SEKOLAH

207 60 32
                                    

ting tong

Bel rumah milik Ashana berbunyi, segera ia lari untuk membukakan pintu. Siapa tau ada hal penting yang orang itu ingin sampaikan—pikirnya.

Cklek

"selamat pagi bocilku sayang..." sapa Kelvin dengan senyum manis, membuat siapa saja yang melihatnya pasti langsung lemas tak sadarkan diri.

"apaan sih lo, ganggu aja." sarkas Ashana. Ia langsung mengacuhkan tamu yang baru datang, segera ia masuk kembali ke dalam rumah untuk menyiapkan diri berangkat ke sekolah.

"yee, jarang-jarang loh ada cewe perawan disamperin sama cowo ganteng kek gue. Tapi lo? Dengan tampang jelek lo itu malah ketus sama gue. Memang adek jahannam." balas Kelvin tak terima dengan sifat judes Ashana yang menyebalkan.

"apasih lo? Ini kan rumah lo juga, ngapain pakek mencet bel segala? Kurang kerjaan." ketus Ashana lalu kembali dengan aktivitas sebelumnya.

Kelvin memutar bola matanya malas, ia tak mau terus ribut dengan saudari sekaligus sahabat menyebalkannya itu. Sangat membuang-buang waktu. Walau begitu, ia kadang meladeninya jikalau sedang tidak ada kerjaan.

Kelvin ikut duduk di sofa berwarna pink itu, tepatnya di sebelah Ashana yang tengah sibuk memakai sepatu branded kesayangannya, Nike.

"udah sarapan, cil?" tanya Kelvin perhatian.

"udah, tadi beli bubur mang Ojang." jawab Ashana, lalu pergi mengambil tas dan bersiap untuk bersekolah.

Fyi, mang Ojang adalah satu-satunya tukang bubur yang diperbolehkan memasuki perumahan tersebut untuk berjualan. Selain karena rasa buburnya yang enak dan khas, beliau juga sangat ramah kepada pembeli. Banyak yang menjadi pelanggan mang Ojang. Tak terkecuali Ashana, mang Ojang juga sudah kenal akrab dengan Ashana karena gadis itu hampir setiap hari membeli bubur ayam miliknya.

"jangan makan bubur mulu lo." peringat Kelvin mengikuti langkah Ashana yang mulai menginjakkan kaki keluar dari rumah.

"kenapa?" tanya Ashana, seketika ia menghentikan langkahnya lalu menatap lembut ke arah Kelvin.

"kasihan lambung lo nanti jadi licin. Bubur kan nasi yang udah halus, jadi ga perlu dicerna lagi sama lambung. Trus lambung lo nganggur dan gaada kerjaan deh. Kasian kan, malah nggak berguna gitu." canda Kelvin yang membuat Ashana mendengus sebal. Namun wajah tembemnya itu malah terlihat sangat lucu di mata Kelvin. Belum lagi Kelvin yang harus menunduk untuk melihat Ashana karena tinggi gadis itu hanya sebatas dada bidangnya saja.

"kampret lo, udah serius-serius dengerin juga." Ashana memutar bola matanya jengah, memasukkan kunci rumahnya ke dalam tas, lalu pergi meninggalkan Kelvin yang masih tersenyum puas karena lelucon yang ia buat sendiri.

"WOY KEKE! MAU SAMPE KAPAN LO DI SITU? AYO BERANGKAT KEBURU KESIANGAN BEGO!" teriak Ashana dari dalam mobil, membuat Kelvin menatapnya gemas.

Keke adalah panggilan kesayangan yang diberikan Ashana untuk Kelvin, jika Kelvin memanggil Ashana dengan sebutan bocil, Ashana pun tak mau kalah, ia juga memanggil Kelvin dengan sebutan Keke.

🍉🍉🍉

Setibanya di sekolah, mereka berdua langsung mendapatkan tatapan takjub oleh orang-orang yang berlalu lalang di tempat itu. Halaman SMA BINTANG NUSANTARA dipenuhi oleh banyak sekali mobil-mobil mahal yang sangat mewah. Tak terkecuali mobil yang sedang dikendarai oleh Kelvin, jikalau kalian lupa Kelvin adalah anak dari pemiliki perusahaan terbesar di Pulau Jawa, tak heran jika ia mengenakan mobil Stradale Ferrari hanya untuk berangkat ke sekolah. Katanya, jika mobil itu rusak atau lecet, ia cukup membuangnya dan mengganti dengan yang baru.

KESHANWhere stories live. Discover now