08 : Elisa's Transmigration

96.7K 6.1K 18
                                    

Heyooo cintaaa😻

Jangan lupa vote dan komenn nya sayy

Happy Reading!💗

Berita rekaman perdebatan antara Aldrich dkk dengan Elisabeth selaku putri dari keluarga Fernandez menyebar begitu cepat.

Di berita tersebut, dijelaskan betapa munafiknya keluarga Fernandez. Orang-orang berfikir bahwa keluarga Fernandez memang haus akan harta.

Mereka berfikir bahwa Elisabeth memang layak di bela. Mereka juga berfikir bahwa Elisabeth sudah lama memendam semuanya sendiri jadi tak heran ketika berdebat dengan saudara nya ia melontarkan apa yang ia pendam selama ini.

Berita tersebut tentu nya juga sampai ke telinga Tuan besar Fernandez yakni kakek dari Elisabeth.

Beliau tidak terima akan berita itu. Ia meminta seluruh anggota Fernandez berkumpul tepatnya di rumah Ayah Elisabeth.

Kini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga. Semua hadir kecuali Elisabeth. Gadis itu enggan hadir, dengan alasan mager.

Berulang kali di bujuk oleh ibu nya pun Elisabeth tetap kukuh dengan pendiriannya. Ia enggan hadir.

Ayah Elisabeth pun hanya menghela nafas melihat kelakukan putri nya itu.

Ia tau, Elisabeth berubah begini karena nya.

Tuan besar Fernandez menatap satu persatu anak, menantu, serta cucu-cucu nya.

"Kalian tau apa yang baru-baru ini terjadi?" Tanya nya membuka suara.

Mereka menganggukkan kepalanya.

"Kakek tidak mempermasalahkan Elisabeth atau siapapun. Tapi karena berita ini orang-orang memandang remeh keluarga kita." Ucap nya.

Ayah Elisabeth mengangguk. Pria paruh baya itu menatap ayah nya, ia kemudian menundukkan kepalanya. "Ayah, aku mohon maaf atas kelakuan Elisabeth. Aku tau selama ini aku yang salah mendidiknya, aku begitu sibuk dengan pekerjaanku hingga melupakan anak gadisku ayah"

Kakek Elisabeth mengangguk "Baguslah kau faham. Karena ulah mu inilah orang-orang memandang kita sebagai keluarga yang haus akan segalanya!"

"Kurasa Elisabeth terlalu lebay, kakek" celetuk Kenzo yang berada di samping ibu nya.

Semua orang mengalihkan pandangannya ke arah Kenzo.

"Apa maksudmu Kenzo?" Tanya Kakeknya.

"Iya kek, Elisabeth itu penuh drama. Bahkan dia tak urung membully seorang gadis baik, dia juga selalu mengganggu Aldrich teman ku! Dan yang lebih parahnya kalian tau?! Dia mematahkan tangan ku! Gadis macam apa dia itu, dia benar-benar di luar batas kakek. Lebih baik keluarkan saja dia dari keluarga ini! Jika perlu jangan menganggapnya bagian dari keluarga Fernandez lagi" ucap Kenzo panjang lebar.

Ibu Elisabeth--Karina memandang Kenzo kecewa. "Apa-apaan ini Kenzo?! Kamu sudah tidak waras? Dia adik mu Kenzo! Adik mu!"

Kenzo menggeleng "Tidak ma, Adik ku Elisabeth sudah tiada. Dia hanya benalu di kehidupan keluarga kita! Dia selalu mempermalukan kita! Tidak kah kalian berfikir dia begitu untuk apa? Dia gadis murahan, di---"

"CUKUP KENZO FERNANDEZ!" teriak Karina sembari menangis pelan.

"Ingat Kenzo. Yang kau hina itu anak ku. Dia juga bagian dari diriku jika kau menghina nya sekali lagi, jangan salahkan aku jika kau tidak akan ku akui sebagai anak ku!" Ucap Karina.

Kenzo menatap wajah ibu nya dalam "Ma?"

Karina tak mendengarkan Kenzo. Wanita paruh baya itu melangkahkan kakinya, menuju kamar.

Kakek yang menatap perdebatan itu menghela nafas berat. "Kamu keterlaluan Kenzo, kakek tau kamu membenci Elisabeth tapi menurut kakek hilangkan lah rasa benci itu sebelum penyesalan menghampiri mu nak. Bujuklah ibu mu, tanpa sadar kau juga menyakiti hati ibu mu" ucap Kakek lagi berdiri. Pria tua itu mendekati Ayah Elisabeth. Ia menepuk pundak anaknya pelan, "Perbaiki semuanya secepatnya sebelum terlambat." sambung kakek lalu pergi kembali menuju rumah nya.

Satu persatu anggota keluarga Fernandez kembali ke kediaman nya masing-masing. Kenzo mengepalkan tangannya erat. Lelaki itu kemudian berjalan keluar rumah mengemudikan mobilnya tak tau kemana.

Kenzi yang melihat kepergian sang kembaran pun, mau tak mau harus menyusulnya.

Kini tinggal lah sendiri Ayah Elisabeth di ruangan itu.

Ayah Elisabeth mengusap wajahnya, pria paruh baya itu menundukkan kepalanya. "Aku tidak menyangka, keluarga ku akan seperti ini." ucapnya sembari menangis pelan.

♡♡♡♡

Elisa sedang duduk di kasur empuknya. Ia menatap layar lebar di depan nya, gadis itu malas menghadiri rapat keluarga karena ia tau bakal ngebahas apa.

Elisa menatap ke arah luar jendela nya. "Gue tiba-tiba laper, pengen jajan sate deh."

Untuk memenuhi keinginan dari dirinya itu. Elisa berjalan keluar rumah mencari tukang sate yang biasanya ada di depan komplek.

Elisa terus berjalan mencari tukang sate. Ia berhenti kala sudah sampai di tempat tujuan "Ini abangnya kemana si ya? Padahal setiap hari dia mangkal disini" gumamnya.

Elisa menyapu pandangannya. Melihat ke kanan ke kiri namun tak menunjukan tanda-tanda akan kehadiran tukang sate.

Pandangan Elisa terkunci pada anak kucing yang berada di tengah jalan. Bersamaan itu pula, Elisa menatap mobil yang melaju dengan kecepatan sedang mendekati anak kucing itu. Tanpa pikir panjang Elisa berlari hendak menyelamatkan anak kucing itu. Elisa berjongkok ia menangkap kucing kecil itu sembari memeluknya pelan.

Citt...

Bruk

"Awssss,"

♡♡♡♡

Bersambung....


Publish : 06.08.2023

Elisa's Transmigration Where stories live. Discover now