*29*

13.8K 1.3K 42
                                    

Happy reading

"perut gue sakit" ucap Reynan meremas perutnya, tak hanya yang itu kepalanya pusing dan pandangan memburam

"bodoh sudah ku peringatkan jangan terlalu mempercayai orang-orang di sekelilingmu" ucap Renald terdengar saat Reynan berusaha menjaga kesadarannya

Reynan merasakan sesuatu naik dari perutnya dan tak lama ia memuntahkan darah yang cukup banyak

"sudah bereaksi rupanya" ucap Zidan membuat Reynan menatapnya tak percaya

"kau" ucap Reynan menunjuk Zidan dan hendak memukulnya jika Kevin dan Beni tidak segera menahan kedua tangannya

"kenapa? kau terkejut? ternyata kau sangat mudah di bodohi" ucap Zidan tertawa mengejek ke arah Reynan

Reynan mengepalkan tangannya emosi, dengan sekali tarikan ia dapat melepaskan kedua tangannya membuat Kevin dan Beni cukup terkejut

"tubuhmu cukup kuat menahan kesadaran dari racun yang ku masukan" ucap Zidan menghindari pukulan Reynan yang hendak mengenai wajahnya

Reynan menyerang Zidan dengan sisa tenaganya, walaupun seperti itu Zidan terlihat kewalahan, melihat temannya kewalahan Kevin dan Beni pun ikut membantu

Entah akibat emosi atau memang tubuhnya yang kuat, Reynan dapat membuat ketiga penghianat itu kewalahan menghadapinya

"kalian sangat lemah, bahkan menghadapi seseorang yang sedang keracunan pun kalian kewalahan" ucap Reynan menyeka darah di mulutnya

Zidan menyeringai membuat Reynan mengercitkan alisnya, lalu tak lama Reynan mendengar suara kendaraan berhenti di depan Cafe, Reynan hendak menoleh namun belum ia menggerakankepalanya tiba-tiba seseorang sudah memukul tengkuknya membuat Reynan seketika tak sadarkan diri

"menghadapi orang keracunan saja kalian sangat lama" ucap Zean, ya Zean sang pelaku yang memukul tengkuk Reynan

"dia diluar perkiraan" ucap Beni yang di angguki Kevin

"kau lupa? kau pun pernah kalah olehnya" ucap Zidan lalu pergi keluar

Zean tak menghiraukan ucapan Zidan, ia menyeringai melihat Reynan yang sudah terkapar lemah di lantai dengan jejak darah dari mulutnya

"penderitaan lo baru akan dimulai" ucap Zean tersenyum miring

***

Sementara itu Zergan yang sedang memeriksa dokumen di ruangannya tak sengaja menyenggol kopi yang ada di mejanya hingga jatuh

"Reynan" ucap Zergan saat teringat putra bungsunya, entah kenapa perasaannya seketika tak enak

"Jef kemarin lah" panggil Zergan memanggil asistennya itu melalui telepon kantor

"tuan anda memanggil saya?" tanya Jefri menghadap

"cari Reynan dan laporkan padaku hasilnya, segera" perintah Zergan

"baik tuan" ucap Jefri mengangguk lalu pamit pergi untuk melaksanakan tugasnya

Disisi lain Javier yang sedang menyetir tiba-tiba mengerem mendadak saat sebuah motor menyalipnya

"lo kenapa?" tanya Reygan menatap adiknya

"gapapa, gue cuma kaget" jawab Javier kembali melajukan mobilnya menuju mansion

Tiba di mansion Reygan dan Javier mengercitkan alisnya saat tak melihat keberadaan motor Reynan di halaman, biasanya saat mereka pulang motor itu sudah terparkir apik disana

Tak ingin berpikiran buruk mereka segera melangkah masuk dan saat masuk mereka melihat abangnya Bryan terlihat gelisah

"bang kenapa?" tanya Javier

"adik kalian belum pulang dan ponselnya tidak bisa di hubungi" ucap Bryan terlihat kesal namun ada pancaran kekhawatiran di matanya

"mungkin main dulu bang" ucap Reygan

Bryan tak menjawab ia malah mengambil kunci mobil dan berjalan keluar

"bang mau kemana?" tanya Javier melemparkan tasnya dan menyusul Bryan keluar begitupun dengan Reygan

"Dika" jawan Bryan membuat mereka paham, abangnya pasti ingin memastikan keadaan adiknya

"kita ikut" ucap Reygan

"cepatlah masuk" ucap Bryan membuat mereka tersenyum dan segera memasuki mobil

Bryan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai ke rumah Dika, entah kenapa perasaannya tidak enak padahal biasanya saat Reynan kabur pun ia tidak seperti ini

Tiba di halaman rumah Dika, Bryan langsung turun dan mengetuk pintu dengan tak sabaran

"sabar woy sabar" teriak Dika dari dalam

"eh tuan muda, ada apa nih?" tanya Dika saat membuka pintu

"dimana Reynan?" tanya Bryan membuat Dika menatapnya bingung

"si Rey gak ada disini, kalo gak percaya liat aja ke dalem" ucap Dika mempersilahkan mereka masuk

Bryan segera masuk ke dalam dan memeriksanya bahkan ia memeriksa kamar Dika dan kamar kosong di sampingnya, Dika sih masa bodoh lagian tak ada barang berharga dan tidak mungkin juga tuan muda Ravenzia akan maling kecuali jika itu anak bungsunya ia akan percaya

"gak ada kan? lagian ada apa sih?" tanya Dika

"Reynan belum pulang dan hp nya gak bisa di hubungi" Jawab Javier

"mungkin lagi keluyuran, lo tenang aja nanti juga balik lagi" ucap Dika

***

kembali pada Reynan, ia membuka matanya dan melihat sekeliling kedua tangannya di rantai dan tubuhnya masih lemas mungkin akibat racun tadi

kembali pada Reynan, ia membuka matanya dan melihat sekeliling kedua tangannya di rantai dan tubuhnya masih lemas mungkin akibat racun tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

pintu besi di depannya terbuka dan muncullah seorang wanita yang sangat Reynan kenal dan seorang pria bertopeng berjalan ke arah Reynan

"kau sangat menyedihkan"

*
*
*
*
*
Jangan lupa vote 🌟🌟

without identity (end)Where stories live. Discover now