Empatbelas

124K 2K 150
                                    

Kalian nih yaaa, heran deh, masih aja gak puas🙃
Why? Kenapa sih? Kan di part sebelumnya udah puanjang gak ketulungan!!!

Kasihlah author ini napas👁👄👁

Cuma libur seminggu lebih sedikit aja udah kalang kabut, apalagi nanti libur setahun😗

Boleh di coba gak sih? Libur setahun?😋
Okey deh nanti ku pikir-pikir dulu...

Masih dengan gaun tidur yang terbalut menutupi tubuh indahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih dengan gaun tidur yang terbalut menutupi tubuh indahnya. Fanny melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke dapur. Rambut hitam panjangnya sudah wanita itu cepol, guna agar tidak menganggu acara masak memasaknya. Hari ini, Fanny maupun Teo sepakat untuk sama-sama absen dari jadwal kuliah. Sebenarnya Fanny sempat menolak karena hari ini berisi mata kuliah yang terbilang gampang, tapi Teo tetaplah Teo, laki-laki itu terus merengek agar Fanny mau bolos bersamanya.

Menu sarapan pagi ini sangat simple, hanya nasi goreng telur, karena Fanny sedang malas ribet. Selain itu, Teo juga tidak pernah protes jika di masakkan apapun olehnya, yang terpenting itu adalah makanan hasil masakannya. Bawang putih, bawang merah, sudah Fanny kupas dan potong kecil-kecil, tak lupa wanita itu juga menambahkan dua biji cabai rawit, karena Teo tidak terlalu bisa makan pedas.

Ketika Fanny sedang sibuk memindahkan masakannya itu ke piring, sebuah lengan tiba-tiba mendarat melilit erat perutnya bersamaan dengan bahu kirinya yang terasa berat.

"Kenapa gak bangunin aku hmm?" seru Teo dengan suara khas bangun tidurnya.

Sejenak, Fanny memejamkan matanya, merasakan tangan hangat Teo yang masuk ke gaun tidurnya, yang membuat gaunnya otomatis tersingkap. Tangan Teo mengusap perutnya.

"Kamu tidurnya nyenyak banget, jadi aku gak tega banguninnya." ujar Fanny sebelum berbalik menatap Teo.

Untuk kesekian kalinya, Fanny mengakui jika dirinya benar-benar jatuh cinta kepada Teo. Baru bangun tidur, dengan keadaan yang super lusuh, rambut acak-acakan, muka bantalnya, semuanya, entah kenapa itu malah membuat jantung Fanny berdebar. Wajah bangun tidur Teo benar-benar natural dan menggemaskan! Jika seperti ini, Teo terlihat seperti laki-laki yang polos dan lugu.

Cup~~

Teo mengecup singkat bibir Fanny karena tak tahan akan tatapan wanita itu. Tatapan Fanny membuat jantungnya tidak tenang. Tatapan itu terlalu dalam, membuatnya salah tingkah. Maka dari itu Teo harus menyadarkan Fanny, jika Fanny terus menatapnya seperti itu, Teo tidak bisa menjamin jika ia tidak akan berubah menjadi butter. Meleleh!

Meskipun terkejut karena mendapat serangan tiba-tiba di pagi yang sudah siang ini, Fanny menerbitkan senyumannya. Menyilangkan tangannya di leher Teo, kembali menatap mata indah laki-laki itu yang kini sudah resmi menyandang gelar kekasihnya.

"Want to play with me?"

Usai berucap seperti itu, dengan senyuman centilnya, Fanny menarik leher Teo, dan bibir mereka pun kembali saling bertemu.

Real Friend? {TAMAT}Where stories live. Discover now