Prolog

1.1K 337 211
                                    


Hai teman-teman Readers...
Ini adalah cerita pertama aku.
Mohon maaf banget kalau ada part yang kurang ngeh atau nggak jelas. Karena aku baru belajar nulis.
Jadi maklum lahya... Langsung baca aja.
Semoga kalian suka...

Kring.... Kring.... Kring

Bunyi bel pertanda istirahat telah berbunyi nyaring dan menggema di seluruh penjuru kelas. Berhamburan banyak orang-orang yang keluar dari kelasnya untuk menikmati waktu istirahat ini. Suasananya yang tadinya hening karena masih ada pelajaran sekarang berubah ramai seperti pasar. Semua siswa-siswi keluar dari kandangnya untuk mencari makannya sebelum waktu itu habis.

Beda dengan anak lainnya, ada tiga wanita yang bisa dibilang mereka bersahabat satu sama lain. Mereka lebih memilih untuk duduk berdiam diri di kelas daripada harus berdesakan keluar kelas. Berbincang-bincang di kelas sambil makan keripik itu lebih nikmat dan nyaman daripada harus keluar. Toh, nanti juga di cafe sekolah, kantin, dan koperasi ramai oleh orang-orang. Jadi, mereka lebih baik menghabiskan waktu di kelas.

"Eh guys, tipe lelaki idaman kalian gimana?" Tanya Tisa sembari mencomot keripik kentang didepannya.

"Kalau aku sih ... yang sayang sama kedua orang tuanya.Sayang sama aku, setia, bisa ngaji, baik, sopan. Pokoknya gitulah." Ucap lisna sambil mengibaskan tangannya. "dan gue nggak mandang FISIK." lanjutnya penuh penekanan pada kata fisik. Yang mana dimasa sekarang orang-orang bukan mencintai dari akhlaknya namun dari fisiknya. Naas sekali bukan, padahal akhlak itu menentukan semua bukan sekadar fisik.
Fisik bisa menipu tetapi akhlak tidak.

"Emmm.. Kalau gue sih mandang fisik ya." Sahut Tisa membuat kedua temannya ini tidak terkejut sama sekali.
Beda dengan Lisna yang tidak memandang fisik, Tisa malah secara gamblang menjelaskan kalau dirinya memandang seseorang dari fisiknya.
Tentunya kedua temannya ini tidak menjudge dia sebab itu adalah haknya.

"Pokoknya gue mau punya pacar kayak jefri nichol. Udah macho, keren, manis. Haduh ...." lanjutnya sambil membayangkan wajah aktor tampan tersebut sambil senyum-senyum sendiri.
Mendengar itupun Lisna bergidik ngeri sedangkan Aggya hanya menggelengkan kepalanya.

Kemudian ia menolehkan kepalanya ke Aggya. "Kalau kamu gimana, gia?"

Sebelum menjawab gadis yang ditanyai itu mengelap mulutnya dengan tisu.

"Hampir sama kayak Lisna. Aku mau lelaki yang bisa ngaji, shalatnya nggak pernah telat. Pokoknya yang baik akhlaknya, agamanya,nasabnya (keturunan) begitulah ... " Jawabnya seraya menatap ke arah kedua sahabatnya.

Lelaki idaman Aggya sama seperti yang diimpikan Lisna, ia tidak sama sekali memandang lelaki dari tampangnya tetapi akhlaknya dan agamanya. Sebab, Aggya yakin semua manusia yang diciptakan oleh Allah SWT itu adalah sempurnanya makhluk. Jadi, tidak ada yang tidak sempurna semua yang ada didunia ini sempurna. Menurutnya, akhlak dan agama itu komponen penting.

Tisa manggut-manggut. "Tapi cari cowok yang kayak gitu di zaman sekarang agak susah. "

"Bukan susah sih lebih tepatnya kita belum menemukan orangnya. Aku yakin ada kok lelaki yang kayak gitu. Cuman ya ... Kita belum ketemu aja." Timpal Aggya. Memang zaman sekarang melihat ada lelaki yang paham agama betul-betul itu masih belum kelihatan, intinya jarang ada yang begitu. Namun, bukan berarti tidak ada sosok yang seperti itu. Tentunya pasti ada hanya saja kita masih belum menemukannya.

"Betul, kata Aggya. " Sahut seseorang membuat ketiga orang itu mencari sumber suara dan nampaklah seorang cowok berambut cepak dari balik pintu yang mana dia langsung berjalan dan duduk disebelah Tisa.

"Masih ada kok cowok yang kayak gitu." Ucapnya sambil ikut mencomot keripik kentang yang sangat menggoda nafsunya.

"Mana buktinya?"

"Gue," Jawabnya cowok itu percaya diri sambil membusungkan dada. Tanpa berpikir Tisa yang ada di sampingnya langsung melemparkan bekas tisunya ke wajah lelaki tersebut.

"Ilfeel gue liat wajah lu." Ucap Tisa.

"Idih.. nggak tau aja wajah gue nih limited edition. Cuman ada satu didunia."

"Emang cuman lu doang. Kita juga kali."
Sahut Tisa sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Oh iya, Dar. Wanita idaman kamu gimana?" Lisna tiba-tiba saja kepikiran untuk bertanya juga kepada Darka tentang wanita idamannya.

"Wanita idaman?" tanyanya sambil menaruh tangannya di dagu seolah sedang memikirkan hal yang amat sulit saja sampai begitu.

Tisa menjadi ikut penasaran akan jawaban lelaki itu begitupun dengan dua gadis lainnya sampai-sampai mereka melihat Darka secara serius untuk menunggu jawabannya. Darka yang melihat hal itupun merasa lucu sendiri.

"Rahasia," Jawabnya sambil tertawa terbahak-bahak karena telah mengelabui mereka. Langsung saja tisu kotor dilemparkan padanya secara brutal oleh ketiga gadis itu.Sangking kesalnya di kelabui sampai-sampai Aggya dan Lisna ikut juga menyerangnya.

"Rese lo, Dar."

"Tau nih. Kita udah serius nungguin, Lunya malah bercanda." Mereka semua memasang wajah kesal. Melihat hal itupun semakin membuat Darka tambah tertawa keras.

"Hmmphh... "

Karena kesal Tisa memasukkan sebuah gorengan ke dalam mulut cowok itu agar tidak lagi tertawa.

"Rasain tuh."

Sekarang ganti mereka yang tertawa terbahak-bahak melihat pipi Darka menggelembung seperti bakpao. Ditambah raut muka kesalnya itu. Mereka terlihat sangat puas sekali dengan hal itu.






Hai gimana ceritanya seru nggak?
Nggak pasti ya😞
Maaf ya bebs kalau masih agak nggak jelas soalnya me baru belajar nulis disini.

Kalau mau lanjutan ceritanya pencet vote iyesss, sama bintangnya juga pencet biar akunya tambah semangat.Syukur-syukur ada orang baik hati yang mau follow akuwwww😁 sama share cerita ini hahahaha.....
Pokoknya terimakasih juga buat yang udah mampir di cerita nggak jelas ini❤

Mencintai Dalam DiamWhere stories live. Discover now