BAGIAN LAPAN BELAS

Start from the beginning
                                    

Entah sejak kapan Toman, bawang, cabai, dan beberapa bahan lainnya itu sudah tersedia, dimana Devan sudah memasukkan bahan-bahan tersebut kedalam minyak panas.

Mengerutkan keningnya bingung, Devan sedikit mengecilkan kompor gas. Menatap manik gadisnya yang terlihat akan menangis.

Entah sejak kapan Alya sangat cengeng. Namun tingkahnya ini berhasil meluluhkan hati milik Devan.

"Penawaran yang lain, selain mie geprek!"

"Tetap mau mie geprek!"

"Yang lain sayang," tatap Devan lembut, mengusap Surai coklat terang milik sang gadis dengan pelan.

Menghela nafas lelah, akhirnya Alya memilih untuk mengalah.

"Mie goreng"

"Hm" dehem Devan mulai memanaskan air dengan kompor yang tengah memasak bahan nasi goreng yang telah ia matikan.

Hening melanda, Devan yang sibuk merebus mie goreng dengan satu telur sesuai permintaan sang gadis. Sedang Alya? Gadis itu dengan tenang Dudu di meja bartender sambil memutar kursi bundar yang ia duduki, berusaha menghilangkan rasa bosan dalam dirinya.

"Bosan, hm?" Tanya Devan yang sudah meletakkan satu mangkuk mie dengan telur mata sapi diatasnya, mengusap surai gadisnya yang telah mendongak.

Tak menjawab pertanyaan Devan, mata Alya berbinar kala mie yang ia harapkan telah tersaji. Dimana Alya dengan cepat meraih garpu dan menyendokkan nya kedalam mulut.

Memperhatikan gadisnya yang makan dengan lahap. Devan tersenyum simpul, merasa bahagia kala gadisnya merasa bahagia seperti saat ini.

"Makasih" antusias Alya setelah menyelesaikan makanannya.

"Ayo tidur" ajak Devan meraih pergelangan Alya untuk pergi dari area dapur.

"Dimana?" Tanya Alya berhasil mengehntikkan langkah Devan.

"Maunya dimana?" Goda Devan meraih pinggang ramping itu semakin mendekat pada dirinya.

Syok melanda Alya. Tidak! Bukan ini yang Alya harapkan! Alya bertanya bukan karena ingin tidur dengan laki-laki itu, tapi kenapa. Pertanyaannya seolah mengejek Alya.

"Dikamar tadi lah!"

"Dikamar ada Celvin, yakin mau tidur disana?" Tanya Devan membuat Alya terdiam.

Apa maksud laki-laki ini? Celvin? Untuk apa Celvin pergi ke kamarnya—ah ralat! Maksud Alya adalah. Untuk apa Celvin berada di kamar tersebut? Bukankah ia sudah di berikan kamar privasi sendiri, walaupun Alya tidak dapat mengklaim itu sebagai kamar miliknya.

"Kok kamu tahu?"

"Tadi dia tanya kamu ke kamar kita, pas aku mau ngecek kamu. Cuman ada Celvin disana, makanya aku kebawah"

"Ooh" respon biasa dari Alya. Terlihat sudah terbiasa dengan hal itu.

"Jadi?"

"Apa?" Tanya Alya dengan kening yang mengeryit bingung.

"Mau tidur dimana, sayang?"

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now