5- SS: Fakta(?)

3.1K 584 347
                                    

Halo bertemu kembali dengan Sepasang Sayap!!

Jadi beberapa chapter termasuk kemarin kan aku buat kesepatakan buat next chapter. Nah kalau mau lanjut, berarti harus terpenuhi dulu.

Buat next chapter

140 Vote + 200 komentar

Langsung next

Happy Reading

Di balik tatapan kecewa dari Allan. Newa juga meneguk ludahnya ketika semua tatapan tertuju padanya. Apa yang harus dia katakan, dia merasa terpojokkan saat ini. Detak jantungnya juga mulai tidak beraturan. Tapi, Newa tetap harus menjawab.

Hingga dia mulai membuka mulut. Namun, lebih dulu dipotong oleh Sakha.

"Ada di dalam tas Newa, belum tentu milik Newa," ujar Sakha yang kembali bersuara. Laki-laki ini terlihat lebih tenang dari beberapa menit yang lalu.

"Terus punya siapa?" tantang Alana.

"Itu punya Sa—"

"Summer!" ujar Summer memotong perkataan Sakha.

Untuk beberapa detik, terjadi keheningan. Semua perhatian tertuju pada Summer. Gadis itu mengaku bahwa benda itu miliknya.

Summer yang ditatap, terlihat tenang dan santai. Tidak peduli dengan tatapan yang mengintimidasi kepadanya.

"Tadi itu sebelum ke sini, aku lagi makan itu. Tapi Kak Leo maksa buru-buru. Jadi, nggak sengaja terbawa dan setelah Newa datang, tanpa pikir panjang aku masukin ke dalam tas dia. Karena nggak mau ketahuan."

"Nggak mungkin Summer—" ucapan Amanda terpotong.

"Amanda ada ulat di tangan kamu!!" teriak Alana.

Amanda sontak berteriak dan melempar tas milik Newa.

"Mana-mana ulatnya, Ayah tolongin Manda," histeris Amanda.

Allan langsung mendekati putrinya. Benar saja, ada seekor ulat di tangan putrinya.

"Amanda tenang, ulatnya udah Ayah buang, Nak!"

Sementara hampir semua orang fokus pada Amanda, dan belum membahas Summer. Berbeda dengan Alana dan yang membereskan satu per satu barang di tas Newa yang berserakan. Hingga saat dia mengambil buku dengan hard cover, suatu benda terjatuh dari dalam buku itu.

Sebuah plastik kecil putih bening dan serbuk putih di dalamnya.

Alana mengambil benda itu. Untuk beberapa detik, otaknya membeku. Lalu, kembali tersadar. Pandangannya naik dan melihat beberapa orang yang berfokus pada Amanda. Senyuman miring terukir di bibir Alana.

"Newasena, benda apa ini?"

"Apa lagi sih?" Newa menoleh dengan malas, termasuk semua orang yang ada di sana.

Tapi, melihat benda yang dipegang oleh Alana. Membuat mata mereka membulat.

"Berikan pada Opa!" ujar Fernandoz mengulurkan tangannya.

Alana langsung memberikan benda itu kepada kakeknya. Tanpa pikir panjang, Fernandoz membuka perekat plastik dan memasukkan ujung jarinya ke dalam, lalu mencicipinya di ujung lidah.

"Papi, kenapa dicoba?" tegur Rain dengan nada marah.

"Kita tidak tahu ini apa, kalau tidak dicoba. Papi tidak mungkin meminta Allan atau Liberty mencobanya."

"Kita bisa memeriksanya di lab. Jika benar itu narkoba, berarti berbahaya," ujar Rain dengan menatap Fernandoz  lebih tajam.

"Papi tidak mau ada yang tahu, jika salah satu dari kita, menggunakan benda ini." Fernandoz bisa melihat wajah kesal di wajah putrinya—Rain dan di wajah istrinya. Sedangkan putrinya—Sunny, wanita itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Fernandoz tahu, pasti Sunny sedang memikirkan tentang magnet ball dan benda di tangan Fernandoz saat ini.

SEPASANG SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang