TAKUT

47 32 6
                                    

Graciano berjalan ke meja Ashana dengan membawa sebuah kotak bekal berwarna hitam pekat. Ashana yang mendapatkan barang tersebut sontak kaget karena itu bukanlah wadah miliknya.

"bukan punya gue." kata Ashana duluan sebelum Grace mengatakan apa-apa.

"buat lo." ucap Grace sembari memberi kotak bekal itu kepada Ashana.

"hah? Gue aja nggak pesen apa-apa." jawab Ashana yang mana ia mulai menelisik seluruh sisi kotak bekal tersebut, barang kali ia lupa kalau wadah itu miliknya.

"dari Kelvin." ucap Grace.

"loh? Dapet dari mana kotak bekal sebagus ini?"

"dia tadi bawa bekal, terus ini katanya buat lo." jelas Grace singkat.

"hah? Sejak kapan Kelvin mau bawa bekal? Tadi aja dia gamau makan, yakali dia bawa bekal."

"makan!" pinta Grace.

"ga! Kalo ini emang bekalnya Kelvin jangan kasih ke gue, biarin aja Kelvin yang makan. Kasihan abang gue belum makan nanti sakit." tolak Ashana lalu menyodorkan kotak bekal itu kepada Grace supaya dikembalikan ke abangnya. Walaupun dalam hati Ashana ia yakin jika itu bukan kotak bekal milik Kelvin.

Karena dirasa akan panjang, Graciano lebih memilih untuk berkata yang sebenarnya..

"ini dari gue." jujur Grace dengan raut wajah datar.

"maksud lo?"

"ini punya gue." tegas Grace sekali lagi.

"terus buat gue gitu? Kenapa lo ngomongnya kalo ini dari Kelvin? Maksudnya apaan coba kek gitu?" tanya Ashana bertubi-tubi.

"biar lo mau makan."

"nggak ah! Buat lo aja atau nggak kasih ke abang gue."

"Shan!" panggil Grace dengan nada yang sama persis kala Kelvin memanggilnya tadi saat Ashana berada di kelas X MIPA 1.

Tubuh Ashana bergetar hebat, tapi itu semua ia sembunyikan supaya Grace tidak memandangnya kasihan.

"ini punya gue tapi gue udah kenyang. Tadi gue sempet kasih ini ke Kelvin tapi kata Kelvin suruh ngasih ke lo." jelas Grace. Mungkin ini kalimat terpanjang yang Ashana dengar dari manusia kulkas seperti Graciano.

Ashana diam, ia hanya menganggukkan kepalanya saja. Grace yang mungkin sudah lelah menghadapi bocilnya Kelvin segera meninggalkan Ashana dan berjalan menuju bangkunya. Benar kata Grace, kotak bekal itu memang untuknya. Buktinya manusia kulkas itu meninggalkan bekalnya di meja Ashana.

Ashana tak berniat untuk memakannya, tubuhnya masih gemetar. Entah karena apa ia masih mengingat-ingat kejadian Kelvin yang membentaknya secara tidak sengaja tadi.

15 menit lagi bel masuk akan berbunyi, kali ini karena kelaparan, Ashana terpaksa memakan kotak bekal pemberian Graciano. Hanya dengan waktu 10 menit saja, Ashana sudah menghabiskan seluruh isi makanan yang ada di wadah tersebut. Benar-benar surga dunia–batinnya. Setelah itu, ia menyiapkan diri untuk mengerjakan ujian mapel PPKn.

🍑🍑🍑

Setengah jam sebelum bel ujian berbunyi, Ashana sudah lebih dulu keluar dari ruang kelas. Ia sengaja keluar terlebih dahulu supaya ia bisa pulang lebih awal. Kali ini, ia tidak mau pulang bersama kakaknya. Lagi-lagi ia masih terbayang-bayang dengan bentakan yang dilontarkan Kelvin tadi.

Hari ini cuaca terlihat mendung, mungkin sebentar lagi akan hujan. Cepat-cepat Ashana pergi ke gerbang sekolah dan meminta izin kepada satpam setempat untuk mau membukakan gerbangnya. Karena sebenarnya ini belum waktunya pulang.

KESHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang