*6*

23.9K 2K 73
                                    

Happy reading

Setelah mayat Juan di bawa oleh ambulance, semua murid membubarkan diri

"kantin yuk" ucap Reynan

"yuk laper gue" ucap Biru

"yuk lah gue juga laper" ucap Elang

Tiba di kantin Elang langsung memesan makanan untuk mereka sementara Reynan dan Biru mencari meja untuk mereka 

"Rey lo gak nyari masalah kan?" tanya Biru saat mereka sudah duduk

"enggak kenapa?" tanya Reynan mengercitkan alisnya

"bang Javier kok liatin lo mulu" ucap Biru berbisik, mendengar bisikan Biru, Reynan hendak menoleh namun langsung di tahan oleh Biru

"jangan di liat bego, nanti dia tahu kita lagi ngomongin dia" ucap Biru

"hehe sorry reflek" ucap Reynan

"makanan datang" ucap Elang tiba-tiba dengan membawa banyak makanan dibantu juga oleh murid lain

"thank Bil, nih buat lo" ucap Elang memberikan uang pada Billy orang yang membantunya membawa makanan mereka

"lo pada lagi ngomong apa nih seru kek nya" ucap Elang menatap mereka berdua

"kepo lo" ucap Reynan

"yee ngeselin lo udah gue pesenin makan juga" ucap Elang menjitak kepala Reynan

"nanti gue kasih tahu, sekarang makan dulu jangan ribut" ucap Biru menengahi

"ya bener makan dulu, gue juga udah laper" ucap Reynan

Selesai makan mereka kembali ke kelas karna bell masuk sudah berbunyi, tadinya Reynan ingin bolos namun Elang dan Biru menyeretnya masuk ke kelas

"tadi lo pada ngomongin apa di kantin?" tanya Elang setelah mereka duduk di bangku

"masih inget ternyata, gue kira udah lupa" gumam Biru tapi masih di dengar oleh Reynan karna memang pendengarannya yang tajam

"ayo cerita" ucap Elang menatap Biru

Akhirnya dengan terpaksa Biru menceritakan jika Javier tadi dari awal mereka masuk kantin hingga keluar dari kantin, Biru sering memergoki Javier menatap Reynan namun tatapannya datar

"lo buat masalah apa sama mereka Rey?" tanya Elang menatap Reynan intens

"gue gak buat masalah apa-apa sama mereka sumpah" ucap Reynan

"terus kenapa dia liatin lo mulu?" tanya Biru

"ya gue juga gak tahu" jawab Reynan

"apa dia curiga sama gue? tadi kan sempet pas pasan di koridor" batin Reynan

"tapi gak mungkin, gue udah pastiin badan gue bersih sebelum keluar" batin Reynan lagi mengingat kembali kejadian tadi

"woy malah ngelamun lo" ucap Elang menggebrak meja membuat Reynan tersadar

"woy sekarang pulang cepet, karna guru guru harus ke kantor polisi buat jadi saksi" teriak ketua kelas membuat semua murid jadi heboh

"asik gue bisa tidur siang nih" ucap Elang membereskan bukunya yang berserakan di meja

"tidur mulu" ucap Reynan mulai melangkah keluar kelas

"woy tungguin" teriak Biru pada Reynan

Langkah Reynan terhenti saat melihat ke arah parkiran mobil, di sana ia melihat Javier dan yang lainnya

"sekaya apa sih mereka?" batin Reynan menatap mereka yang mulai memasuki mobil masing-masing

"kayaknya seru rampok rumah mereka terutama rumah keluarga Ravenzia, akan sangat menantang dan menegangkan kalau gue masuk ke sana" batin Reynan saat jiwa jiwa merampoknya keluar

"woy malah ngelamun disini lo" ucap Elang menepuk pundak Reynan

"anjing kaget gue" ucap Reynan mengelus dadanya karna jantungnya sedang jedag jedug

"hehe sorry abisnya lo serius amat liatin parkiran" ucap Elang melihat ke arah parkiran

"lo liatin apa sih?" tanya Elang saat ia tak melihat hal menarik di parkiran

"gak gue cuman lagi mikir nanti malem makan apa" ucap Reynan asal dan mulai kembali melangkah menuju asrama

"makan mie biasanya juga" ucap Elang berjalan menyusul Kai

"bosen gue makan mie mulu" ucap Reynan

"tambahin telor biar gak bosen" ucap Elang

"itu juga gue udah bosen" ucap Reynan

"yaudah jangan makan aja" ucap Elang santai

"lo nyuruh gue kelaparan?" tanya Reynan ngegas

"engga tuh" ucap Elang, kemudian berlari saat melihat wajah kesal Reynan

***


"lo kenapa tadi liatin anak itu?" tanya Reygan pada Javier, kini mereka sedang berada di dalam mobil

"gue curiga sama dia bang" ucap Javier

Reygan memang lebih tua satu tahun dari Javier, dan kenapa mereka berada di kelas yang sama? karena Reygan sempat mengalami koma akibat kecelakaan mobil dan kejadian itu terjadi saat Reygan baru lulus SMP dan hendak masuk ke jenjang SMA akibatnya ia jadi menunda satu tahun untuk masuk SMA

Dan akibat dari kecelakaan itu pula ia tidak pernah di izinkan lagi oleh keluarganya menyetir mobil sendiri jadi ia selalu bersama Javier saat pergi maupun pulang sekolah

"curiga kenapa?" tanya Reygan

"soal pembunuhan yang terjadi di toilet" jawab Javier

"lo curiga dia pelakunya?" tanya Reygan yang di jawab anggukan oleh Javier

"kenapa?" tanya Reygan

"gue sempat pas pasan sama dia di koridor dan dia berjalan dari arah toilet" jawab Javier

"tapi itu bukan bukti kuat" ucap Reygan

Tak terasa mobil mereka sudah sampai di mansion, Reygan dan Javier turun dari mobil namun langkah mereka terhenti saat melihat dua mobil yang sudah lama tak terlihat kini ada di parkiran mansion

"kita gak akan bisa bebas lagi bang" ucap Javier

"bener" ucap Reygan

Sebelum masuk mereka menarik nafas terlebih dahulu untuk menyiapkan mental mereka

"Rey, Vier kalian tak menyapa kami" ucap seseorang dengan suara yang berat membuat mereka membalikkan tubuhnya

"bang, kapan kembali?" tanya Reygan berbasa-basi dan menghampiri 2 orang yamg memandang mereka datar, mereka berdua adalah Steven Gerrard Ravenzia putra sulung keluar Ravenzia dan Bryan Arkanza Ravenzia putra kedua keluarga Ravenzia

"tadi siang" jawab Bryan.

*
*
*
*
*

Jangan lupa vote 🌟🌟

without identity (end)Where stories live. Discover now