RUMAH SAKIT

53 3 0
                                    

"Shan, lo serius kecelakaan?" Alvin berkata kepada Ashana yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit. Kaki kanannya terpaksa digips karena mengalami patah tulang.

"serah, Al." jawab Ashana setengah hati. Ia cukup frustrasi dengan sikap Alvin yang terus saja tak percaya dengan kondisinya saat ini, mungkin laki-laki itu masih shock. Tapi ini berlebihan.

"lo kenapa bisa di sini?" Ashana bertanya pada Alvin. Ia baru teringat bagaimana bisa Alvin menemuinya di rumah sakit sedangkan Ashana tidak menghubungi siapapun mengenai insiden yang baru saja ia alami.

"lo dibawa ke sini pakek mobil bokap gue. bokap liat lo kecelakaan." jelas Alvin singkat.

"oh. jangan kasih tahu siapa-siapa,  gue gapapa kok. "

"tapi Kelvin udah bilang otw."

Deg

"maksud lo????" sekarang Ashana yang dibuat shock.

"gue udah ngabarin abang lo kalo lo kecelakaan."

"mampus gue."

"lagian kenapa sih? keluarga lo juga berhak tahu keadaan lo, Shan."

"berisik lo monyet."

cklek

Suara pintu terbuka menampilkan sosok Kelvin di sana. Wajahnya pucat pasif, penampilan kemejanya pun sangat berantakan. Ashana kebingungan tetapi di sisi lain ia juga kagum dengan abangnya walaupun berpenampilan buruk tetapi masih terlihat tampan.

"kenapa bisa begini?" tanya Kelvin panik menghampiri Ashana.

"tau tuh bocah, main belok aja ga ngidupin lampu sein." jawab Alvin enteng.

"bener?" tanya Kelvin pada Ashana yang sudah memelototi Alvin.

"gue lupa."

"Al, beliin makanan gih." Kelvin menyuruh Alvin pergi bukan tanpa alasan, ia ingin mengintrogasi adiknya lebih jauh.

"mau makan apa lo berdua?" tanya Alvin menawarkan.

"apa aja." jawab Kelvin singkat.

Alvin pergi meninggalkan ruangan VVIP tersebut, mencari makanan yang pas untuk dimakan orang sakit dan orang yang sedang panik.

"gimana keadaan lo?" tanya Kelvin khawatir.

"gapapa, cuman patah tulang doang." jawab Ashana enteng.

"PATAH TULANG?" Kelvin terlihat tak percaya dan menelisik kaki kanan Ashana.

"lo harus tinggal di mansion sampai kaki lo bener-bener sembuh." putus Kelvin.

"kenapa?"

"lo masih tanya kenapa?"

"okelah kalo itu mau lo." Ashana mengalah.

"Vin, motornya bibi rusak. gimana dong?" Ashana merasa bersalah karena tidak becus menjaga pemberian orang.

"lo gausah mikirin itu, ntar gue ganti. cuman motor doang."

Kelvin duduk di salah satu sofa yang disediakan di ruangan tersebut. Jantungnya sudah berdetak dengan normal, awalnya ketika mendengar kabar mengenai Ashana yang kecelakaan, seluruh organ tubuhnya berasa ingin runtuh, terlebih lagi beberapa jam sebelumnya ia terlibat pertengkaran kecil dengan Ashana. Intinya, ia tidak akan bisa tenang jika gadis itu kenapa-kenapa.

"kalo kek gini, sekolah gue gimana ya?" tanya Ashana, berharap Kelvin mau menjawabnya.

"online. biar gue bilang ke walas lo."

KESHANحيث تعيش القصص. اكتشف الآن