Sembilanbelas

64.9K 1.7K 136
                                    

Sedih banget deh!!!😭😭
Part 18 rasa-rasanya sepi banget... Pada gak suka ya?!

Sorry ya kalau gak sesuai ekspetasi kalian..
Aku udah berusaha semaksimal mungkin, bikin ide/tema tuh emang sesulit itu sumpah🤧😩

Potek hatiku ini karena kok mau menuju ending malah tambah sepi🗿💔

Setelah •REAL FRIEND• tamat, aku mau vakum kayaknya deh.. Gak jadi buat cerita lain lagi, padahal rencana awalnya aku mau lanjutin cerita yang aku unpublish!!

Hmmm... Jadi patah semangat kan🤡

Awalnya Fanny tak tahu menahu mengenai bagaimana nasib dari pelaku yang malam itu berbuat keji kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Awalnya Fanny tak tahu menahu mengenai bagaimana nasib dari pelaku yang malam itu berbuat keji kepadanya. Yang menusuknya dengan sengaja menggunakan pisau. Selama kurang lebih dua minggu, Fanny hanya disibukkan dengan pemulihan tubuhnya. Dan selama kurun waktu itu, Fanny terus di jaga ketat oleh maminya sekaligus mamanya.

Namun, di malam ini Fanny tiba-tiba dikejutkan dengan keadaan Teo yang terlihat acak-acakan. Terlebih di sudut bibir laki-laki itu terdapat darah segar.

"Kamu berantem?!" tanya Fanny mendekati Teo.

Wanita itu menyentuh dagu Teo, membalikkan wajah tampan itu ke kanan.

"Enggak. Aku jatuh tadi." jawab Teo enggan menatap Fanny.

Fanny yang mendengar bualan itu tampak menghela napasnya. Kemudian membawa laki-laki itu untuk duduk bersamanya di sofa. Fanny mengambil kotak P3K untuk mengobati Teo.

"Jujur sama aku. Kamu berantem sama siapa?" Fanny bertanya namun tak menatap Teo, wanita itu sibuk mengoleskan salep ke sudut bibir Teo.

"Aku gak berantem, sayang. Aku jatuh." ujar Teo sekali lagi dengan jawaban yang sama.

Kelewat gemas karena Teo tak kunjung berkata jujur, Fanny menekan luka itu dengan sengaja.

"Sshh.. Sakit!" jerit Teo menatap tajam Fanny.

"Ya makanya jujur. Berantem sama siapa? Ijinnya sama aku keluar beli makan, tapi pulang-pulang babak belur." omel Fanny menutup luka itu dengan hansaplast.

Terdiam cukup lama. Teo seolah tampak bimbang akan memberitahu Fanny atau tidak. Namun sepertinya Fanny kelewat peka orangnya.

"Kamu ngehajar orang itu?!" tanya Fanny dengan nada suara yang sedikit meninggi.

Keterbisuan Teo bagi Fanny seperti jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Kamu tuh ya susah banget dibilangin. Aku ngelarang kamu berurusan sama orang itu karena aku khawatir. Aku takut kamu kenapa-kenapa. Kalau kamu sampai terluka lebih parah dari ini, aku gak bakalan baik-baik aja. Aku pasti terus-terusan akan nyalahin diri aku sendiri seumur hidup aku. Aku gak akan maafin diriku sendiri kalau ada apa-apa sama kamu, sayang. Asal kamu tau, kamu itu berharga banget di hidup aku." seru Fanny sambil menggenggam tangan Teo.

Real Friend? {TAMAT}Where stories live. Discover now