Kita saling berbicara

89 42 32
                                    

"Meski hanya berbicara sebentar, hal itu mampu membuat diriku senang."
~~ Aggya


Assalamu'alaikum wahaii readers tercintaku😚...

Gimana kabar kalian?Semoga selalu baik ya...

Siapa yang nunggu aku update bab baru, cung tangannya

Cus langsung dibaca aja ya👌....

Maaf jika ada salah kata dalam penulisan

Maaf jika ada salah kata dalam penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘️☘️☘️☘️

Shalat dhuha kali ini Aggya sendirian karena Lisna sedang berlatih upacara untuk senin depan. Setelah membereskan alat tulisnya, Aggya mengeluarkan mukenahnya dari kolong meja. Lalu matanya tak sengaja mendapati Tisa mengeluarkan mukenah juga.

"Kamu mau ikut shalat dhuha juga?" tanyanya penuh kegembiraan.

Tisa mengangguk. "Iya, gue boleh ikut shalat dhuha?" tanya Tisa yang ragu untuk mengatakan hal itu.

"Ya boleh dong," jawab Aggya yang begitu terkejut sekaligus antusias melihat Tisa yang mau ikut shalat dhuha. Bagaimana ia tidak bahagia, sudah lama Aggya mengajak Tisa untuk ikut hanya saja dia selalu beralasan haid ataupun malas.

Pernah Lisna marah karena alasan Tisa yang seakan menunjukkan bahwa dirinya enggan untuk shalat. Padahal shalat adalah kewajiban seorang muslim, mengapa semua orang bisa seenaknya saja meninggalkan kewajiban penting itu.

Namun, Aggya terkadang masih terus mengajak Tisa meskipun ia tahu jawabannya akan sama. Hingga akhirnya dirinya saat ini tidak lagi mengajak Tisa melainkan dia yang senang hati ikut. Usaha dirinya yang terus-terusan mengajak bahkan menasehati Tisa membuahkan hasil yang baik.

"Ya Allah, aku seneng banget kamu akhirnya mau ikut shalat dhuha...." Aggya masih merasa begitu bahagia dan bersyukur kepada Allah telah membukakan hati Tisa.

"Iya, nggak tahu kenapa gue pingin banget ikut lu shalat dhuha. Gue lihat lu sama Lisna yang nggak pernah absen shalat dhuha. Lama-kelamaan diri gue pingin ikut shalat dhuha juga." Jelas Tisa sambil meremat-remat mukenahnya. "Gue merasa bersalah banget karena nolak ajakan kalian untuk shalat. Maaf ya kalau gue sering nolak dan alasan mulu pas lu ngajak gue shalat."

Aggya tersenyum sampai nampak deretan gigi atasnya. "MasyaAllah, gapapa kok. Semua itu ada prosesnya dan Alhamdulillah ini mungkin awal diri kamu untuk lebih istiqomah dalam beribadah." Ujarnya sambil menepuk bahu Tisa. "Kamu tau nggak?aku selalu doain kamu supaya mau ikut untuk shalat dhuha dan Alhamdulillah Allah mewujudkannya."

Tisa merasa terharu sekaligus kaget Aggya sampai segitunya ingin dia istiqamah dalam shalat, entah mengapa dia merasa senang sekali mendapat sahabat yang begitu tulus.

"Buset, buset ada yang mau ikutan shalat juga kah?" tanya Darka yang sukses membuat suasana haru menjadi hilang, dia merasa heran juga melihat Tisa yang memegang mukenah.

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang