23- SS: I Know

2.9K 406 180
                                    

Warning!! Jangan meniru hal-hal buruk yang ada di cerita ini.

Happy Reading

"Odol, shampo, sabun, semua habis. Kenapa mereka semua bisa habis secara bersamaan?" ujar Max sambil menggerutu. Max menoleh ke arah Kencana dan Newa yang sedang mengambil beberapa makanan dan minuman yang tersedia di mini market Shadow.

"Cepetan!" ujar Max sambil berbisik.

Laki-laki beralis tebal itu sering melirik ke arah meja kasir. Seorang gadis sedang menjaga di meja kasir. Gadis penjaga mesin kasir itu ternyata murid Shadow. Gadis itu menatap lurus ke arah mereka. Wajahnya terlihat pucat dengan rambut panjang yang menutupi bagian sebelah wajahnya, ditambah pakaiannya yang sering menggunakan pakaian putih, membuat siapa pun yang melihatnya cukup takut.

"Ih Max kamu teh takut ya sama kakak itu? Bentar atuh, ini aku lagi mikir mau ambil apa. Kan aku murid beasiswa, jadi duit di tabungan ini harus pikir-pikir ngeluariinnya. Tapi, kalau Max mau bayarin belanjaan aku, Kencana bisa lebih cepat lagi," ujar Kencana diiringi senyuman di akhir.

Max mendecak. "Okay, aku bayarin! Cepat!"

Newa menggeleng kecil sambil tersenyum melihat Kencana yang berhasil mendapatkan keuntungan dari Max yang ternyata takut dengan penjaga kasir itu.

"Kalian tahu, julukan kakak kasir itu di Shadow?" tanya Kencana.

Newa dan Max menggeleng.

"Tenebrous!"

"Tenebrous," gumam Newa. "Suram, gelap dan bisa menciptakan atmosfer yang misterius," ujar Newa menjelaskan.

"Auranya kelihatan." Max menyetujuinya.

"Menurut kamu, kejadian pagi tadi itu ulah Newa, bukan?"

Newa, Kencana dan Max saling menatap satu sama lain, ketika mereka mendengar ada yang menyebut nama Newa dan sepertinya berhubungan dengan kejadian pagi tadi.

"Aku dengar, kasus yang mulutnya juga dijahit di sekolah itu, sebelumnya ada cek cok dengan Newa. Apa jangan-jangan Newa punya kelainan psikologis, secara di Shadow rata-rata yang masuk ke sini punya masalah. Pasti ada alasan tertentu kenapa dia masuk ke sini, karena dia punya potensi besar juga masuk sekolah seperti Tree High School!"

"Benar, aku rasa Newa yang ngelakuin itu semua. Dia benar-benar gila, psikopat. Kita harus hati-hati dengan dia. Kelihatannya aja baik dan polos, tapi ternyata dia punya kelainan jiwa. Newa kan dari Silver Class!"

"Cuma kasus pertama yang nggak ada kaitannya sama dia, selainnya ada."

"Mau menjelang maghrib itu, nggak boleh menggosip, kata orang Sunda teh, pamali !" ujar Kencana dengan nada sindiran.

Sepasang murid yang tengah membicarakan Newa cukup terkejut dengan kehadiran Newa, Max dan Kencana di depan mereka. Mereka tidak menyadari, jika Newa dan teman-temannya juga ada di mini market ini.

"Laki-laki kok suka menggosip." Max mengggeleng-gelengkan kepalanya.

Sepasang murid itu adalah seorang laki-laki dan perempuan. Murid laki-laki itu sedikit gemulai, dia juga terlihat takut ketika dipergoki di tengah pembicaraan mereka, tanpa ada bukti yang terlihat jelas apakah benar orang yang dibicarakan pelakunya atau tidak.

Newa tersenyum sinis sambil melipat kedua tangannya di depan dada, melihat ekspresi orang yang tengah berbicara tentang dirinya. "Gue udah yakin, kalau orang-orang akan berpikir kalau gue pelakunya." Newa mendekati kedua murid Shadow itu, reflek kedua murid itu melangkah mundur. Tatapan Newa datar menatap mereka. "Kalian bisa mempertanggung jawabkan ucapan kalian, hm?"

SEPASANG SAYAPWhere stories live. Discover now