Reynan sibuk menoleh ke belakang sampai tak menyadari jika di depan sana terdapat dua mobil hitam yang melaju ke arahnya alhasil saat jarak mereka sudah dekat Reynan mengerem mendadak membuat dirinya dan motornya jatuh ke aspal

"argh sialan" teriak Reynan sembari melemparkan helm nya, sepertinya kakinya terkilir karna tertimpa motor juga sikunya terluka akibat tergores dengan aspal, ia jadi menyesal tidak memakai jaket yang tebal tadi

Salah satu pintu mobil terbuka dan keluarlah seseorang yang berjalan menghampiri Reynan yang masih terbaring di aspal

"sudah bermain-mainnya" ucap orang itu dingin membuat Reynan mendongak

"bangsat" ucap Reynan reflek saat melihat siapa orang di depannya, dia adalah Steven kakak sulung tubuh ini dan sekarang dia menatapnya datar dan tajam

"kita pulang" ucap Steven datar

Setelah Steven mengatakan itu para bodyguard keluar dari mobil yang tadi mengejarnya

"pelan-pelan anjir, kaki gue sakit" ucap Reynan saat dua orang bodyguard mengangkatnya paksa untuk berdiri


"jangan berkata kasar Reynan" ucap Steven penuh penekanan

"sorry, lagian mereka kagak bisa pelan-pelan napa" ucap Reynan membuat Steven menghela nafasnya

"pelan-pelan" ucap nya pada bodyguard yang menuntun Reynan

"bawa dia ke mobil" perintah Steven membuat kedua bodyguard itu mengangguk dan membawa Reynan yang berjalan sedikit tertatih ke mobil

"puas bermain-mainnya?" ucap Zergan saat Reynan sudah memasuki mobil

"eh" ucap Reynan terkejut saat menoleh ternyata didalam mobil terdapat Zergan dan Bryan

"bandel" ucap Bryan menjitak kepala Reynan yang duduk di sebelahnya

Tak lama Steven masuk di kursi pengemudi, jadi Zergan dan Steven duduk di kursi depan sementara Bryan dan Reynan duduk di kursi belakang

"tunggu hukumanmu" ucap Steven datar sebelum melajukan mobilnya

Reynan tak peduli ia lelah ingin istirahat setelah tadi berlarian di hotel bersama Dika, ia memposisikan tubuhnya mencari kenyamanan lalu menutup matanya untuk beristirahat, untuk hukuman bisa ia pikirkan besok yang penting sekarang ia beristirahat dahulu

***

Reynan terbangun di pagi hari, sepertinya semalam ia tertidur di mobil dan lukanya sudah di obati mungkin?

Tunggu, seperti ada yang salah dengan kakinya, Reynan menyibakkan selimutnya dan seketika matanya melotot tak percaya

"anjir mereka pikir gue hewan" ucap Reynan tak terima saat melihat kaki kanannya yang tidak terluka di rantai, rantainya memang panjang tapi tetap saja Reynan kesal

Reynan turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi dengan langkah tertatih karna kaki kirinya ternyata masih terasa sakit, ia ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dan menggosok gigi tidak perlu mandi karna ia tidak akan kemana-mana

Keluar dari kamar mandi Reynan mengercitkan alisnya saat melihat di atas meja belajarnya terdapat sepiring makanan segelas air putih dan segelas susu, Reynan tak berniat menyentuh makanan itu ia malah berjalan ke arah balkon dan memilih untuk merokok sembari duduk di kursi yang tersedia dan menikmati angin pagi

Setelah menghabiskan 2 batang rokok Reynan menatap rantai yang ada di kakinya dan mencari cara untuk melepaskannya, jujur saja ia risih karna mengganggu kenyamanannya

"bangsat, kenapa gue gak minta bantuan si Renald" ucap Reynan menepuk jidatnya saat teringat sesuatu

Di dunianya dulu ia pernah mengalami kejadian seperti ini, tangan dan kakinya diikat oleh rantai namun Renald dengan mudahnya melepaskan ikatan itu, ya meskipun tangannya harus mendapatkan luka yang tidak ringan setelahnya

"kau membutuhkan bantuanku?" tanya Renald tiba-tiba, sepertinya ia tahu apa yang sedang Reynan pikirkan

"bantu gue lepasin rantai di kaki gue" ucap Reynan tanpa basa-basi

"hal yang gampang, tapi tidak gratis" ucap Renald membuat Reynan berdecak

"ck! lo mau apa?" tanya Reynan

"ijinkan saya mengendalikan tubuh ini selama satu hari" ucap Renald membuat Reynan terdiam, tidak mungkin ia membiarkan Renald mengambil alih tubuh ini karna dia pasti akan membuat masalah

"saya tidak akan membuat masalah, percayalah" ucap Renald terkekeh, ia tahu apa yang Reynan pikirkan

"oke tapi inget jangan buat masalah, gue mau istirahat" ucap Reynan lalu menutup matanya

Mata itu kembali terbuka namun dengan warna bola mata yang berbeda jika sebelumnya berwarna coklat dan biru kini berwarna hitam pekat

"ya benar kau harus beristirahat" ucap Renald menyeringai saat dirasa Reynan benar-benar istirahat disana

Renald menatap rantai yang mengikat kakinya, dengan sekali tarikan rantai itu langsung lepas namun membuat telapak tangannya terluka hingga mengeluarkan darah

Reynan menatap tangannya yang mengeluarkan darah, lalu ia menjilatinya hingga darah itu tidak mengalir lagi

"ternyata tubuh ini memiliki darah yang manis" ucap Renald terkekeh sembari menjilat bibirnya yang masih ada sisa-sisa darah.

*
*
*
*
*

Jangan lupa vote 🌟🌟




without identity (end)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora