44. Siapa Yang Salah?

6.5K 488 127
                                    

Pulang dalam keadaan lelah fisik dan pikiran, Zino memiliki harapan untuk malam ini berjalan dengan lancar begitu sampai di rumah

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Pulang dalam keadaan lelah fisik dan pikiran, Zino memiliki harapan untuk malam ini berjalan dengan lancar begitu sampai di rumah.

Tapi ternyata tidak...

Tuhan sepertinya ingin kembali menguji kesabarannya dengan memperlihatkan Istrinya yang belum tidur dan justru membakar sesuatu di depan rumah mereka.

Turun dari mobil, Zino melonggarkan dasinya setelah melepas jasnya, menyampirkannya di satu lengannya.

Lebih mendekat, Zino membulatkan matanya begitu mengetahui barang apa yang telah dibakar oleh Istrinya itu.

Zino terdiam kaku. Jangankan untuk memberikan teguran, bibirnya saat ini saja terasa berat hanya untuk memanggil sang Istri.

Hingga sampai dimana Kina berbalik setelah berhasil membakar habis barang tersebut.

Perempuan itu telah menyadari keberadaan Zino sejak awal, tapi memutuskan untuk diam dan melanjutkan tujuannya. Kini dirinya menatap berani netra hitam itu meski matanya berkaca-kaca.

"Kenapa--?" sangat pelan, hampir tak terdengar jika saja yang diajaknya bicara tak berada tepat di depannya.

Kina tersenyum kecut mendengarnya. Harusnya dirinya yang bertanya begitu pada pria itu.

"Kenapa? Kamu tanya kenapa?! HARUSNYA AKU YANG TANYA BEGITU!"

Zino tak tahu apa masalahnya. Tapi melihat emosi Kina yang meluap-luap, sepertinya dirinya harus mengalah lagi untuk kali ini.

Mendekatkan diri, Zino mencoba menenangkan Kina. Pria itu mengusap punggung wanitanya penuh kasih.

Setelah dirasa tenang, Zino mencoba menuntunnya agar mau masuk rumah. Namun penolakan keras dia dapatkan darinya.

Kina menepis kasar tangan Zino, seolah merasa jijik disentuh oleh pria yang berstatus sebagai Suaminya karena paksaan keadaan itu.

"Kina--" tegur Zino sangat pelan, berharap perempuan itu bersikap lebih dewasa untuk kali ini saja.

"Ini udah malem. Masuk dulu ayok-- Kita omongin besok pagi. Nggak enak didenger tetangga yang lewat nanti"

Kina memalingkan wajahnya, mengusap kasar air matanya lalu melangkah memasuki rumah mendahului Zino yang hanya bisa menunduk sambil menghela sabar.

Pria itu menyusul setelah menenangkan dirinya sendiri. Saat ini fisik dan batinnya begitu lelah karena pekerjaan, tapi harus menghadapi situasi yang akan mengujinya.

Membuka perlahan pintu kamar, Zino langsung berlari menghampiri Kina begitu melihat perempuan itu membuka koper dan bersiap mengeluarkan baju-bajunya dari dalam lemari.

Membawa paksa tubuh berisi itu agar berdiri menatapnya, Zino merasa masalah kali ini memang harus diselesaikan malam ini tanpa menunggu besok.

"KINA KAMU INI KENAPA SIH?!"

Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن