"Kau harus lihat ini! Aku menemukannya di atas meja rias. Aku rasa Lacey yang menulis surat itu," jelas Calum cepat seraya memberikanku sebuah surat dan dua buah gelang berbandul infinite. Dengan perasaan was-was aku duduk di kasur kemudian membaca apa isi surat itu.

Dear Luke,

This is a letter that i never thought i would have to write.

It's hard to say but.. i'm done this time. By the time you get this letter, i'll probably won't be around anymore. Tolong jangan mencoba untuk mencariku karena sesungguhnya kaulah yang membuatku melakukan ini, kaulah yang membuatku memutuskan untuk pergi meninggalkanmu.

I've thought about this and i will not be coming back.
We both need to move on with our lives.

Aku tau kau masih menyimpan sedikit rasa untuk Aleisha.
Maka dari itu kejarlah dia, kau pantas mendapatkannya lagi.

Meskipun berat untuk melepaskanmu yang baru saja aku genggam, namun aku rasa ini yang terbaik untuk kita berdua.

We loved each other well-- for a time. A small part of my heart will always remember that love and remember the happy times we had together.

Aku ingin berterimakasih karena kau telah mengakui Jackie sebagai anakmu dan terimakasih telah menjadi ayah yang baik bagi Jackie dalam beberapa minggu terakhir ini.

Jaga dirimu baik-baik dan selamat tinggal.

All the love,
Lacey.

Suddenly when i read that letter my heart shattered into a million pieces, air was stuck in my throat dying to get out, my legs and arms are shaking while the tears start running down my face.

"Kau baik-baik saja?" tanya Michael dan Ashton bersamaan, aku terdiam dan terus menunduk sambil menyerahkan surat yang Lacey tulis untuk mereka baca.

Sekarang dia pergi.

Dia benar-benar pergi meninggalkanku.

Dia benar-benar pergi meninggalkan semua cerita yang baru saja kami bangun.

"Luke that's not how you two were supposed to say goodbye," ucap Michael memecah keheningan.

"What should i do? Now they're gone and it's all my fault," ucapku parau diiringi air mata yang terus menggenang di pelupuk mataku.

"Luke tenanglah, Lacey dan Jackie pasti akan kembali. Kau tidak usah khawatir," ujar Calum.

"Bagaimana bisa aku tidak khawatir?! Ini pagi buta dan mereka sedang berkeliaran di luar sana Cal!" ucapku penuh emosi dan lagi-lagi air mata masih terus mengalir di pipiku.

"Kita akan mencari mereka besok pagi, sekarang kau harus tenang. They're gonna be alright. Kau tahu Lacey wanita yang kuat dan pintar kan? Jadi aku rasa sekarang mereka pasti sudah menginap di suatu tempat yang aman dan tidak berkeliaran di luar sana seperti yang kau bilang tadi," jelas Calum masih terus menenangkanku.

"Tidak, tidak. Setelah Ayah dan Ibunya meninggal, Lacey hanya memiliki Niall. Seluruh keluarganya berada di Ireland. Cal, aku harus menemukan Lacey dan Jackie hari ini juga. Aku tidak bisa membiarkan mereka terlantar di luar sana. It is now or never."

"Luke aku ikut, ayo kita cari mereka!" seru Ashton sambil tersenyum dan aku hanya bisa mengangguk setuju.

Dengan kepala yang sedikit nyeri, aku bangkit dari tempat tidur lalu berjalan keluar kamar dan langsung menyambar kunci mobil.

Tanpa berpikir apa-apa lagi, kami berdua langsung pergi keluar rumah dan Ashton mulai mengemudikan mobilku.

"Mr. Hemmo, kita mau mencari Lacey kemana sekarang?" tanya Ashton ketika kami baru saja keluar dari kompleks perumahan.

Meant To BeWhere stories live. Discover now