Twelve 12

104 22 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Zeyin berjalan mengikuti langkah lelaki di sampingnya, zeyin tersenyum ramah kepada setiap karyawan yang berpapasan dengannya dan lelaki di sebelahnya, mereka berada di kantor perusahaan tuan zhang, papa zhanghao.

Sesampainya mereka berdua di ruangan tuan zhang, anak lelaki itu membukuk memberi salam kepada ayahnya begitu juga dengan zeyin.

Tuan zhang tersenyum ramah melihat anaknya. "Papa kira kamu bakalan sendirian ke sini."

Zeyin merasa canggung ya walaupun dirinya sudah mengenal tuan zhang tapi rasa canggung tetap ada.

"enggak pa, tadi nya hao mau jalan jalan sama zeyin, tiba tiba papa chat nyuruh ke kantor," ucap zhanghao, tuan zhang beranjak dari duduknya menghampiri putra satu satunya itu.

"Ah gitu maaf ya gangu waktu kalian, papa cuma minta kamu tanda tangan berkas yang ada di atas meja papa, kalau udah kasih ke menejer papa ya."

"Ga-gapapa kok om zeyin sama hao masi ada waktu luang jadi ya gapapa ke sini dulu," ucap zeyin, tidak enak saja dengan tuan zhang.

Tuan zhang mengusap rambut zeyin lembut, ketahuilah saat zhanghao mengenalkan zeyin kepada tuan zhang dan nyonya zhang mereka sangat senang melihat zeyin.

"Om tau kalian mau ngedate, om juga pernah muda ya, jangan bilang om gak tau," ledek tuan zhang sambil terkekeh.

"A-apa sih pa hao sama zeyin cuma jalan biasa," ucap zhanghao tersipu malu.

Zeyin melirik zhanghao yang tengah malu akibat ledekan papanya, bagaimana lelaki itu sangat lucu saat malu pipinya menjadi merah.

"Udah jangan malu, oh iya jangan lupa di tanda tangan hao, cuma dikit kok, papa mau ngehadiri miting di bawah, hati hati kalo mau jalan jalan, yaudah papa ke sana dulu ya, zey, hao," pamit tuan zhang tak lupa ia mengusap lagi kepala zeyin dengan zhang hao bergantian, lalu pergi meninggalkan ruangan.

"Apa liat liat?" tanya zhang hao sambil melangkah menuju meja yang berada di depanya.

"Ciee malu malu," ejek zeyin ikut menghampiri Hao di meja.

Zhang hao menduduki kursi, sambil meraih pena yang berada di atas meja, tak lupa ia lihat berkas yang harus di tanda tangani.

"Astaga 50 lembar dikit kata papa?" kaget zhanghao, mulutnya terbuka melihat kertas di hadapannya.

Zeyin yang melihat zhanghao hanya terkekeh di sebelah lelaki itu. "Kerja yang ikhlas hao, cuma 50 lembar kok."

Zhanghao menghembuskan nafasnya pasrah, ia mulai menekan ujung pena pada kertas kertas yang harus ia tanda tangani malam ini.

Zeyin mengambil kursi yang berada di depan meja, ia geserkan kursi itu hingga berada di sebelah zhanghao, zeyin jadi teringat dengan ucapan tuan shen, saat menelfon nya tadi siang.

"Zey, jangan lupa dengan berkas penting tentang perusahaan itu, jika kamu berada di kantor tuan zhang jangan lupa kamu ambil berkas itu"

Zeyin menduduki kursinya, ia perhatikan setiap inci ruangan, namun yang ada hanya tanaman hias dan satu lemari besar yang berisi benda pajangan seperti guci guci kecil, dan di sana juga ada foto zhanghao dengan keluarga hanya itu.

Tidak mungkin berada di sana, zeyin mengalihkan pandangannya terhadap bingkai foto yang ada di atas meja, terlihat di foto itu sosok anak lelaki mungkin berusia sekitar 2 tahun tengan tersenyum dengan ice cream yang berada di tanganya.

Ini pasti zhanghao batin zeyin, mata anak di foto itu sangat mirip dengan zhanghao, zeyin tersenyum melihat foto anak lelaki di sebelahnya sangat imut, saat hendak meletakkan foto itu kembali di meja, pandangan zeyin teralihkan dengan lemari yang berada di bawah meja, zeyin pikir berkas penting itu berada di sana.

"Zey, gua ke wc sebentar," ucap zhanghao tiba tiba, zeyin mengalihkan pandangannya cepat, ia letakkan foto itu kembali di atas meja.

"I-iya." Zhanghao segera beranjak dari duduknya, berjalan menuju wc yang berada di ruangan ini.

Di rasa lelaki itu telah memasuki wc, zeyin berlutut, tanganya berusaha membuka lemari itu, namun sialnya lemari itu terkunci, gadis itu berdiri sebentar mengecek keadaan zhanghao yang masi berada di wc.

Zeyin kembali mencari kunci di atas meja, mungkin saja berada di sini, dan benar kunci itu berada di samping laptop tuan zhang, zeyin tersenyum senang, perlahan tangan gadis itu meraih benda logam yang berada di atas meja, saat mendapatkan ya dengan cepat zeyin kembali berlutut untuk membuka lemari itu.

Dan terbuka, lagi lagi zeyin tersenyum senang, ia berusaha mencari tumpukan berkas satu persatu, hingga ia mendapatkan berkas penting itu, perlahan zeyin ambil berkas itu dan benar ini berkas nya, tentang perusahaan ini dan kendala apa saja yang di alami perusahaan ini.

"Zey?"











Deg!


















Jantung Zeyin seakan berpacu cepat saat mendengar suara zhanghao, kenapa harus sekarang lelaki itu keluar? Aishh ia harus apa sekarang.

Gadis itu kembali menaruh berkas di lemari, dengan tergesa gesa sambil mengunci lemari itu kembali, setidaknya zeyin sudah mendapatkan kuncinya dan mengetahui di mana berkas itu berada.

Terdengar suara langkah kaki zhanghao mendekatinya, zeyin tergesa gesa mengunci lemari, tanganya sudah bergetar sekarang.

"Zey ngapain di bawah?" kunci itu terjatuh saat zhanghao telah berada tepat di samping zeyin.

"I-ini tali sepatu! iya tali sepatu aku lepas." gugup zeyin sambil berpura pura menalikan sepatunya, untung saja saat kunci itu jatuh berada di samping sepatu zeyin, tak menyia nyiakan waktu, zeyin langsung menginjak kunci itu agar tidak terlihat.

Zhanghao tak curiga sedikitpun malahan dia terdiam saat mendengar zeyin mengucapkan dirinya aku?

Zeyin beranjak setelah membenarkan sepatunya, ia tatap zhanghao bingung.
"Kenapa??" tanya zeyin hati hati, untunglah ia bisa berakting, jadilah wajah zeyin tidak begitu terlihat panik.

"Ga-gapapa, gua udah selesai ngerjain tugas, jadi jalan jalan kan?" Zeyin melirik tangan hao meraih handphonenya yang berada di atas meja, ia takut jika hao sadar bahwa kunci lemari itu tidak ada di sana.

"Jadi yaudah ayo, ntar keburu malem," jawab zeyin, syukurlah Zhang hao tidak menyadari kunci itu.

"Iya iya, gimana kalo kita ke myeongdong?" Zeyin mengannguk semangat saat mendengar daerah itu.

Zhanghao tersenyum melihat gadis di sampingnya, apakah dia menyukai gadis yang dua minggu ini sudah dekat denganya? Entahlah.

Sebelum meninggalkan ruangan tak lupa zeyin meraih benda logam itu menyimpannya di saku celana.




















































































































         Apakah rencana kali ini akan
                     berjalan mulus?




































____________________

Hampir aja ya kan, untung si zeyin sigap, jangan lupa votenya manteman!!

ʏᴇs ᴏʀ ɴᴏ [ ᴢʜᴀɴɢʜᴀᴏ ]Where stories live. Discover now