*8*

20.9K 1.9K 35
                                    

Happy reading

"dari mana lo?" tanya Biru, Reynan mengangkat alisnya bingung, baru saja ia membuka pintu sudah di suguhkan wajah datar Biru

"nyari angin" jawab Reynan

"lain kali inget waktu, lo tahu kan peraturan disini gak boleh keluar melebihi jam 10" ucap Biru

"iya sorry" ucap Reynan

"bukan apa-apa kalo sampai ketahuan bukan cuma lo yang dapat masalah tapi gue sama Elang juga, gue gak mau dapet masalah cuma gara-gara lo yang keluyuran tengah malam" ucap Biru lalu berlalu pergi meninggalkan Reynan yang masih berdiri di dekat pintu

"gak usah di dengerin dia khawatir sama lo sebenernya" ucap Elang menepuk pundak Reynan

"dari kapan lo disini?" tanya Reynan terkejut

"dari awal lo di marahin si Biru"

"lo gak marah juga sama gue?"

"enggak, kan udah di wakilin sama si Biru"

"emang kenapa sih? gak biasanya dia marah"

"tadi sempat mau ada pemeriksaan untungnya gak jadi dan asal lo tahu tadi si Biru khawatir banget sama lo apalagi hp lo gak bisa di hubungi"

"hp gue mati lupa di cas"

"yaudah sono cas, gue mau balik ke kasur lanjut tidur" ucap Elang melangkah menuju kasurnya

Setelah membersihkan diri Reynan sekarang sedang berbaring di kasurnya sembari memandangi foto bayi yang ia ambil di Mansion Ravenzia

"kalo bener si Reynan keturunan Ravenzia bisa mendadak jadi sultan nih gue, tapi gue harus pastiin dulu siapa tahu bayi ini bukan si Reynan"

***

"nyonya Ravenzia udah meninggal? tapi kok kematiannya janggal ya" ucap Dika setelah membaca salah satu artikel lama tentang keluarga Ravenzia

Setelah Reynan pergi Dika tidak benar-benar istirahat melainkan pergi ke ruang komputer untuk mencari informasi tentang Ravenzia

"gak ada berita tentang kehilangan atau penculikan disini, terus foto bayi itu siapa kira-kira" ucap Dika, ia terus menelusuri artikel-artikel lama tentang keluarga Ravenzia

"bener-bener ni keluarga susah banget nyari informasinya,  gue gak bisa bobol keamanannya lagi" ucap Dika frustasi

***

Pagi harinya Reynan sudah siap dengan seragam sekolahnya

"si Biru mana?" tanya Reynan pasalnya dari tadi ia tidak melihat keberadaan Biru

"udah berangkat kali" jawab Elang sembari memasukan beberapa buku ke dalam tas nya

"buset rajin bener dia, padahal ke sekolah cuman 5 langkah doang"

"kek yang gak tahu dia aja lo"

"gue kan emang gak tahu"

without identity (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang