41 : Elisa's Transmigration

31.9K 1.7K 241
                                    

Sebelum lanjut aku kasih inget dlu buat kalian pasukan rawrr, jangan lupa klik tombol vote di bawah. Tidak masalah apa bila kalian tidak memberikan komentar, tpi saya mohon untuk klik tombol vote di bawah.

Views dan vote nya sangat berbeda lumayan jauh, jadi saya mohon untuk kerjasama nya. Cukup vote sebagai tanda bahwa kalian menghargai saya sebagai penulis.

Jika kedepannya vote dan views nya masih jauh berbeda, saya tidak akan update lagi☺

Sekian, Terima kasih.

Happy Reading!💐

♡♡♡

Sumpah demi apapun, Farezta benar-benar tidak mengetahui bahwasanya gadis yang selama ini ia cintai, gadis yang selama ini menjadi pemilik hatinya, dan gadis yang selama ini selalu menghantui pikirannya ternyata sudah memiliki kekasih.

Farezta terkejut? Tentu saja.

Bagaimana tidak, ia sudah rela melepaskan segalanya. Melepaskan gadis yang mencintai dirinya demi gadis yang ia cintai.

Menentang keluarganya, bahkan sampai di usir secara terang-terangan oleh keluarganya hanya karena ingin mengejar sang pujaan hati.

Namun, sayang beribu sayang takdir tak memihak kepada Farezta.

Alih-alih mendapatkan gadis yang menjadi pujaan hatinya. Ia justru mendapatkan fakta yang amat menyakitkan.

Sialan!

Umpat Farezta.

Farezta mencengkram erat stir mobilnya, matanya memerah menahan butir-butir air mata yang siap jatuh kapan saja.

Brengsek. Sejak kapan dirinya begitu rapuh hanya karena wanita? Pikir Farezta.

"Aku sudah terlambat. Dia, sudah di miliki oleh orang lain bukan?" Ucapnya lirih.

Farezta memejamkan matanya erat, pria itu kemudian menyandarkan badannya ke belakang kursi mobilnya.

Farezta terkekeh sumbang. "Kau tidak lebih dari seorang pecundang Farezta. Kau menyia-nyiakan dia yang mencintaimu, hanya untuk dia yang kau cintai." Ucapnya.

Sebenarnya Farezta masih memiliki kesempatan untuk mendekati atau merebut Elisa hanya saja ia tidak ingin melakukan cara kotor untuk mendapatkan apa yang bukan haknya.

Farezta hanya ingin satu hal.

Mencintai dia yang mencintai dirinya. Dan, balasan atas cintanya.

Farezta membuka matanya, mengusap wajahnya kasar. Ia kemudian menyalakan mesin mobilnya, lalu melaju kan mobilnya entah kemana.

Farezta mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Matanya terus berkaca-kaca, dada nya juga sedikit sesak. Ia tentu saja masih merasakan sakitnya, ah mengenai rasa sakit.

Farezta tiba-tiba terpikirkan satu hal. Tiba-tiba satu nama terlintas di pikirannya.

Camelia.

Setelah terlintasnya satu nama itu, Farezta melototkan matanya kala melihat seorang gadis menyebrang tanpa aba-aba hingga mobil Farezta menabrak gadis itu hingga membuat gadis itu tersungkur ke tanah.

Farezta buru-buru mematikan mesin mobilnya, ia kemudian turun dengan cepat dari mobilnya. Menghampiri gadis itu.

"Nona," panggil Farezta.

Farezta berjongkok menatap gadis yang terlihat begitu rapuh itu. Tubuh gadis itu bergetar hebat, meski tak dapat melihat wajahnya karena tertutup rambut, dapat Farezta tebak gadis ini tengah menangis.

Elisa's Transmigration Where stories live. Discover now