35 : Elisa's Transmigration

45K 3.3K 530
                                    

Rani menghisap rokoknya lalu menghembuskan asapnya ke udara. "Dia-- dia pelacur El. Persis seperti ibunya." ucapan Rani membuat Elisa terdiam sesaat.

"Pelacur? Claudia? Tapi dengan siapa?" tanya Elisa lagi.

Rani mengalihkan pandangannya kearah Elisa. Gadis itu menatap dalam kearah manik mata Elisa. "Dia, simpanan ayahku El." ucap Rani dengan suara serak yang mampu membuat Elisa diam tak berkutik.

"Perempuan itu, jahanam Elisabeth."

Rani terkekeh pelan melihat perubahan ekspresi yang Elisa tunjukan. "Kau tidak percaya El?"

Elisa mengangguk singkat. "Sulit dipercaya," ucapnya.

Rani mengeluarkan ponselnya yang berada di saku celana. Ia mengetik sesuatu lalu menyodorkan ponsel tersebut kepada Elisa.

Elisa meraih ponsel mahal itu kemudian ia perhatikan video yang terputar di ponsel milik Rani tersebut.

Tak sanggup melihat hal menjijikan itu. Langsung ia matikan ponsel milik Rani lalu mengembalikan kepada pemiliknya.

Elisa meludah, "Najis bangsat!" umpatnya.

Rani tertawa. "Masih tidak percaya El?"

Elisa menggeleng. "Aku tidak pernah menyangka jika dia akan bertindak semenjijikan itu." ucap Elisa dengan pandangan mengarah ke Claudia yang sudah hampir pingsan karena ulah teman-teman Rani.

Rani menyilangkan tangannya di dada, sembari menatap juga kearah Claudia. "Itu baru satu video El, masih banyak lagi. Jika kau ingin--"

"Najis. Aku tidak sudi melihatnya, lebih baik kau simpan saja semua itu sendiri jangan sesekali memperlihatkannya padaku." ucap Elisa yang membuat Rani menganggukkan kepalanya.

"Cukup! Adel, Friska, Qabila!" ucap Rani menghentikan tindakan teman-temannya.

Adel, Friska, juga Qabila yang mendengar ucapan Rani langsung menghentikan tindakan mereka. Mereka bertiga sontak berdiri lalu mundur menghampiri Rani juga Elisa.

Elisa meringis pelan, kala melihat kondisi Claudia yang begitu mengenaskan. Elisa cukup kasihan dengan Claudia, tapi rasanya Elisa begitu malas untuk ikut campur. Jadi Elisa hanya mampu menyaksikannya.

Puas memandangi Claudia, tanpa sadar ponselnya berdering. Elisa mengalihkan perhatiannya kemudian membuka tas nya guna meraih ponsel.

Elisa membulatkan matanya kala melihat telepon dari siapa itu.

Edwards.

Gawat, dengan cepat Elisa mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"Kamu dimana hm?"

"Di kampus, kenapa?"

"Ini sudah pukul berapa honey, pulang lah."

Elisa melirik jam tangannya. "Ini masih pukul 1 siang Ed. Jangan lebay."

"Aku tidak peduli honey. Tunggu di depan aku akan menjemputmu."

"Tidak Ed kamu tid---"

Elisa mengumpat pelan, kala Edwards memutuskan teleponnya secara sepihak. "Fuck!" umpat Elisa pelan.

Rani dkk memandang Elisa heran. "Siapa El?" tanya Rani.

"Kekasihku." balas Elisa.

"Kekasih? Aldrich?" tanya Adela dengan pelan.

Elisa menggeleng. "Bukan. Oh ya, kalau begitu aku harus pergi takut kekasihku sudah menunggu di depan. Kalian harus cepat pergi dari sini, takutnya nanti pawang bekatan itu datang dan langsung menghajar kalian." ucap Elisa.

Elisa's Transmigration Donde viven las historias. Descúbrelo ahora