Part 11 : Menghindari Gilang

273 55 7
                                    

Setelah beberapa hari tidak berkunjung ke rumah Riana, tepat pada hari ini Gilang pun kembali datang. Lelaki itu menenteng paper bag berukuran lumayan besar di tangannya.

"Apa?" tanya Riana saat Gilang menyerahkan sebuah paper bag kepadanya.

"Oleh-oleh buat kamu," sahut Gilang. "Kalo ini buat Aiden dan yang lain," tambah Gilang lagi saat menyerahkan paper bag yang satunya.

"Oh, nggak jadi fotonya doang?" sindir Riana sengaja kala teringat pesan Gilang waktu itu.

"Nanti kamu marah lagi ke saya. Jadi makin susah bujukinnya," sahut Gilang tersenyum.

"Emangnya lo pikir sekarang gue udah nggak marah lagi?"

"Menurut kamu sendiri gimana?"

"Tau ah. Lo duduk dulu aja. Gue mau ambilin minum," ujar Riana sembari berlalu menuju dapur. Tidak berselang lama, Riana kembali dengan membawa dua gelas minuman dingin di tangannya.

Saat Riana hendak meletakkan minuman itu di meja, ia seperti hilang keseimbangan dan hampir membuat minuman itu tumpah. Tapi beruntung Gilang gesit menahan tangannya. Gara-gara hal itulah, Riana refleks menatap Gilang yang kebetulan juga sedang menatap matanya.

Riana dibuat terpaku untuk beberapa waktu. Ia baru menyadari jika yang Lolita ucapkan kalau Gilang memang ganteng ada benarnya. Apalagi jika dilihat dari jarak dekat seperti sekarang ini.

"Kamu nggak papa?" tanya Gilang yang telah sukses membuyarkan lamunan Riana. Gadis itu mengangguk lantas sedikit menjauh dari Gilang.

"Thanks. Gue ke dalam dulu," ujarnya sambil pergi menghindar. Entah mengapa ia merasa dadanya bergemuruh kencang. Baru pertama kali inilah Riana merasa ada yang tak wajar saat dirinya berdekatan dengan Gilang.

"Nggak! Nggak! Nggak! Gue nggak boleh suka sama dia. Lo harus sadar Riana, dia itu yang udah ngehamilin kakak lo. Dia papanya Aiden ponakan lo," gumam Riana pada diri sendiri.

Dari sekian banyak laki-laki di dunia, kenapa harus dadanya berdebar ketika di hadapan Gilang?

Gara-gara tak ingin jatuh cinta pada Gilang, Riana sebisa mungkin menghindari lelaki itu. Ia tidak pernah membalas pesan yang Gilang kirimkan. Pun, selalu mencari alasan agar tidak berada di rumah saat lelaki itu datang.

Gilang tentu saja kebingungan dengan sikap aneh Riana itu. Kalau awalnya Riana sering kesal dan berdebat dengannya, sekarang ini malah seakan tidak mau bertemu lagi. Ada apa sebenarnya dengan gadis itu? pikirnya.

***

"Lo lagi ada masalah, Na?" tanya Lolita pada Riana. Mereka sudah bersahabat sejak lama. Sehingga Lolita bisa langsung menyadari jika ada yang tak biasa dengan sahabatnya itu.

"Nggak kok. Kata siapa?"

"Kata gue, kata siapa lagi emang?"

"Sok tau banget deh lo." Riana sengaja tidak memberitahu Lolita kalau perasaannya pada Gilang mulai kacau. Ia merasa gengsi karena sebelumnya selalu menyangkal ucapan Lolita. Ia pun masih tidak percaya mengapa hatinya tergerak kepada orang yang sudah membuat hidup kakaknya berantakan.

"Bohong! Lo pasti lagi ada masalah ya 'kan?" tuntut Lolita.

"Oke, gue bakal jujur sama lo, kalo perasaan gue ke Gilang mulai nggak bener. Belakangan ini jantung gue tiba-tiba berdebar waktu dia natap mata gue."

"Fiks, kayaknya lo udah jatuh cinta sama dia, Na," simpul Lolita usai mendengar penjelasan Riana. Sebelumnya ia sudah menebak jikalau kisah Riana dan Gilang akan berakhir seperti sekarang mengingat Riana sangat membenci lelaki itu. Hanya saja Lolita tidak menyangka kalau akan secepat ini.

One & OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang