36. The Person You Love Will Disappear

12.5K 1K 166
                                    

We do not adopt the narrative of victimhood or suffering.

We need comrades and fighters on our side for our fight.

Not those who sell us pity or send us supply cards...

-

Ahed Tamimi

🌸🌸🌸

Pada akhirnya, akad nikah Rindang batal dilakukan.

Rindang meminta izin pada Haji Rahmat dan kedua orangtuanya di ballroom tempat mereka dikumpulkan, juga di depan calon suami dan keluarganya. Haji Rahmat menyetujui permintaan Rindang dengan anggukan kecil dan tatapan mata kosong, sembari mengusap kepala Rindang yang sudah berhias sunting Melayu.

Begitu melihat Sang Patriark menyetujui permintaan Rindang, pihak-pihak lain dengan mudah menyetujui, dan Rindang segera diajak masuk untuk mengganti baju pernikahan dengan baju biasa.

Tim SAR Gabungan datang cukup cepat--Polisi, Basarnas, BPBD dan Damkar wilayah Kabupaten Bogor, berturut-turut. Mobil-mobil dinas mereka yang berwarna cokelat, orange dan merah berjajar memenuhi parkiran resor. Satu grup mewawancarai beberapa orang yang untuk mengambil keterangan yang diperlukan. Grup lain membongkar koper-koper warna orange dan mengeluarkan GPS handheld, telepon satelit, perahu karet, jaket pelampung, dan bergulung-gulung tali tambang besar. Mereka mulai memetakan aliran sungai dan merencanakan alur penyusuran.

Sementara Basarnas, Damkar dan BPDB menyusuri sungai, tim dari kepolisian menyisir tamu di ballroom dan meminta nomer kontak mereka, sebelum satu per satu mempersilakan mereka meninggalkan ballroom--atau kalau mau, pulang dan meninggalkan resor--dalam kelompok-kelompok kecil.

Keributan sempat terjadi karena beberapa anggota keluarga Haji Rahmat keberatan Ivan jadi salah satu tamu yang diperbolehkan meninggalkan resor, tapi polisi mengatakan, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Ivan tidak bisa dikenai pasal kelalaian yang menyebabkan orang lain kecelakaan.

Yang terjadi pada Nina murni musibah.

Lewat sore hari, ballroom sudah hampir kosong. Hampir semua tamu undangan sudah pulang Bus-bus yang membawa tamu dan Rindang sudah kembali ke Jakarta. Yang tersisa hanya keluarga Rindang, keluarga Mula, keluarga Ghyan, serta Haji Rahmat beserta seorang asistennya.

Karena sisa sedikit, mereka diarahkan untuk mengisi solarium--ruangan berdinding dan bertatap kaca yang menghadap ke taman dan ke arah sungai.

Tapi tidak ada yang sampai hati menikmati pemandangan yang tersaji di hadapan mereka; sangai berarus deras, tenda darurat dan petugas Basarnas dan BPDB hilir mudik di hadapan mereka.

Semua yang berada dalam ruangan kebanyakan memilih mengecek ponsel mereka, mencicipi cemilan yang disediakan, atau membaca majalah high-end yang halaman-halamannya licin mengkilat.

Beberapa kali, hujan turun sore itu.

Kemudian pukul 18.00 tepat, Gaza masuk ke dalam solarium, dan semua mata memandang ke arahnya.

***

Berada dalam ruangan itu dan mengatakan yang dia harus sampaikan membuat Gaza merasakan perasaan aneh; seperti polisi desa di komik detektif Jepang, lugu dan tidak becus.

"Cuaca dan waktu tidak memungkinkan untuk meneruskan pencarian, jadi sementara dihentikan, baru dilanjutkan besok pagi," ujar Gaza.

Love SickWo Geschichten leben. Entdecke jetzt