya. “Kalian aja duluan, gua ada urusan sebentar.” Keyla bangkit dari tempat duduknya, berjalan menuju hadapan Vanda dan Jessica.

“Urusan apa?” tanya Vanda

“Ngapain?” tanya Jessica

Keyla terkekeh kecil. “Mau ikut gua ke toilet?” tanya Keyla tertawa kecil, melihat ekspresi wajah sebal kedua sahabatnya.

Keyla tertawa kecil sepanjang jalan, rasanya senang sekali mengerjai kedua sahabatnya. Beberapa murid yang tidak sengaja berpapasan di toilet menatap aneh kepada Keyla. Keyla hanya menghiraukan tatapan tersebut, ia mencuci kedua telapak tangannya sembari membasuh wajahnya.

“Gua harus ke rooftop? Apa Sam ada disana?” Monolog Keyla, menatap wajahnya sendiri pada pantulan kaca. Tangan kanannya terulur mematikan kran wastafel.

Keyla mengusap wajahnya kasar, kedua kakinya melangkah keluar toilet. Perasaan tidak tenang pada hatinya sedikit demi sedikit sudah membaik tapi ada perasaan aneh yang selalu mengganggu dirinya. Keyla melambatkan langkahnya menatap beberapa murid yang sedang berlatih paskibra. Mungkin akan diadakan perlombaan, tebak Keyla.

“Bodoh.”

Keyla menghentikan langkahnya menatap bingung ke arah pemuda yang tiba-tiba mengatakan bodoh pada dirinya. Keyla tetap diam sampai pemuda tersebut menolehkan kepalanya menatap kedua netra Keyla. Dahi Keyla mengerut, mengapa kedua netra pemuda didepannya ini memancarkan sebuah kebencian dan kemarahan.

Ada apa?

“Kenapa selalu lo?” tanya Ridwan dengan nada datar, ia langsung pergi dari hadapan Keyla setelah menanyakan hal tersebut. Kedua telapak tangannya meremas kertas di genggamannya.

Selamat Key, lo merebut posisi gua lagi.

Rooftop SMANSTRA, rooftop yang memiliki dua sofa panjang sedikit kotor karena baru dipindahkan ke rooftop tiga bulan yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rooftop SMANSTRA, rooftop yang memiliki dua sofa panjang sedikit kotor karena baru dipindahkan ke rooftop tiga bulan yang lalu. Rooftop yang selalu dijadikan tempat rokok, tempat tidur dan bolos bagi sebagian siswa. Adapula yang hanya menjadikan rooftop sebagai tempat menenangkan diri.

Tapi, rooftop tersebut sudah sangat jarang dikunjungi oleh siswa yang selalu bolos. Karena kejadian satu tahun lalu, dimana seseorang melakukan bunuh diri. Kejadian yang menggegerkan warga SMANSTRA bukan hanya SMANSTRA saja tapi sekolah tetangga pun geger. Setelah kejadian itu banyak rumor mengenai kematian seseorang tersebut, banyak yang menyangkut pautkan kejadian bunuh diri dengan kisah horor adapula yang menyangkut pautkan karena perundungan.

Keyla membuang napasnya kasar, sudah selama sepuluh menit ia bersama Samudera memandang pemandangan indah di atas rooftop. Keyla membalikkan badannya menatap sekeliling rooftop, ia baru ingat kejadian satu tahun lalu dimana ia masih duduk dikelas sebelas. Keyla heran mengapa kakak kelasnya itu dapat melompat dari rooftop padahal pembatas rooftop tinggi dan kakak kelasnya pun memiliki kekurangan.

Apa benar karena bunuh diri?

“Gua menang, Key.” Samudera membuka kedua bola matanya yang sedari tadi terpejam menikmati hembusan angin.

Keyla menolehkan kepalanya kepada Samudera. “Selamat Sam.” Keyla tersenyum kecil, Sam memang menang tapi tatapannya menyiratkan beban yang sangat banyak. “Mau peluk?” tanya Keyla merentangkan kedua telapak tangannya.

Samudera mendudukkan kepalanya sejenak lalu ia mengangkat kepalanya menatap kedua bola mata bewarna coklat milik Keyla. “Handphone gua disita Ibu, sorry kalau chat lo engga gua balas.” tutur Samudera.

“Engga apa apa, aku tau.” balas Keyla mendekap hangat Samudera, ia mengelus pelan punggung Samudera yang bergetar hebat. “Kalau mau cerita, aku siap jadi pendengar kamu. Jangan memendam semuanya sendiri, Sam.”

“Jangan pergi, Key.” gumam Samudera disela isakannya, entah mengapa sekarang ia merasa aman dan nyaman jika bersama Keyla. Perasaan yang dulu selalu menolak kehadiran Keyla di hidupnya sekarang berubah menjadi rasa tidak rela jika Keyla pergi dari kehidupannya.

Samudera tau bahwa dirinya memang bodoh, bodoh tentang perasaannya. Ia selalu mengelak perasaan sayang, rindu dan cintanya pada sosok gadis yang sedang mendekapnya. Semuanya belum terlambat, Sam masih memiliki waktu untuk memperbaiki hubungannya dengan Keyla. “Samudera cinta Keyla.” gumam Sam, mempererat pelukannya seakan akan ia takut kehilangan gadis didekapannya.

Kedua bola mata Keyla melebar, jantungnya sekarang mulai berdebar dua kali lipat. Ujung bibirnya berkedut, apakah keinginannya sekarang terjadi. Keinginan dimana Samudera mencintainya. “Key sayang Samudera.” balas Keyla.

“Ayo go public.” Sam menghapus air matanya sembari menatap Keyla sayang.

Gua akan selalu bersama lo Key, selamanya.

🔑

TBCSalam hangat dari AN 🤎🥧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC
Salam hangat dari AN 🤎🥧

Secret Key Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang