TIGA BELAS

36 29 20
                                    

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚ ✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ︎✧ 🎧 ˗ˏˋ ꒰𝘈𝘓𝘖𝘙𝘈꒱ ˎˊ- ✩
┊ ┊ ✯ ᵃˡᵗᵉᶻᶻᵃ ᶻᵉᵒʳᵃ
┊ . ˚ ˚✩

∘₊✧──────✧₊∘

Altezza.

"Makasih ya, Al untuk hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Makasih ya, Al untuk hari ini. Kapan kapan lagi traktir ya." Ucap Zeora di ujung pintu tersenyum sambil melambaikan tangan.

Gue ikut melambaikan tangan. Ada rasa sesak di dada gue kala di restoran tadi. Gue tau Zeora gak pernah ketemu sama ayah dan ibunya. Dia bahkan gak pernah merasakan hadiah dari mereka.

Hanya hadiah tadi lah yang bisa gue kasih untuk Zeora. Maaf ya, kalo gue punya uang lebih lagi bakal gue kasih sebanyak yang Zeo mau.

Gue pikir ini hanya perasaan sementara saat bertemu dengannya pertama kali di koperasi kala itu. Tapi, kalo gue ingat ingat lagi ternyata Zeo adalah gadis kecil yang gue sukai saat kelas 5 sd yang lalu.

Terimakasih dan maaf untuk saat ini.

Gue langsung menancap gas meninggalkan pekarangan rumah Zeora. Menuju ke rumah dan melihat keadaan bunda, berharap ia baik baik saja saat bersama Dira.

"Bunda." Ucap gue langsung membuka pintu rumah.

"Selamat datang anak bunda. Kok panik gitu mukanya, sayang?" Tanya bunda. Beliau sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Dilihat dari jarak seperti ini sepertinya bunda tidak apa apa. Syukurlah,

"Dira mana bunda?" Tanya gue, ingin segera mungkin memulangkan Dira ke markas, gue gak pengen bunda melawan alerginya.

"Di kamar kamu, tadi Dira gak mau bunda gendong. Entah kenapa kucing itu." Jawab bunda sedikit kesal. Apakah bunda melupakan bahwa ia sedang alergi kucing? Untungnya Dira gak ingin digendong bunda.

"Dira emang gitu bund, yaudah Al bawa Dira pulang terus jenguk temen Al yang sakit dulu ya."

Bunda yang tadinya fokus pada televisi langsung menoleh kearah gue. "Temen kamu? Siapa yang sakit?"

"Zevano."

"Dia sakit apa?"

"Anemia."

════☆════

Sepulang dari rumah sakit, keadaan Zevano terlihat mulai membaik kata dokter ia hanya perlu beristirahat dan jangan terlalu sering beraktivitas.

"Langsung ke markas gak nih?" Tanya Hanif setelah berada di parkiran. Inti Andromeda berada di parkiran menunggu arahan dari gue.

"Kita harus selesai-in masalah ini secepat mungkin. Gue gak mau ibu bos Zeo kenapa-napa." Ucap Varel dengan nada seriusnya.

Yaps, mereka udah menganggap Zeo Bu bos Andromeda. Mungkin karena Zeora selalu merawat kami setelah balapan bahkan pertengkaran. Gue memaklumi itu sih.

𝐀 𝐋 𝐎 𝐑 𝐀Where stories live. Discover now