*34*

15.1K 1.4K 55
                                    

Happy reading

"abang tahu siapa yang bunuh mamah?" tanya Rafael membuat mereka menatap Reynan menunggu jawaban dari pemuda itu

"saya, saya yang membunuh jalang itu haha" suara Renald terdengar disusul dengan tawanya membuat Reynan bergidik ngeri, kadang ia berpikir mengapa ia bisa mempunyai alter ego seperti Renald

Alvaro menepuk pundak Reynan membuat Reynan tersadar dari lamunannya

"sorry El gue gak tahu kayaknya tante Vyo di bunuh saat gue udah gak sadar" jawab Reynan

"tapi abang pasti liat siapa yang siksa abang" ucap Rafael

"gue gak liat mukanya mereka sekitar ada 5 orang semuanya berpakaian serba hitam dan memakai topeng" jawab Reynan sembari mengerutkan keningnya seolah sedang mengingat-ingat kejadian itu

"kamu tidak trauma kan Rey?" tanya Lyora menatap Reynan khawatir

Trauma? bolehkah Reynan tertawa, mana mungkin ia trauma pekerjaannya saja tidak jauh beda dengan penyiksaan dan pembunuhan

"tante tidak usah khawatir" jawab Reynan tersenyum

"syukurlah" ucap Lyora lega

*

Malam harinya ruangan Reynan hanya diisi ayah dan para saudaranya, semuanya sudah berpamitan pulang tadi sore

Reynan terbangun di tengah malam, ia ingin ke kamar mandi dan sudah tak tahan tapi bagaimana caranya ia ke kamar mandi untuk duduk saja ia susah, lalu tatapan Reynan beralih pada abang sulungnya yang masih sibuk dengan laptopnya padahal semuanya sudah tertidur, haruskah ia meminta bantuan? sepertinya memang harus

"bang" panggil Reynan membuat Steven menoleh dan menghampirinya setelah menyimpan laptopnya di meja

"kenapa? ada yang sakit?" tanya Steven khawatir

"bukan, itu gue mau ke toilet bantuin" ucap Reynan

Steven mulai membantu Reynan bangun dengan hati-hati ia juga membantu membawa tiang infus Reynan ke toilet sampai di toilet Steven membantu Reynan duduk di toilet duduk

"kenapa?" tanya Steven saat Reynan menatapnya

"keluar bang masa lo mau nunggu disini" ucap Reynan

"memangnya kenapa? siapa tahu kau butuh bantuan" ucap Steven membuat Reynan menatapnya datar

"gue udah gede bang bukan anak kecil udah sana keluar gue udah gak tahan" ucap Reynan berusaha sabar

"kau masih anak kecil di mataku" ucap Steven terkekeh lalu melangkah keluar dan menutup pintu toilet sebenarnya ia ingin menjahili adiknya lebih lama tapi tak tega

"bang gue udah nih" teriak Reynan membuat Steven membuka pintu toilet, Steven kembali membantu Reynan menuju kasurnya lagi

"pelan-pelan bang kaki gue sakit" ucap Reynan meringis, perasaan saat ia berjalan menuju toilet tadi tak terasa sakit tapi kenapa sekarang terasa sakit

"awas lo pria bertopeng kalo gue udah nemuin lo gue siksa lo lebih dari ini" batin Reynan kesal

Dengan susah payah menahan rasa sakit akhirnya Reynan tiba di kasurnya, bahkan saat akan berbaring pun ia meringis karna luka di punggungnya memang belum kering

without identity (end)Where stories live. Discover now